14. CTJ

17.9K 2K 321
                                    

Faqih mengantarkan istri nya sampai depan kampus. "Loh a' gak parkir di dalem aja?."

"Saya gak kuliah sekarang."

"Lho? Kenapa a'? kan dapet beasiswa sampai lulus."

Faqih mengambil tangan Alesha dan  mengelus nya lembut "saya punya kewajiban buat hidupin dua orang, jadi mulai hari ini saya bekerja."

Mata Alesha berkaca kaca. "Aa' ihh pria paling bertanggung jawab yang aku kenal, aa' gak kuliah demi aku sama ibu.. Pasti daddy mommy aku bangga anaknya punya suami kayak aa' Faqih."

"Makasih ya a'. " Ucap nya di akhir.

"Saya harusnya yang berterima kasih, kamu mau menjadi pendampingan hidup saya, walaupun ekonomi saya berbeda jauh sama keluarga kamu."

Cup

Faqih mencium tangan istrinya. "Doakan saya ya."

"Pasti a', hati hati."

..

"Jeya!!." Panggil ketiga abang nya itu.

"Bentar bang, manggil Intan dulu."

Ya mereka memang sering berkumpul bersama di kantin.

"Faqih kemana?tumben gak liat." Tanya Razzan.

"Faqih gak kuliah lagi bang."

"Hah!? Kenapa??." Kaget ketiga abang nya itu.

"Faqih kerja sekarang." Alesha menceritakan nya dengan senyum bangga.

"MasyaAllah.. " Kagum mereka.

"Terus si Adam dia mana?. " Tanya Haqi.

Kebetulan Adam lewat di samping mereka "tuh!!!"

"Woi dam! Sini bareng kita." Ajak Fawaz karena tau Adam pasti tak punya teman dekat lagi di kampus.

Adam tersenyum canggung. "Eh iya bang."

"Sendiri aje lo." Haqi menepuk nepuk pundak Adam.

"Faqih kan gak ada bang."

Fawaz geleng geleng kepala. "Kasian gak punya temen..pasti kesepian."

Plak.

Razzan menoyor pala adik nya yang kurang asem itu.

"Mau gabung jadi temen kita gak?. " Tanya Razzan.

"Emang boleh bang?"

"Boleh lah!!"

"Tapi ada syaratnya."

"Apa tuh."

"Kita bertiga bakal tes hafalan lo." Kata Fawaz.

"Bang emang syaratnya harus itu?. "

"Iyalah! Nanti kita kalo lagi jalan jalan bis ganti gantian jadi imam." Kata Haqi.

"Berteman sama kita bukan tentang kekeluargaan doang, tapi agama juga paling penting. Biar saling membimbing satu sama lain." Jelas Razzan.

"Mau bang! Mau banget, punya temen gini."

"Oke temenan, kita sering nightride lo boleh kan keluar malam?" Adam mengangguk.

"Oke final, kita nambah satu orang."

. .

Kini Faqih pulang pukul 8 malam, dengan wajah lelah namun masih menampakkan senyum terbaik untuk sang istrinya di rumah.

Alesha sedang memanaskan sop dan membuatkan Faqih teh hangat dengan daster sebatas lutut.

"Assalamu'alaikum"

couple till jannahWhere stories live. Discover now