27. CTJ

14.1K 1.7K 50
                                    

Alesha menangis sejadi jadi nya di dalam kamar mandi, ia merasa bahwa Faqih percaya diri nya telah mencuri. Tapi demi Allah Alesha tidak mengetahui mengapa bisa uang sebanyak itu berada di dalam tas nya.

Tok tok

Faqih mengetuk pintu kamar mandi, ia yakin bahwa Alesha ada di dalam sana.

"Alesha, saya minta maaf atas pertanyaan saya tadi."

"Saya benar benar gak bermaksud apa yang kamu pikirin. saya percaya kamu akan selalu percaya." ucap nya dari depan pintu.

"Hiks, " hanya terdengar isakan dari dalam sana.

"Hei, keluar dulu ya? saya tau ucapan saya salah tadi, sayang."

Alesha menghapus air matanya, sudah sepuluh menit ia berada di kamar mandi. wanita itu menarik napas nya dalam dalam, "Aku kuat,"

Ceklek.
Ia melewati dapur yang terlihat ada Faqih di sana, Faqih sedang membuatkan teh hangat untuk Alesha.

"Sini dulu, bicarain baik baik." panggil Faqih.

Alesha mengacuhkan itu, ia berjalan ke kamar dengan mata yang baru saja mensinisin Faqih.

Faqih mengikuti Alesha dari belakang, "maaf, maksud saya bukan seperti itu."

Alesha berbalik menghadap Faqih, ia menampilkan senyum manis nya. "Gak apa apa A"

Faqih membawa Alesha ke dalam pelukan nya. "Maaf bikin hati kamu sakit dengan perkataan saya,"

"Saya sangat percaya kamu, tapi saya takut, takut kamu kekurangan uang pemberian saya. "

"Saya tau saya tidak sekaya keluarga kamu, maaf juga udah buat kamu malu punya suami kayak saya. bener kata pak Arul, saya gak punya apa apa, " bisik Faqih lirih di telinga Alesha.

Hati Alesha sakit mendengar penuturan Faqih, apa ia sakit hati dengan perkataan Pak Arul tadi? Sungguh Alesha tak peka, ia tak berpikir bahwa Faqih juga merasakan sakit dengan menuturan dosen nya tadi. Ia membalas pelukan Faqih.

"Maaf A, tapi beneran aku g-"

"Iya saya sangat percaya kamu, habibah."

**

Sore ini Faqih mengajak jalan Alesha, ia tak tega melihat Alesha yang terus terusan di rumah dan menatap buku, pasti wanita itu sangat jenuh.

Dan mereka berdua telah sampai di sebuah taman yang cukup alami dan ramai pengunjung, tentu tukang jajanan berjejer rapih di sana.

"Mau apa hm?"

"Emang boleh jajan?" tanya Alesha balik.

Faqih mengelus puncuk kepala Alesha singkat. "Boleh dong,"

Dengan langkah semangat Alesha berjalan menuju gerobak yang bertulis papeda gulung. "Bang mau lima ribu,"

"Siap neng, "

Faqih datang dengan membawa susu coklat kotak di tangan nya dan menyodorkan ke Alesha yang sedang menyaksikan abang papeda membuat pesanan nya.

"Makasih A, Aa mau papeda juga?"

Faqih menggeleng. "Nanti saya icip punya kamu aja sedikit."

"Oke deh,"

Setelah lima menit papeda itu jadi, mata Alesha menelusuri penjuru taman itu. Mencari target untuk ia beli.

"Telur gulung apa cilor ya?" Sungguh pilihan yang sulit woii!.

Alesha mengetuk etuk dagu nya dengan jari seraya memikir keras apa yang harus ia beli.

"Dua dua nya aja, kalo kamu mau." suara pria yang membuat mood Alesha makin naik.

"Beneran A?" Faqih mengangguk.

"Apapun untuk kamu,"

Alesha berlari seperti anak kecil kegirangan mendapat mainan baru, ia memesan telor gulung dan cilor di sana.
Faqih setia memantau istri nya dari kursi taman yang ia duduki.

Setelah semua target Alesha terbeli, ia duduk di samping Faqih.

"Aaa dong, " Pinta Alesha menyodorkan satu tusuk papeda pada Faqih.

Dengan senang hati Faqih menerima suapan itu.

"Faqih, " Panggil suara yang datang menghampiri mereka.

Faqih tersenyum kecil menanggapi wanita di depan nya.

"Apa kabar? Udah keluar dari kampus ya denger denger,"

"Iya, saya sudah tak berkuliah."

"Lho, ini kan yang waktu itu nyenggol aku di bus kan? Kok kalian bisa bareng? Bukan nya Faqih itu-"

"Sekarang dia istri saya, Aisyah."

Aisyah membelakan mata nya terkejut, kapan mereka menikah? Apa ia keduluan oleh Zeya? ia tak menyangka bahwa mereka akan menikah.

"Ooh, istri ya, selamat ya."

Alesha hanya tersenyum manis, ia tahu Aisyah sejak SMA hanya tak dekat karena berbeda kelas dan di kampus juga mereka berbeda jurusan. Saling mengenal nama saja.

"Kalo gitu aku duluan ya," Aisah menunduk tersenyum.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam,"

Sepeninggal nya Aisyah, Alesha menampakkan wajah badmood nya. Pokoknya ia sangat kesal pada gadis itu, saat ia tak sengaja menyenggol Aisah di tangga bus waktu mau camping. Pasalnya Alesha Menyenggol hanya sedikit saja tapi drama nya behh melebihi film azab apalagi pas Faqih datang. Dari sana Alesha tahu bahwa Aisah menaruh hati pada suaminya.

"Kenapa sayang?" Tanya Faqih yang melihat raut tak enak dari istrinya.

"Gak apa apa, udah yuk cari tempat lain,"

Alesha langsung berdiri dan berjalan ke arah parkiran.

Faqih yang peka kenapa Alesha badmood dan wanita itu tidak memeluk Faqih dari belakang, Faqih menarik tangan Alesha agar memeluk nya.

"Jangan cemburu,"

"Aa ngomong apa sih?"

"Jangan cemburu, saya gak pernah suka sama dia."

"Hah? dia siapa?"

"Aisyah,"

"Jangan sebut namanya aku gak suka," Ketus Alesha, bukan seram tapi itu membuat Faqih menyinggung senyum nya.

"Saya akan terus sama kamu sampai jannah nya Allah,jika kamu gak bosan dengan saya."

**

Dug!
Alesha tersandung batu yang berada di depan rumah nya. Faqih yang sedang memanaskan motor dengan sigap ia menahan tubuh Alesha agar tak menyentuh tanah.

"Ya Allah, makasih A aku tadi buru buru mau ke kampus."

"Saya yang antar aja,"

Faqih menyalakan motornya sebelum itu ia menendang jauh jauh batu yang membuat istri nya hampir terluka itu. "Kenapa kamu bisa di sini? Istri saya hampir terluka gara gara kamu, "

Alesha di buat tertawa oleh tingkah Faqih. mengemaskan sekali Ya Allah.
"Aku gak apa apa A"

"Gak bisa itu batu ngelunjak banget,harus di buang jauh jauh."

Alesha membawa Faqih duduk di motornya. "Udah ngomelnya a aku telat eheheh,"

"Pegangan, saya ngebut nih." aba aba Faqih.

Ngeng!

"Allahuakbar," Alesha hampir saja terhuyung kebelakang jika tidak cepat memeluk Faqih.

Bener bener dah si Faqih.

Bersambung. ..

couple till jannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang