5.CTJ

18.3K 2K 19
                                    

Sekarang Zeya Dan intan resmi jadi maba di sini.

"Zey pasti seneng nanti!" Ucap intan dan hati.

"Kenapa si? Senyam senyum gak jelas,serem ih" Tegur Zeya.

"Liat nanti"

Setelah perkenalan diri tadi sekarang semua maba berjalan ke kelas baru nya, pembagian kelas sudah di tempel di mading besar di sana.

"Yuk ah ke kelas." Ajak Intan.

"Yuk " Mereka jalan ke kelas. Memang mereka bareng berkat orang dalem nya si intan.

"Assalamu'alaikum" Salam mereka berdua.

Deg

Mata zeya berhenti di laki laki yang duduk nya depan tepat samping pintu.

Laki laki yang di tatap itu menyinggung senyum.

Sedangkan intan sudah senyam senyum tak jelas, ah dia seneng bisa menyatukan Zeya dan Faqih dalam satu kelas. Tentu adam juga ikut karena semua itu request nya si Intan.

"Intan.. " Zeya berjalan ke arah intan yang duduk di barisan belakang.

"Ini semua ulah kamu?"

"Iya dong, intan yang minta sama papah ahahah" Ucapnya pelan.

"Gak tau ah mau kesel tapi seneng." Jujur Zeya.

🍄🍄

"Eh kita satu kelas sama intan sama alesha tuh qih" Ucap adam pada Faqih yang duduk di sebelahnya.

"Zeya, alesha panggilan hanya untuk saya. Kamu jangan ikut ikutan."

"Eh iya zeya."
"Gausah galak gitu."

"Permisi." Kakak tingkat itu masuk kelas zeya. Ada apa pikir beberapa orang di sana sedangkan sekarang jam istirahat.

"Zeya, boleh minta no HP nya gak?" Ucapnya the point.

Zeya ragu, tak biasa menyimpan no laki laki yang bukan mahram.

"Emm.. "

"Gue hibban, temen kelas abang abang lo juga. Jadi aman aja." Hibban mengulurkan tangan pada zeya.

"Maaf bukan mahram" Zeya menangkup tangan nya.

"Eh sorry."

"Boleh gak?"

Dengan sedikit paksaan akhirnya zeya memberi no nya pada Hibban.

Ternyata Ada api yang berkobar di depan sana, tapi apa boleh buat? Dirinya tak punya hak untuk marah.

..

Seminggu sudah zeya jadi maba di sana. Si Hibban juga sering kali mendatangi kelas zeya.

Padahal kembar sudah melarang karena adik nga cerita kalau dia itu risih. Apalagi terang terangan Hibban menatap Zeya.

Dan sekarang ia membawa zeya paksa ke belakang gedung, hanya berdua.

Tadi zeya sedang menunggu intan mengantri makanan tapi Hibban lebih dulu menarik nya ke belakang gedung.

"Anu zey, gue suka sama lo."

Zeya hanya menunduk takut saya, ia tak biasa seperti ini rasanya dosa begitu besar.

"Liat gue zey, jangan nunduk mulu."
Hibban mengangkat kepala zeya dengan memegang pipi nya.

Tak sengaja dua orang yang sedang berjalan melihat mereka, siapa lagi kalo bukan Faqih dan Adam. "Astaghfirullah."

"Sabar qih sabar, gak cemburu kan?"

"Saya tidak memiliki hak." Lalu mereka pergi dari sana.

Zeya sudah menangis kulit nya tersentuh laki laki yang bukan mahram nya.

couple till jannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang