15. CTJ

17.4K 2K 195
                                    

Gadis ehh wanita wanita.

Wanita cantik nan manis ini tengah mengurung suaminya dalam pelukan.
"aa' pusing... "

Faqih mengcek suhu tubuh Alesha. "Kamu demam sayang, jangan di biasain begadang cuma untuk ngerjain tugas yang deadline nya masih lama."

Alesha kini mengecurutkan bibir nya. Di elus elus kek! Malah di ceramahin!.

"aku pusing malah di omelin." Cibir nya.

Faqih mengelus pipi mulus istrinya lembut. "Saya gak marah cuma bilangin kamu aja biar gak kebiasaan."

"sama aja." Alesha memunggui suami nya itu.

Ngambek ceritanya.

Faqih berdiri dan berjalan keluar kamar.

Darah Alesha semakin naik, kesal, di tambah pusing jadi satu.

tak lama Faqih datang dengan semangkuk bubur dan teh hangat.
"Humai.. bangun dulu yuk makan."

"Gak mau makan a'."

"maaf tadi ninggalin kamu, saya bikin bubur dulu."

"Makan dong biar pusing nya ilang." Bujuk Faqih.

"Suapin... " Dengan senyum yang menerkah Faqih menyuapi dengan perlahan bubur ke dalam mulut sang separuh jiwa nya.

sepuluh menit kemudian makanan sudah ludes tak tersisa. "Masih pusing, hm?."

Alesha mengangguk pelan.

"Sini tidur dekat saya." Faqih menunjuk lengan nya sebagai bantalan kepala Alesha.

"Aku belom setoran murajaah sama aa'."

"Hari ini kamu saya bebasin dari hafalan."

Alesha merapatkan tubuhnya ke dada suaminya. Tangan Faqih bergerak untuk mengelus elus punggung sang istri.

"Allahumma sholli 'ala Sayyidina.."

"Muhammadin thibbil qulubi wa dawa-iha..."

"wa'afiyatil abdani wa syifa-iha."

"wa nuril abshori wa dhiya-iha wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallim."

Lantunan sholawat Faqih ucapnya di setiap malam, sebelum mereka tidur. Suara itu sangat candu di pendengaran Alesha, sampai sampai tak mau wanita lain mendengar suara merdu suaminya.

🍄🍄

Setelah pulang kampus tadi Alesha membenahi rumah. Dari menyapu, mencuci piring dan mengepel.

"Neng.. " Panggil suara wanita lemah dari arah kamar.

Buru buru Alesha mendatangi sang ibu mertua. "Ada apa bu?."

"Tolong bantu ibu ke kamar mandi ya, kaki ibu sakit."

Ina dengan segala penyakitnya. Entah itu dari faktor luar atau memang sudah usianya. Sering cuci darah karena memiliki gagal ginjal semenjak kepergian suaminya.

Dengan hati hati Alesha membantu Ina ke kemar mandi.

"Makasih neng." Ina mengelus pinggang menantunya itu.

Alesha tersenyum. "Sama sama bu, aku mau lanjut ngepel lagi ya. Kalo ada apa apa panggil aku aja." Ina mengangguk.

"Assalamu'alaikum." Faqih baru saja pulang dari kerjaannya pukul 9.

"Tumben a' biasanya pulang jam 7." Tanya Alesha.

"Iya tadi saya lembur."

Alesha menarik kursi untuk suaminya itu. "Makan dulu a' abis itu mandi."

Faqih tidak duduk sama sekali. "Saya udah makan di luar tadi."

Alesha menerjabkan matanya bingung, tumben sekali suaminya makan di luar biasanya juga ia pasti izin kalau makan diluar. Apalagi pulang malam tapi ini tidak izin sama sekali.

Alesha menunggu Faqih selesai mandi, "mau aku pijitin gak a'?"

"Gak usah, kamu tidur aja." Faqih Memunggungi Alesha.

Aiih hati Alesha benar benar sakit, kenapa suaminya jadi seperti ini.. Tolong Tuhan Alesha takut..

..

"Maaf ya saya gak bisa antar kamu dulu."

Alesha menurunkan bahu nya kecewa
"Yahh.. Bang Razzan sama bang Fawaz juga gak bisa jemput aku katanya."

"Yaudah deh aku naik angkot aja." Sambung Alesha.

Setelah bersalaman Faqih keluar terlebih dahulu. Ia menatap Alesha yang entahlah author nya juga gak tau ape ape.

Di kampus Alesha tidak melihat ke tiga abang nya. Hanya ada Adam dan Intan.

Apa mungkin salah satu abang nya sakit?. Atau ada keperluan sama abi?.

"Zey, bang Razzan sakit." Ucap Intan yang tengah terduduk di kantin.

"Apa? Sakit apa? Kok aku gak di kasih tau." Alesha sedikit kecewa karena dirinya benar benar tidak di beritahu. Apa dirinya sudah tidak penting lagi?.

"Ntan nebeng ya nanti pulang." Pinta wanita muda itu.

"Yahh aku sama Adam zey, maaf ya mobil aku lagi di bengkel."

Alesha mangut manggut saja, selepas pulang dari kampus ia akan berkunjung ke rumah orang tua nya.

"gak jenguk bang Razzan Zey?. " Tanya Intan.

Alesha mengangguk "kayaknya abis pelajaran selesai deh."

"Titip salam ya, gue gak bisa dateng. Abis ngater Intan gue ada acara." Ucap Adama tak enak hati.

"Iya dam."

🍄🍄

Entahlah hari ini Alesha benar benar ingin menangis di jalan. Mengingat kejadian semalam.. Apa jangan Jangan Faqih itu aslinya jahat ya? Pikirnya.

Padahal Faqih yang ia kenal tak seperti semalam, Faqih selalu menghargai masakan nya. Sebelum ke rumah orang tua nya Alesha ke rumah suami terlebih dahulu untuk berganti baju dan mandi.

Ia menatap baju baju nya di lemari.

aa' udah gak sayang aku ya?.

Aku siap siap pindah ke rumah buna aja deh, takut aa' berubah..

Semalem aja aa' diemin aku.

Semua pikiran negatif sudah ada di benak Alesha.

Ceklek.

"Neng.." Panggil Ina.

"Iya bu." Alesha membiarkan koper koper itu dan berjalan mendekati Ina.

"Astaghfirullah neng mau kemana? Neng mau pindah? Ada masalah sama anak ibu?."

Alesha menggeleng tapi matanya sudah mengeluarkan cairan bening.
"Aa' gak sayang aku lagi bu."

"Gak mungkin gak sayang neng, pasti salah faham.. Coba di bicarakan lagi ya. Neng jangan kemana mana."

"Semalam aa' diemin aku, aku gak tau letak kesalahan aku. "

"Aku mau ke rumah buna dulu ya bu, assalamu'alaikum."

"Neng.. " Panggil Ina sendu, namun Alesha tetap berjalan keluar.

Aa' jahat.

Aa' berubah tanpa aku tau alasan nya.

Apa jangan jangan ada perempuan yang lebih cantik dari aku?.

Udahlah dari pada memikirkan hal itu lebih Baik memikirkan abang nya yang sedang sakit.

Bersambung.

Babay👋

couple till jannahWhere stories live. Discover now