10.CTJ

19.6K 2.3K 304
                                    

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan." Ucap Faqih dengan satu tarikan napas, air mata nya jatuh begitu saja. sang dambaan hati kini telah resmi menjadi istri nya.

"Allhamdulilah, semoga Sakinah mawaddah warohmah." Alzam memberi senyum termanus pada Faqih yang baru saja berjabat tangan dengan nya.

"Saya serahkan putri saya eluruhnya pada kamu."

"Terimakasih om."

"Abi saja, kamu sudah jadi anak abi."

Pernikahan mereka dilakukan sangat sederhana, di sebuah masjid daerah jakarta. Saking sederhana nya para tamu undangan hanya keluarga dan kerabat terdekat saja yang di undang.

Kini Zeya eh BENTAR BENTAR berhubung gadis itu sudah jadi milik Faqih, kita ganti nama panggilan nya jadi Alesha okee?

Inget! Alesha!

Sekali lagi Alesha.

Alesha ye..

Kini Alesha di tuntun oleh Qia dan Ina, berjalan menuju Faqih yang dari tadi menatap istri nya penuh takjub.

"Ulurin tangan nya sayang." Bisik Qia.

Dengan tremor Alesha mengulur kan tangan nya ke Faqih. Dengan perlahan Faqih menyambut tangan istri nya itu.

Sret!

Tidak jadi, Alesha kembali menarik tangan nya lagi. "Bunaa takut.."

Qia terkekeh pelan "gak apa apa sayang, rileks."

"Gak akan dosa jika kalian bersentuhan." Ina mengenggam tangan Alesha dan Faqih lalu di satukan.

Sret!

Kini giliran Faqih yang malu malu. Rasa nya berbeda, ini gak akan dosa kan? Pikirnya.

"Buset! Lama bener."

"Bantuin waz." Suruh Razzan.

Fawaz menarik tangan Faqih dan Alesha lalu ia kunci lama dalam genggamannya "rileks yuk..rasain dulu kehangatan nya.."

Faqih menatap Alesha dalam, lalu tersenyum di balas juga senyum oleh Alesha.

"Cium sekarang." Aba aba Fawaz.

Alesha mencium punggung tangan Faqih lama.. Ia menangis terharu.

Faqih menaruh tangan nya di ubun ubun Alesha. "Bismillahirrahmanirrahim.. "

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."

"Terimakasih, terimakasih telah mau menerima saya menjadi kekasih halal mu, Humaira.."

Blush

Makkk jrengg!! Pipi Alesha bersemu merah, menahan gejolak asmara yang menjalan di tubuh nyaaa!! Rasanya ia ingin jingkrak jingkrak sekarang juga.

🍄🍄

Acara selesai sore hari, Kini Alesha tengah merapikan baju baju nya dalam koper. Ada rasa sedih karena ia akan berpisah dari keluarga nya, namun apa boleh buat jika sudah punya suami.

"Maaf Alesha, sementara kita tinggal sama ibu saya ya?." Faqih menurunkan Koper dari motornya.

"Gak apa apa."

"Kalau sudah ada rezeki InsyaAllah saya belikan rumah untuk mu." Alesha hanya mengangguk saja, tak begitu memikirkan harta.

"Assalamu'alaikum." Salam mereka berdua.

"Waalaikumsalam, masuk anak anak ibu." Jawab Ina dari dalam.

Rumah Faqih ada satu lantai dan Dua kamar tidur saja, di tengah ada rumah tamu di belakang ada dapur, cukup sederhana.

"Faqih, ibu boleh pulang ke Bandung? Biar kamu di sini sama istri kamu saja. Ibu tidak mau gabung dengan rumah tangga kamu nak, takut ganggu."

Alesha menggeleng "gak ibu, ibu di bandung sendiri? Mending di sini sama kita. Gak ganggu sama sekali kok malah Aku seneng. "

Setelah acara pembukan dengan Ina, Faqih dan Alesha membersihkan kamar mereka.

"Maaf jika rumah ini terlalu kecil daripada rumah mu yang dulu."

"Gak apa apa Faqih.. Jangan minta maaf mulu, kita mulai semua dari nol." Faqih tersenyum.

"Alesha."

"Iya?."

"Bisa kamu jangan manggil saya Faqih? Saya sekarang suami kamu."

"Tolong panggil saya aa saja."

"a-a-a." Ucap Alesha gugup.

"a- aa Faqih."

Faqih tersenyum "iya humaira."

Blush

Tolong Alesha tak terbiasa dengan panggilan ituuuu!!! Aduh jadi saltinggg.

. .

Malam nya Alesha membuatkan Faqih teh hangat, ia menghampiri Faqih yang berada di meja belajar nya di dalam kamar. Seperti melamun tapi melamunkan apa?.

"A'a teh nya."

Tak ada jawaban dari Faqih. Alesha menepuk pelan pundak Faqih.

Tap

"Maaf! Saya belum siap, jangan unboxing saya dulu." Ucap nya cepat.

"Eh?" Alesha bingung, ia menyentuh suami nya untuk memberikan teh saja tidak lebih.

"T-tapi aku-"

"B-bukan saya gak mau, saya mau tapi saya belum siap lihat kamu kesakitan."

"Hah?"

BENTAR BENTAR KOK MALAH BAHAS ITU SIIII!! ORANG NIATNYA CUMA MAU NGASIH TEHHH.

"A'a aku cuma mau ngasih teh buat a'a."

Blush

Wajah Faqih merah bak kepiting rebus, bisa bisa nya dia keceplosan ngomong gitu. "T-terimakasih."

Alesha berjalan ke arah ranjang, merebahkan diri nya. Tak lama diikutin Faqih yang ikut merebahkan tubuh nya di samping Alesha.

"Humaira? Sudah tidur?."

"Belum a'."
"Ada apa?."

"Boleh saya lihat mahkota mu?, jika belum siap tak apa saya tunggu kamu siap."

Alesha tersenyum "tapi gak dosa kan a'?."

Faqih tertawa pelan "pahala malah."

Alesha duduk menghadap Faqih, lampu kamar sedikit redup karena hanya lampu tidur yang menyala.

"S-Silahkan sudah hak a'a." Ucap nya sedikit gugup.

Tapi kata buna apapun yang suami mau atau perintahkan harus di lakukan! Harus di taati karena itu sudah memang tugas istri.

Faqih bangun dan membuka perlahan jilbab yang di gunakan Alesha.

Alesha memejamkan matanya takut jika tak sesuai ekspetasi suaminya itu.

"Jamilah.. "

"Apa? Aku mirip mulan jamilah?." Alesha membuka mata nya perlahan.

Faqih menjawil hidung istrinya gemas. "cantik sayang."

"A'a juga ganteng." Goda nya balik.

"Tidur ya.. Pasti capek kan. A'a gak unboxing kamu dulu." Ia membawa istrinya tidur ke alam mimpi.

"F-faqih kok beda si."

"A'a bukan Faqih aja."

"Iya, A'a Faqih."

"Sudah halal saya bebas ngapain aja sama kamu." Singkat nya.

Bersambung..

Jujur kgk sanggup author nulisnya!!! Saya jombs dan iri!

Komen yg banyak! Gamau tau

Babayyy👋

couple till jannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang