6.CTJ

16.8K 1.9K 36
                                    

"Oh jadi ini yang di tembak sama Hibban tapi sok sokan nolak, sok suci banget!"

Jalan zeya di halangi oleh dua seniornya, yang berpenampilan seperti tante tante girang, sela dan mara.

"Maaf kak permisi saya mau lewat." Ucap zeya sopan.

Sela memegang kerudung zeya dengan jijik "sok suci, cowok seganteng Hibban lo tolak. Bodoh!"

"maaf kak itu hak saya untuk menolak, gak ada hubungannya sama kakak."

"Berani jawab gue?!. dasar yatim piatu!"

Deg

Hati nya mencelos begitu saja, mendengar penuturan seniornya ini. Ada ribuan jarum yang menusuk hatinya.

"yatim piatu aja sok suci." Timpal mara.

"saya punya abi dan buna!"

"Mereka kan orang tuanya Razzan sama Fawaz, sedangkan orang tua lo? Gak ada"

"AHAHAHAHAH" Tawa ledek mereka terdengar di telinga gadis itu.

"ibu lo meninggal karena lahirin lo! Jadi lo itu pembawa sial! "

BRUGH

Fawaz datang menghajar sela, ia menendang kaki sela dari belakang.

"jangan ganggu adik gue,bacot! "

"Kok lo kasar si sama cewek." Sendu sela yang baru saja dibantu berdiri oleh mara.

"Gue gak peduli! Pergi lo sekarang atau gue bisa lebih main fisik dari tadi." Tekan Fawaz.

Mendengar teriakan Fawaz, Razzan dan Haqi datang menghampiri mereka.

"ada apa waz?"

Fawaz menghiraukan pertanyaan Razzan ia berjalan mendekati zeya yang tengah tersenyum, seakan menyembunyikan kesedihannya.

"Sini peluk, nangis aja." Fawaz membawa zeya kepelukan nya.

Zeya menghapus air matanya di pelupuk mata, dan tersenyum hangat ke arah abang nya "zeya gak nangis, zeya kan kuat. Makasih ya bang."

Tidak! Fawaz tau zeya ingin menangis tapi mungkin karena ada banyak orang disini. Kejadian tadi pertama kali nya bagi zeya.

Zeya pergi dari hadapan mereka, sedangkan Razzan meminta penjelasan dan Fawaz menjelaskan ucapan ucapan yang sela dan mara lontarkan untuk adiknya.

Di sisi lain tepat nya di belakang mushala kampus zeya duduk memegangi lutut nya ia menangis sejadi jadinya.

"Hiks.. Zeya bukan anak pembawa sial, zeya punya abi sama buna disini kalo di surga zeya punya mommy sama daddy."

"kangen kalian, aku gak pernah liat wajah kalian... C-cuma dari foto, Kata buna dulu daddy sama mommy nungguin banget zeya lahir, tapi kenapa kalian pergi?"

"Andai saya halal bagi mu, akan saya hapus air mata mu yang berjatuhan itu, Alesha."
Batin laki laki yang sedang mengintip di samping mushala , ya dia tadi mendengar penuturan buruk Sela pada Zeya.

. . .

Sampai rumah Zeya banyak diam, tentu Razzan dan Fawaz tau masalahnya.

"jangan di pikirin ya. dia mau ngatain kamu apapun itu kamu tetap adik kita." Razzan mengelus kepala zeya yang tertutup khimar.

"Ada apa? " Tanya Alzam.

"A-anu bi-

" Abi emang nya Zeya anak pembawa sial ya? Mommy meninggal karena lahirin zlZeya kan?" Ucap Fawaz tadi terselak oleh zeya.

Qia langsung pindah posisi di samping gadis itu. "kata siapa sayang? Ada yang bilang gitu? " Zeya mengangguk.

"mommy meninggal karena takdir, kalo mommy gak lahirin Zeya dengan cara lain juga kalo memang sudah takdir nya di panggil juga akan di panggil."

"Daddy Zeya kenapa pergi juga? "

"Karena Daddy kamu rindu mommy kamu, jadi nya nyusul tapi mereka selalu awasin Zeya dari atas kok, yakin deh sama buna." Ucap Qia menenangkan.

"Aku Anak yatim piatu.."

"Kata siapa? Kamu punya abi sama buna kok, siapa yang bilang? Biar nanti abang abang kamu urusin." Ucap Alzam dengan senyum hangat.

"Tadi udah di tendang sama bang Fawaz bi orang nya sampe jatoh." Adu zeya.

"Masih kurang gak tendangannya? " Tanya Fawaz.

"Gak, nyakitin orang gak baik tau bang ih.. Main asal nendang nendang aja."

"Dia duluan mah gapapa kita bales."

"Tapi keren tau bang, dateng dateng tiba-tiba melayangkan tendangan." Zeya memberi jempolnya pada Fawaz.

"Iya lah siapa dulu yang ajarin." Razzan membanggakan diri sendiri.

"Ajarin aku juga dong bang, masa bang Fawaz doang yang di ajarin." Pinta zeya pada Razzan.

"Besok ada waktu kosong gak?"

"Ada, sore."

"Yaudah besok sore abang ajarin."

Kini percakapan mereka sudah terganti, zeya juga sudah melupakan ucapan seniornya tadi. Ya walaupun masih ada sedikit sakit si, tak apa ia memaafkan.

🍄🍄

"Jagoan jagoan nya abi, abi minta tolong ya jagain zeya lebih lagi."

Kini mereka bertiga tengah berada di ruang kerja Alzam.

"Iya abi, maaf tadi kita lalai."

"Maaf juga tadi Razzan kurang jaga zeya nya."

"Adik kalian perempuan, hati nya lemah di kata katain dengan ucapan seniornya pasti sakit, cuma dia sembunyikan, karena kalian punya adik yang kuat. harus di jaga ya apalagi dari cowok cowok luar sana."

"Kalian juga, harus tetep jaga batasan sama yang bukan mahram, jangan ada yang pacaran nanti abi sunat lagi tanpa sisa."

Eh buset serem juga si bapak.

Mereka berdua membidik ngeri mendengar ancaman abi nya itu. "Iya abi enggak kok."

"Jangan cuma karena takut sama ancaman abi, tapi takut juga sama Allah semua yang kalian lakuin di dunia ada pertanggung jawabaan di akhirat."

"Siap abi, besok kita jaga zeya terus di kampus!" Jawab si kembar serempak.

"Berarti besok harus ikutin zeya terus nih biar gak ada yang gangguin." Batin Fawaz

"Jangan kamu intilin dia juga, jaga dari jauh. Dia juga pasti gak bebas kalo di ikutin kalian terus terusan."

Fawaz menggaruk tengkuk nya yang tak gatal "eheheh iya abi."

"Serem banget kayak cenayang"

"Abi hanya manusia biasa bukan cenayang."

"Udah ah takut serem abi bisa baca pikiran aku!! " Fawaz lari keluar.

"Adik mu loh bang itu." Ucapnya pada Razzan.

"Anak abi juga itu."

Bersambung..
B

ABAY👋

couple till jannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang