35.CTJ

15K 1.7K 57
                                    

Alesha kini berdiri tepat di halaman rumah yang lumayan luas, cukup untuk mereka berdua. Faqih, meminta Izin kembali membawa Alesha hidup bersama nya. Setelah turun dari motor Alesha terus memperhatikan rumah di depan nya.

"Wah MasyaAllah rumah Aa glow up,"

Faqih tersenyum merangkul pinggang Alesha untuk masuk ke dalam. "Silakan humaira.. "

Alesha tak henti henti nya mengucap rasa syukur dalam hati atas keberhasilan suami nya. "Rumah Aa beneran kan?"

Faqih menggelengkan kepala yang membuat Alesha menatap nya bingung.

Faqih membawa Alesha duduk di ruang tengah di sana, ia membuka sebuah map biru. "Ini bukan rumah Aa, ini rumah milik kamu sepenuhnya." ucap Faqih yang membuat Alesha meneteskan air mata nya.

"Tapi kan Aa-"

"Sepenuhnya milik kamu, sayang." potong Faqih.

Alesha memeluk Faqih erat, menyalurkan rasa cinta dan kasih sayang yang amat besar untuk laki laki tampan di samping nya. "Makasih banyak A,"

"Maaf cuma bisa segini dulu ya,"

"Ini lebih dari cukup A,"

Faqih mencium ubun ubun Alesha lama, ia sangat mencintai wanita di hadapan nya ssekarang. Mereka membenahi rumah itu sampai sore hari, mulai dari kamar mereka hingga halaman depan, mereka lakukan bersama sama, ralat hanya Faqih karena Alesha hanya membenahi kamar saja, Faqih tak tega jika melihat istri nya yang hamil itu melakukan banyak pekerjaan.

Sore ini Faqih mengajak Alesha berjalan jalan, sebelum besok Alesha kembali kuliah dan Faqih akan bekerja

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Sore ini Faqih mengajak Alesha berjalan jalan, sebelum besok Alesha kembali kuliah dan Faqih akan bekerja. Ia membawa Alesha mulai dari taman hingga berhenti di toko donat yang diketahui itu "F'shaDonuts"

"Lho ini udah jadi ya? Intan waktu itu ngajakin ke sini lho A, katanya bagus tempat nya. Jadi gak sabar buat masuk." cerocos bumil itu.

Faqih tersenyum lagi lagi dan lagi. "Ini punya kamu,"

Tiga kata yang membuat Alesha terkejut, "hah maksud nya a?"

"Ini milik kamu sayang," Ulang Faqih.

"Ini?" Alesha menunjuk toko donat di depan nya, Faqih mengangguk mantab.

"Jangan bercanda A,"

"Demi Allah ini semua milik kamu."

Seorang pegawai di sana menghampiri Faqih dan Alesha yang masih di depan toko. "Mari pak, buk."

"Sudah saya siapkan yang bapak mau," Lanjut pegawai itu.

Faqih dan Alesha masuk, di satu meja terdapat kue yang lumayan besar di atas nya bertulis "selamat datang bu bos"

"Aa ih berlebihan." Alesha memukul lengan Faqih pelan.

"Tidak berlebihan kalau untuk kamu,"

Alesha memeluk Faqih yang lumayan tinggi dari nya, wanita itu sedikit berjinjit dan

Cup.

"Aa tau gak? Di sini--" Alesha menunjuk dada nya sendiri.

"Cuma Aa yang berhasil masuk di sini, aku kunci rapat rapat biar gak akan pernah pergi." goda nya.

Faqih tertawa pelan, istrinya tidak berubah masih sering menggoda nya. Harus kuat iman karena Alesha sedang hamil muda.

**

Alesha terbangun dini hari karena mendengar suara air kamar mandi yang menyala, Ia meraba samping nya ternyata Faqih tidak ada. Sudah hampir sepuluh menit pintu kamar mandi tak kunjung terbuka, wanita hamil itu mendekat dan mengetuk pintu itu pelan.

"Aa? Aa di dalem kan?" tanya nya terus mengetuk pintu, tak ada jawaban dari dalam hingga pintu terbuka menampilkan Faqih dengan full senyumnya.

"Iya humaira, " balas Faqih dengan suara serak nya.

Mata Alesha menelusuri seluruh wajah Faqih, wajah yang habis di bilas air dan tunggu tunggu mata laki laki itu memerah? Apa Faqih habis menangis?

"Aa mata nya kenapa merah?!"

Faqih tersenyum dan membawa Alesha agar berbaring di ranjang. "Gak apa apa."

Alesha duduk di atas ranjang dan menyipitkan mata nya ke arah Faqih. "Abis nangis ya? Jujur ih!"

Faqih menggeleng. "Aa gak apa apa sayang."

"Hiks, masa Aa bohong si." Alesha menangis karena Faqih tak mau berkata yang sebenernya.

"Aa habis nangis kan? Hiks.. Aku nakal ya?aku Buat Aa nangis?" tanya wanita itu.

Faqih mengelap air mata nya istri nya pelan. "kamu gak nakal sayang, A-Aa nangis juga bukan karena kamu."

Alesha melebarkan mata nya. "Tuh kan bener Aa abis nangis, hiks.."

"Ssst.. " Faqih menaruh telunjuk nya di atas bibir Alesha.

"Jujur!" desak Alesha.

Faqih membetulkan posisi nya bersender di kepala ranjang dan menepuk nepuk kaki yang agar Alesha duduk seperti biasa di sana. "Sini humaira, sayang."

Hap!
Dengan senang hati Alesha langsung saja melompat duduk di atas paha Faqih. Kelapa Alesha di bawa menyender ke dada milik Faqih.

"Kenapa ih!?" Tanya Alesha.

Faqih mengelus surai hitam milik Alesha dengan lembut, ia mencium dalam dalam aroma rambut milik Alesha.
"Allah baik banget."

"Allah kirimin Aa istri yang baik, pengertian, segala nya buat Aa. Dan sekarang Allah juga ngirimin rezeki yang lebih dari cukup buat kita, toko donat milik kamu bulan depan buka cabang baru, Allhamdulilah."

"Aa merasa jadi manusia gak pantes buat dapetin itu semua." Lanjut Faqih.

Cup

Dengan tiba tiba Alesha mencium bibir Faqih yang membuat Faqih shok berat.
"Aa pantes dapetin itu semua, jangan ngomong begitu. Syukurin apa yang udah Allah kasih." tegur Alesha.

Hening.

Tak lama Alesha menyolek dagu Faqih, "Aa kiw!" Ia mengedipkan sebelah mata nya.

Faqih menatap Alesha penuh tanda tanya.

"Mau bobo, peluk ya?" mohon bumil itu.

Faqih merebahkan tubuh nya dan memeluk Alesha, ia mengeratkan pelukan nya saking gemas dengan bumil di depan nya ini.

"Uhuk! Aa ih kekencangan!" omel Alesha yang kesusahan untuk bernapas.

Faqih terkekeh pelan. "Maaf dan selamat tidur, Zaujati." kehangatan dan kenyamanan menyalur di antara mereka berdua hingga mereka terlelap.

Bersambung...

butuh saran nama.. Cewe/cowo bebas ye

BABAY👋

couple till jannahDonde viven las historias. Descúbrelo ahora