19. 🦋

6.2K 548 11
                                    

"Ibu aku berangkat sekolah dulu bersama Ayah," pamit Lucas sembari mencium pipi Deluna. Ia melambaikan tangannya ke arah Deluna dan berlari menuju luar rumah untuk menunggu Ayahnya di sana.

"Hati-hati, sayang!" teriak Deluna merasa khawatir dengan Lucas yang malah mempercepat larinya.

"Tak usah khawatir, dia sudah besar," ujar Prince dengan tersenyum tipis.

Deluna mendelik mendengarnya, "Lucas masih berumur lima tahun, darimana nya yang sudah besar?" kesal Deluna.

"Sudahlah, jangan marah-marah, aku berangkat dulu, hati-hati di rumah," kata Prince sembari mengecup kening Deluna lama dan menggesekkan hidungnya dengan hidung Deluna.

Deluna memundurkan wajahnya sedikit menjauh dari Prince. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain agar tidak melihat wajah Prince. "Stop buat aku salah tingkah," gumam Deluna dengan pipi memerah.

Prince terkekeh gemas, ia mengacak rambut Deluna. "Kau sangat menggemaskan," gemas Prince dengan mencium pipi Deluna bertubi-tubi.

"Aku berangkat, kau berhati-hatilah di rumah," sambung Prince.

"Iya," jawab Deluna dengan singkat. Ia masih menenangkan jantungnya yang berdebar. Rasanya ia kembali ke awal-awal dirinya dan Prince yang baru menikah.

"Hati-hati," kata Deluna sembari berjalan mengikuti Prince mengantarnya sampai depan pintu. "Dadah sayang," teriak Deluna ketika Prince dan Lucas sudah mulai masuk ke dalam mobil.

Setelah mobil yang dikendarai Prince keluar dari gerbang rumah, Deluna berjalan kembali ke dalam rumah. Ia memegang pipinya yang masih memerah karena ulah Prince, ia dibuat tak berkutik ketika Prince sudah bertindak Romantis seperti itu.

"Nyonya, bibi merasa senang dengan tingkah laku tuan Prince yang semakin hari semakin romantis," suara itu mengagetkan Deluna yang sedari tadi melamun di tengah jalan menuju ruang keluarga.

Ia langsung menoleh ke arah suara itu yang ternyata adalah bibi Yuan. Terlihat dari wajahnya bahwa bibi Yuan merasa senang dengan keromantisan yang dilakukan nyonya dan tuannya itu. Karena dulu sekali tuannya itu jarang menunjukkan keromantisannya terhadap Deluna, tapi berbeda dengan sekarang.

"Bibi Yuan! Bibi mengagetkanku," kaget Deluna.

"Hehe, maaf Nyonya," kata bibi Yuan. "Karena saya merasa sangat senang jadinya saya langsung berbicara seperti tadi kepada Nyonya."

"Sudahlah, tak apa. Tapi, aku juga merasa sangat senang sekaligus aneh dengan tingkah laku Prince yang akhir-akhir ini selalu menunjukkan keromantisannya kepadaku, bi," ucap Deluna dengan kembali menerawang masa lalu dirinya dan Prince.

"Kenapa merasa heran Nyonya? Justru ini bagus bukan? Karena tuan sangat jarang menunjukkannya kepada Nyonya. Tapi, sekalinya menunjukkan keromantisannya selalu bikin bibi baper ketika melihatnya." Bibi Yuan menjelaskan dengan raut wajah berseri-seri.

"Ya, aku juga merasa sangat-sangat senang sekaligus bahagia menerima perlakuan manis dari Prince," papar Deluna sembari tersenyum senang.

Bibi Yuan hanya membalas dengan senyuman tulusnya. Ia menggenggam tangan kanan Deluna dengan lembut. "Berbahagia selalulah Nyonya. Bibi selalu berdoa untuk kebahagiaan keluarga Nyonya dan tuan Prince," ujar bibi Yuan dengan sangat tulus. Matanya memancarkan ketulusan yang membuat Deluna merasa terharu.

"Bibi Yuan, terima kasih karena selalu ada untuk kami, terima kasih juga untuk bibi Jang, untuk kalian berdua, karena selama ini selalu mendukung untuk Deluna dan Prince," balas Deluna dengan tersenyum haru.

"Bibi dan bibi Jang akan selalu ada untuk kalian bertiga, Nyonya."

Deluna langsung memeluk tubuh bibi Yuan dengan erat. Ia tak menyangka bibi Yuan selalu mendukungnya apapun keadaannya. Dulu, ketika Deluna berselingkuh dengan Agus, bibi Yuan dan bibi Jang selalu menasihati dengan lembut dan berkata apapun yang terjadi mereka berdua akan selalu ada untuk Deluna dan Prince.

This Our Destiny (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang