16. 🦋

7.9K 717 28
                                    

Hari ini hari kepulangan Lucas ke rumah. Ia sudah dikatakan sembuh oleh dokter dan diperbolehkan untuk pulang. Deluna sibuk membereskan baju yang dirinya bawa ke sini. Dan Prince juga menyempatkan dirinya untuk menjemput mereka berdua. Untung saja dirinya tidak terlalu sibuk di kantor, jadi dirinya bisa menjemput Lucas.

"Nah, ayo sayang. Ibu sudah selesai membereskan barang bawaan kita," kata Deluna sembari melayangkan senyuman manis pada Lucas.

Lucas mengangguk, "iya ayo," jawab Lucas dengan semangat.

"Jangan turun, tunggu ayahmu dulu. Sebentar lagi ayahmu akan sampai," kata Deluna sembari memperbaiki duduk Lucas.

Kening Lucas mengerut samar, "ayah ke sini?" tanya Lucas.

"Iya, katanya ayahmu akan menjemput kita. Ayahmu tidak membiarkan Ibu menyetir sendiri, takut hal-hal yang tidak diinginkan terjadi." Deluna menjelaskan sembari mengelus kepala Lucas.

"Nah, itu dia," ujar Deluna ketika pintu di buka dan muncul Prince.

"Semua sudah selesai?" tanya Prince sembari berjalan menuju Lucas dan Deluna. Dengan perlahan Prince menggendong tubuh Lucas ke gendongannya.

"Iya sudah, ayo keluar," balas Deluna sembari membawa tas yang berisi pakaian dirinya dan Lucas.

"Apa kau sudah merasa baik?" tanya Prince pada putranya itu sembari berjalan keluar dari rumah sakit.

Lucas mengangguk sembari menyenderkan kepalanya di leher Prince. Ia memeluk leher Prince dengan manja. "Ayah, aku ingin membeli es krim, apa boleh?" bisik Lucas di telinga Prince.

Prince menatap Lucas yang masih menyenderkan kepalanya di lehernya, "kau tanya kepada ibumu," ucap Prince sembari menunjuk Deluna dengan dagunya.

Lucas menatap Deluna yang berjalan terlebih dahulu, "aku tidak berani. Terakhir kali aku memakan es krim aku langsung flu, jadi aku tidak diperbolehkan makan es krim lagi," jelas Lucas dengan lesu.

"Maka jangan membantah, apalagi sekarang kau baru saja sembuh. Tentu saja kau tahu apa yang akan dikatakan oleh ibumu itu." Prince menggeleng kepala melihat raut wajah lesu Lucas.

"Iya, aku tahu apa yang akan dikatakan ibu padaku." Lucas mengangguk lesu.

"Sudahlah, jika nanti kau sudah sembuh total Ayah akan membelikan mu 2 es krim yang kau mau," ujar Prince sembari mengelus kepala Lucas sayang.

Lucas menatap Prince dengan berbinar, "benar? Tidak berbohong?" pekik Lucas.

"Hm, ya. Tapi, ingat harus patuh dan cepat sembuh total," jelas Prince sembari menatap Lucas dengan gemas.

"Yey! Sayang Ayah banyak, banyak sekali," girang Lucas sembari mencium pipi Prince bertubi-tubi.

Setelahnya Lucas kembali menyenderkan kepalanya di leher Prince. Ia melihat ibunya yang hanya diam di depan sana. "Ayah, ada apa dengan ibu?" tanya Lucas dengan nada suara yang khawatir.

Prince tak menjawab, ia mempercepat jalannya agar sampai ke tempat Deluna. Setelah sampai ia menyentuh puncak kepala Deluna dan mengelusnya dengan lembut. "Kenapa?" tanya Prince dengan suara lembut.

"Itu," tunjuk Deluna ke arah depan dengan jengkel.

Prince mengikuti arah tunjuk Deluna, terlihat di sana seorang laki-laki tengah berlari menuju ke arah mereka dengan semangat. Di tangan laki-laki itu juga terlihat buket bunga yang lumayan besar.

"Hai Prince, hai Lucas," sapa Agus dengan ceria ketika sudah sampai di hadapan mereka.

Lucas menatap laki-laki di depannya itu dengan kening mengerut. Ia seperti pernah melihat laki-laki itu, tapi di mana? Lucas sepertinya melupakan sesuatu hal yang menurutnya sangat penting. Tapi, ia mengangkat bahu tak acuh.

"Hai om," sapa balik Lucas. "Om siapa?" sambung Lucas.

"Oh? Em, aku calon..." Agus tampak gugup untuk mengatakan siapa dirinya bagi Lucas.

Deluna mendelik melihat Agus yang seperti itu. Sepertinya semuanya sudah berbeda, cara Agus untuk mendekati Prince juga sudah berbeda. Tidak seperti dulu yang mendekati Deluna dahulu.

"Oh, iya. Om bawa ini untuk kau, Lucas. Terima ya?" Agus dengan antusias menunjukkan buket bunga yang ada ditangannya.

"Terima kasih, om. Tapi, aku tak bisa membawanya karena itu terlalu besar untukku bawa," balas Lucas.

"Tenang saja, akan aku bawakan untukmu. Jadi, bolehkan aku ikut bersama kalian?" Kini tatapan Agus mengarah ke arah Prince. Ia mengabaikan Deluna sepenuhnya.

"Tak usah, biar aku saja yang bawa. Kau tak perlu repot-repot," tolak Deluna mentah-mentah. Ia langsung merebut buket bunga itu dari Agus dan langsung mengarahkan Prince untuk segera pergi ke parkiran untuk membawa mobilnya.

"Tapi, aku ingin ikut kalian," ucap Agus.

"Tidak diperlukan, terima kasih," ketus Deluna dan berlalu dari sana menyusul Prince yang sudah duluan.

Prince hanya diam saja bukan berarti ia menyukai keberadaan Agus. Hanya saja Prince menghargai Agus yang hanya berniat menjenguk Lucas. Tapi, jika laki-laki itu bertindak terlalu jauh maka Prince akan turun tangan.

🦋🦋🦋🦋🦋

"Ayo istirahat di kamarmu," kata Deluna ketika mereka berdua sudah sampai di rumah.

"Iya," jawab Lucas dengan mata sayu nya. Ia tak peduli dengan kejadian tadi di rumah sakit.

Deluna mengambil alih Lucas ke gendongannya. Ia berjalan ke arah kamar Lucas dan membaringkan Lucas di kasurnya. Menarik selimut sebatas dada dan mengecup kening Lucas dengan lembut.

"Tidurlah, Ibu akan keluar untuk membersihkan diri dulu," ujar Deluna.

Lucas hanya mengangguk-angguk kepalanya saja. Lalu menutup matanya dengan perlahan. Setelah memastikan Lucas sudah tertidur nyenyak Deluna keluar dari kamar Lucas. Berjalan menuju kamarnya yang ternyata sudah ada Prince di sana.

"Mas, kau tahu? Aku tidak suka dengan dia," kesal Deluna dan berjalan menuju Prince yang duduk di kasur mereka.

Prince menoleh ke arah Deluna, ia mengerutkan kening tak mengerti. "Siapa?" tanya Prince dengan bingung.

"Laki-laki yang tadi," kata Deluna dengan kesal.

"Kenapa?"

"Kau tahu? Dia sepertinya suka padamu," jujur Deluna dengan raut wajah serius. Lebih baik sekarang Deluna mengatakannya.

"Omong kosong apa yang kau katakan?"

"Aku berkata serius! Aku tahu dari sorot matanya ketika melihatmu," kesal Deluna.

"Mana mungkin? Aku laki-laki, bukan perempuan. Mana mungkin dia suka padaku?"

"Kau tak mengerti."

"Tentu saja."

Deluna menatap Prince dengan kesal. Ia lupa jika Prince tak tahu menahu tentang seorang laki-laki yang juga mempunyai ketertarikan kepada laki-laki lain. Deluna tidak tahu setelah itu apa yang terjadi, ketika dirinya bunuh diri.

Prince melirik Deluna yang sudah masuk ke kamar mandi, ia tidak tahu jika laki-laki bernama Agus itu menyukai dirinya. Mana mungkin? Ia merasa jijik dengan apa yang Deluna katakan. Agus menyukai dirinya yang juga seorang laki-laki?

"Hah, sebenarnya apa yang terjadi?" gumam Prince.

Tentu saja dirinya tidak tahu karena setelah kepergian Deluna, penyakit Lucas kambuh dan itu membuat Prince panik dan langsung membawa ke dokter yang selalu menangani Lucas selama ini.
Tapi, terlambat. Lucas tidak kuat dengan depresi yang dideritanya, ia meninggal ketika sudah sampai di rumah sakit tempat biasa mereka ke sana hampir setiap bulan. Hatinya hancur berkeping-keping mengetahui itu.

Akal sehatnya entah hilang ke mana waktu itu, karena ia kembali membawa tubuh tak bernyawa Lucas ke rumah dan ia melakukan hal gila. Menggantung dirinya di kamar dirinya sendiri dengan tubuh Lucas yang ia simpan di kasur miliknya.

TBC

Guys vote nya ya janlup

This Our Destiny (Repost)Where stories live. Discover now