18. 🦋

6.3K 606 62
                                    

Deluna memandang pemandangan di depannya dengan geram. Lagi-lagi Agus, laki-laki itu sepertinya semakin gencar untuk mendapatkan perhatian Prince dan juga Lucas. Deluna tak habis pikir dengan laki-laki di depannya itu. Ingin rasanya Deluna menendang dan menjambak rambut Agus.

Tadi setelah membeli es krim dan kembali ke tempat mereka duduk tiba-tiba saja Agus datang dengan senyum cerahnya. Padahal Deluna merencanakan piknik di taman ini untuk menghilangkan segala penat yang ada di hati dan pikirannya. Tapi, sekarang?

"Kita pulang," putus Deluna sembari bersiap untuk membereskan semua barang bawaannya.

Lucas langsung menatap Ibunya itu dengan bingung. "Ibu, kenapa? Bukankah kita di sini sampai sore?" tanya Lucas.

"Tidak jadi. Kita piknik di rumah saja," ujar Deluna sembari memandang Lucas.

"Lucas, tak apa. Jika kau masih mau di sini biarkanlah Ibumu yang pulang duluan dan kau bersamaku di sini," timpal Agus dengan menatap Lucas dan Prince berbinar secara bergantian.

"Tidak! Kau tidak boleh mengikuti laki-laki ini, sayang. Karena kita tidak mengenalnya," jelas Deluna dengan sangat lembut.

"Tapi, kenapa om ini selalu muncul di sekitar kita?" ujar Lucas dengan bingung. Demi apapun ia bingung, sepertinya Lucas melupakan sesuatu yang sangat-sangat penting menurutnya. Apalagi dengan sikap Ibunya yang tidak terlalu welcome terhadap laki-laki yang tengah duduk anteng bersama dirinya dan kedua orang tuanya.

"Ibu tidak tahu, sayang. Lebih baik ayo kita buru-buru pulang." Deluna buru-buru memasukkan barang bawaannya ke keranjang yang dia bawa.

Lucas langsung menatap Prince yang sedari tadi diam. Prince menatap Agus dengan sedikit jijik, laki-laki itu selalu ada di sekitarnya dan juga keluarganya. Itu membuatnya merasa tak nyaman, dan juga itu membuktikan jika Agus masih mau mendekati istrinya itu, Deluna.

"Kita pulang!" tegas Prince kepada Lucas yang sepertinya tidak mau pulang.

Dengan pasrah Lucas mengangguk, ia membantu sang Ibu membereskan barang bawaan mereka. Ia belum puas bermain di taman ini, tapi apa boleh buat? Ia tidak mau membuat Ibunya marah dan juga Ayahnya marah.

Agus yang melihat mereka akan pergi buru-buru juga membereskan barang bawaannya dengan panik. Ia tidak mau ketinggalan dengan mereka, ia berencana untuk mengikuti mereka bertiga ke rumah mereka. Iya, dirinya akan bertamu kepada mereka.

Ia harus perlahan menyingkirkan Deluna agar semua rencananya berjalan dengan lancar. Apalagi sekarang sepertinya Prince menjaga jarak dengannya. Pasti itu karena Deluna yang menghasut Prince agar tidak berdekatan lagi dengannya.

"Tunggu aku! Aku akan ikut bersama kalian," pekik Agus dengan panik. Ia berdiri setelah selesai membereskan barang bawaannya, berdiri di depan mereka bertiga dengan senyuman cerah.

Deluna menatap Agus dengan tajam, "tidak ada tempat untukmu!" ujar Deluna dengan tajam.

Agus cemberut, ia menatap Prince dan Lucas dengan tatapan memohon. Prince mendengus jijik dengan ekspresi yang Agus tunjukkan untuknya. "Apa yang dikatakan istri saya itu benar, tidak ada tempat untukmu," kata Prince dengan dingin.

"Tapi, aku ingin ikut." Agus menunduk dengan sedih.

Lucas sedikit kasihan melihatnya, "Ayah, Ibu, biarkan om ini ikut dengan kita," suara Lucas membuat Agus mengangkat kepalanya dan menatap Lucas dengan berbinar.

Deluna menatap Lucas dengan bingung. Setahunya waktu pertama kali bertemu dengan Agus, Lucas menampilkan raut wajah tidak suka, tapi kenapa sekarang berbeda?

"Tidak ada tempat lagi untuk dia di mobil kita, sayang," jawab Prince dengan mengelus kepala Lucas, yang dijawab anggukan oleh Deluna.

"Tak apa, aku membawa kendaraan ku sendiri, jadi kalian tidak perlu khawatir," timpal Agus dengan cepat.

"Boleh ya?" Lucas menatap Deluna dan Prince dengan pandangan berharap. Bukan apa-apa, sepertinya om yang ada di depannya ini cocok untuk dirinya jadikan teman bermain, karena Lucas tidak punya teman bermain di rumahnya.

Deluna bimbang, ia sangat-sangat membenci Agus untuk bermain ke rumahnya. Tapi, di satu sisi Lucas ingin bermain dengan laki-laki bernama Agus itu. Ia lalu menatap Prince yang juga menatap Deluna seakan bertanya apa keputusan dari wanita itu.

Dengan berat hati Deluna mengangguk. Ia sangat tidak bisa menolak keinginan dari Lucas, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk memperbaiki hubungannya dengan anaknya itu menjadi lebih baik lagi.

"Hm, baiklah," pasrah Deluna mampu membuat Lucas menampilkan raut wajah senang dan tentu saja Agus lebih antusias dari pada siapapun.

🦋🦋🦋🦋🦋

Mereka semua sudah sampai dikediaman Prince dan Deluna. Lucas anak itu sedari tadi terus saja membuat Agus kelimpungan dengan keinginan yang banyak sekali. Itu membuat rencana Agus untuk mendekati Prince di rumahnya terhambat.

Seperti sekarang, Lucas membuat Agus seperti kuda dengan Lucas yang baik di punggung Agus. Wajah anak itu terlihat sangat bahagia sekali di atas punggung Agus. Itu karena Lucas jarang sekali bermain permainan seperti ini dengan ayahnya.

Deluna yang melihat dari kejauhan menahan tawanya. Ia cukup bersyukur dengan kelakuan Lucas yang membuat Agus seperti itu. Ia duduk di bawah pohon bersama dengan Prince dengan beralaskan karpet yang tadi ia bawa.

Sama halnya dengan Prince, ia cukup puas dengan pemandangan di depannya. Ia seperti mempunyai baby sister untuk putranya itu agar tidak sering mengganggu dirinya yang ingin selalu bersama Deluna. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Deluna dengan pandangan penuh cinta.

Tangannya terulur ke arah pundak Deluna dan menyenderkan tubuh Deluna ke tubuhnya sendiri. Ia juga mengelus kepala Deluna sayang. Ia meletakkan pipinya di kepala Deluna, dan mencium puncak kepala Deluna berkali-kali.

"I love you," bisik Prince di telinga Deluna mampu membuat bulu kuduk Deluna merinding.

Jantung Deluna berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Badannya menggigil mendengar pengakuan cinta yang jarang dilakukan oleh Prince. Sekalinya mengucapkan cinta seperti ini mampu membuat Deluna tidak bisa berkutik.

"A-aku juga," jawab Deluna gugup. Ia sungguh merasa seluruh badannya seperti jeli akibat mendengar pengakuan cinta dari Prince.

Alis Prince mengerut samar mendapati tubuh Deluna seperti tak bertenaga. Lalu ia tersenyum geli setelah mengetahui apa yang membuat Deluna seperti itu. "Kau lucu sekali," bisik Prince sekali lagi di telinga Deluna.

Buru-buru Deluna mengangkat kepalanya dari bahu Prince. Ia menatap Prince dengan gugup, sedikit memberi jarak dengan Prince. "Siapa yang lucu?" tanya Deluna sembari mengalihkan perhatiannya kembali ke arah Lucas dan Agus yang masih sibuk bermain.

"Tentu saja kau, sayang," ujar Prince sembari mendekatkan tubuhnya ke arah Deluna dan wajahnya dengan wajah Deluna.

"B-bisakah kau menjauh sedikit?" kata Deluna.

"Kenapa?" tanya Prince malah semakin mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan Deluna.

"Itu karena tidak baik untuk jantungku," lirih Deluna sembari menatap mata Prince yang mampu membuatnya tenggelam dalam tatapan itu.

Prince terkekeh, "aku tidak mau," bisik Prince dengan mengecup ujung hidung Deluna.

Sudah cukup! Deluna tidak tahan lagi, badannya semakin panas dingin diperlakukan seperti ini oleh Prince. "Jantungku berdebar dengan kencang," lirih Deluna.

"Kau lucu sekali." Prince langsung memeluk tubuh Deluna erat sembari mencium puncak kepala Deluna bertubi-tubi.

Agus yang melihat adegan Prince dan Deluna dari kejauhan itu menampilkan wajah masamnya. Ia tak terima dengan semua adegan itu. Ia ingin menghampiri mereka berdua dengan sesegera mungkin.

"Kuda mau ke mana!" teriak Lucas ketika melihat Agus yang akan beranjak pergi. Wajah Agus semakin masam, tapi ia ubah kembali karena tidak mau terlihat oleh calon anaknya.

"Ibu datang," gumam Agus lirih sembari menghampiri Lucas kembali.


TBC

Si Deluna tremor

This Our Destiny (Repost)Where stories live. Discover now