22. 🦋

4.4K 368 11
                                    

Lucas, ketika pertama kali ia melihat sang ibu membawa laki-laki asing ke rumahnya awalnya ia hanya menganggap jika sang ibu membawakan dirinya teman bermain. Tapi, ternyata semua yang ada di otak Lucas ternyata salah.

Setelah hari itu ia selalu melihat ayah dan ibunya bertengkar, dan Lucas mengira jika mereka seperti ayah dan ibu teman-temannya yang hanya bertengkar biasa. Tapi, lagi-lagi Lucas salah, mereka berdua bertengkar karena sang ibu yang membawa laki-laki yang semula Lucas anggap teman untuk menemaninya.

Menurut yang Lucas dengar ibunya berselingkuh. Lucas tidak tahu apa itu selingkuh, ia hanya terus menyaksikan pertengkaran mereka, yang saling membentak dengan suara keras.

Nyatanya itu semua mampu membuat trauma tumbuh secara perlahan. Ia selalu gelisah dan tak tenang jika mendengar suara bentakan lagi dan juga suara keras. Itu sungguh menyakiti dirinya.

Semulanya Lucas biasa saja. Tapi, karena terlalu sering melihat ayah dan ibunya bertengkar trauma itu semakin menjadi-jadi. Prince yang mengetahui itu langsung membawa anaknya ke psikiater anak untuk pengobatan.

Secara rutin Prince membawa Lucas ke dokter psikiater anak guna menyembuhkan anaknya, Lucas. Tapi, nyatanya trauma itu belum sepenuhnya sembuh apalagi puncaknya ketika terakhir kali melihat pertengkaran hebat antara Deluna dan Prince. Membuat trauma Lucas kambuh.

Ketika dibawa ke psikiater anak, Lucas tahu jika ia mengalami trauma karena ia selalu mendengar jika ayah dan dokter psikiater anak itu membahas tentang trauma. Ia juga selalu mencari di internet karena ia sudah pandai membaca dan selalu mencari tentang trauma.

Lucas merupakan anak yang gampang paham jika mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran atau apapun itu. Maka, kenapa ia tahu jika ia memiliki trauma karena ia tahu ketika ia tengah berobat karena selalu mencuri dengar ketika ayah dan dokter berbicara tentang dirinya dan perkembangan dirinya.

🦋🦋🦋🦋🦋

Sudah tiga hari Lucas dirawat di rumah sakit. Dan sudah tiga hari juga Agus tidak menggangu mereka bertiga. Itu membuat Deluna dapat bernapas lega ketika tidak mendapati gangguan dari Agus lagi.

"Sayang, anaknya Ibu, akhirnya kau sudah sembuh. Ibu sangat senang anak Ibu ini sudah sembuh." Deluna memeluk sayang tubuh anaknya dengan erat.

"Tentu saja! Aku, kan kuat. Jadi, aku cepat sembuhnya," jawab Lucas sembari tertawa memperlihatkan gigi-gigi susunya.

Deluna tersenyum haru ketika mendapati wajah ceria Lucas yang kembali datang. "Kalau begitu, ayo kita pulang," ceria Deluna.

"Apa ayah tidak menjemput kita?" tanya Lucas sembari menatap ke sana-sini guna mencari keberadaan sang ayah.

Deluna menggeleng, "ayah tidak bisa menjemput kita sayang. Karena ada meeting yang tidak bisa ditinggalkan. Tak apa, kan sayang?" tanya Deluna memastikan putranya itu.

"Yah." Lucas mendesah kecewa. "Tapi, tak apa. Nanti ketika ayah sudah pulang Lucas akan mengajak ayah bermain sampai puas," lalu wajah Lucas kembali ceria.

"Iya. Tapi, jangan kecapean. Kau masih harus beristirahat agar bisa kembali sekolah seperti biasa," peringat Deluna kepada putra kecilnya itu.

"Siap Ibu!" Lucas hormat dengan lucunya.

Gemas dengan itu semua. Deluna membawa tubuh Lucas ke gendongannya dan berjalan keluar dari ruangan Lucas. Tasnya sudah dibawa oleh bibi Yuan dan sudah terlebih dahulu keluar.

Tiba di depan rumah sakit, Deluna melihat seseorang yang sangat familiar baginya. Sontak saja Deluna berlari kecil sembari masih menggendong tubuh Lucas ke arah mobilnya di parkir. Setelah sampai ia langsung membuka pintu mobil bagian belakang dan masuk dengan Lucas yang ia dudukkan di pahanya.

"Ibu, kenapa berlari?" tanya Lucas merasa terkejut karena tiba-tiba saja Ibunya berlari.

Deluna tersenyum ke arah Lucas. "Tak apa sayang, Ibu hanya ingin cepat-cepat sampai mobil agar Lucas tidak merasa kepanasan," jelas Deluna dengan senyuman hangatnya.

Ia memindahkan tubuh Lucas di samping Bibi Yuan yang juga sudah duduk di sampingnya. Deluna langsung keluar dan berjalan ke pintu mengemudi mobil. Ia menyalakan mesin dan melajukan mobilnya meninggalkan area parkiran rumah sakit.

Diperjalanan tak henti-hentinya Lucas menceritakan tentang betapa membosankan nya ia selama di rumah sakit. Deluna dan Bibi Yuan hanya diam mendengarkan dan sesekali menjawab dan tertawa, mentertawakan tingkah Lucas yang lucu.

Tiba di rumah, mereka langsung turun dari mobil Bibi Yuan berjalan terlebih dahulu dan membukakan pintu rumah dan berjalan ke dapur untuk melihat bibi Jang, yang ternyata tengah mempersiapkan makan siang untuk Deluna dan anaknya.

"Selamat datang kembali ke rumah nyonya dan tuan muda Lucas," sapa Bibi Yuan dan Bibi Jang.

"Terima kasih, Bibi Jang dan Bibi Yuan," jawab Deluna sembari menatap mereka berdua dengan senyuman manisnya.

"Iya, makasih Bibi," timpal Lucas.

"Sama-sama nyonya dan tuan muda," jawab Bibi Yuan.

"Oh iya, ayo nyonya dan tuan muda ke meja makan untuk makan siang," ajak Bibi Jang mempersilahkan Deluna dan Lucas.

Deluna dan Lucas duduk di kursi meja makan dan Deluna menyuapi Lucas dan sesekali juga ia menyuapi dirinya sendiri. Setelah selesai makan Deluna membawa tubuh Lucas ke kamar anak itu untuk mandi.

"Makasih Bi. Oh ya, kalo Prince sudah pulang suruh Prince ke kamar kami ya, Bi." Deluna bangkit dari duduknya dan pergi dari sana setelah Bibi Yuan dan Bibi Jang mengangguk.

"Ibu, kapan ayah pulang?" tanya Lucas dengan penasaran.

Deluna menatap Lucas yang berada digendongnya. "Sebentar lagi ayah pulang, setelah meeting pentingnya selesai ayah akan langsung pulang," kata Deluna dan Lucas mengangguk tak sabar.

"Aku sudah tak sabar ingin bermain dengan ayah," jawab Lucas dengan mata berbinar-binar.

"Iya, sebaiknya Lucas tidur dulu. Setelah tidur Lucas bisa bermain bersama ayah sepuasnya," kata Deluna sembari membaringkan tubuh Lucas yang sudah wangi sehabis mandi.

"Tapi, Lucas ingin menunggu ayah pulang," ujar Lucas sembari menatap Deluna dengan puppy eyes nya.

Deluna menggelengkan kepala sembari telunjuk tangannya ke kanan-kiri. "No! Lucas harus tidur dulu, agar nanti tenaganya penuh dan bisa bermain sampai puas bersama ayah," tolak Deluna.

Mendengar larangan itu Lucas mendesah kecewa. Tapi, pada akhirnya ia menganggukkan kepalanya setuju untuk tidur terlebih dahulu untuk mengistirahatkan tubuhnya dan juga menambah stamina.

"Yaudah deh, Lucas tidur dulu."

Deluna tersenyum mendengarnya, ia membantu membaringkan tubuh Lucas dan menarik selimut sebatas dada anaknya itu. Dielusnya kepala Lucas dan diciumnya kening anaknya dengan cukup lama.

"Tidur yang nyenyak anak Ibu," ujar Deluna setelah selesai mengecup kening Lucas.

"Ibu, aku ingin dibacakan buku dongeng sebelum tidur," ucap Lucas menatap Deluna dengan mata yang sayup-sayup.

"Baiklah, tunggu sebentar Ibu akan mengambil dulu bukunya," setuju Deluna dan berjalan menuju meja belajar Lucas dan mengambil buku dongeng yang ada di sana.

Setelahnya Deluna kembali menuju kasur Lucas dan naik di sisi sebelah Lucas. Membaringkan setengah badannya dan mulai membacakan buku dongeng dengan suara lembut.

Ditengah-tengah cerita Deluna menatap Lucas yang sudah tertidur dengan dengkuran halusnya. Tersenyum Deluna memperbaiki posisi selimut yang berantakan. Turun secara perlahan agar tidak menganggu tidur Lucas, ia menyimpan kembali buku dongeng ditempatnya.

Keluar dari kamar Lucas dan menutup pintu kamar dengan perlahan. Ia berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu yang sudah terasa lengket dan akan ke ruang keluarga untuk menunggu Prince pulang bekerja.

TBC

Makin aneh apa nggak sih ceritanya?

This Our Destiny (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang