KEADAAN ALFAREL

11.5K 652 9
                                    

PLAK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLAK!

"Kenapa cucu saya seperti ini!" Suara Satria meninggi usai menampar wajah Abraham.

Melihat cucunya terbaring dibrankar rumah sakit dengan banyak peralatan medis melekat di tubuh Alfarel membuat Satria tidak habis fikir.

"Sudah saya katakan sejak awal jika kamu tidak mau membesarkan Alfarel biar saya yang membesarkannya. Kamu membenci Annisa bahkan membenci saya tapi apa anak tidak bersalah itu juga harus menjadi korban Abraham?" Suara Satria melunak menatap Abraham, anaknya tidak mengatakan sepatah kata pun sejak kedatangannya.

"Pa? Apa Papa berfikir jika saya yang melakukan semua ini? Apa Papa pernah bertanya lebih dulu atau mendengarkan penjelasan saya? Tidak pernahkan. Papa selalu menyimpulkan semuanya sendiri, mengambil keputusan sendiri, semua harus berjalan sesuai kehendak Papa tanpa memikirkan orang lain." Abraham membalas tatapan Satria.

"Alfarel itu anak saya Pa, tidak pernah sedikit pun terbesit dibenak saya untuk membuat Alfarel seperti ini. Papa tidak perlu khawatir, saya akan menemukan orangnya dan menyelesaikan masalah ini. Abraham meminta dengan sangat Papa tidak perlu mencampuri urusan ini."

Abraham pergi meninggalkan Satria, ini keluarganya. Abraham bukan anak kecil yang masih bergantung pada orang tuanya, ia sudah mempunyai kehidupan sendiri dan mempunyai tanggung jawab atas keluarganya.

Helaan nafas keluar dari mulut Satria, ia mendekat ke pintu melihat keadaan cucunya.

Wajah Alfarel membengkak dan membiru akibat pukulan yang tidak segera ditangani, ia juga kehilangan banyak darah akibat luka tusukkan membuat organ dalamnya ikut terluka. Andai saja pertolongan lebih cepat tubuhnya tidak akan sekarat seperti ini.

Cucunya baru saja menyelesaikan operasi, keadaan Alfarel juga belum memperlihatkan kemajuan. Lelaki itu masih terbaring lemah tak sadarkan diri.

Seseorang datang mendekati Satria sebelum itu ia membungkuk hormat kepadanya.

"Sampaikan dengan singkat," ucap Satria dengan tatapan masih pada Alfarel.

"Alfarel berada di panti asuhan selama seminggu, setelah itu ia mendapatkan sebuah surat. Membuatnya mendatangi gedung itu, keesokkan harinya seorang gadis juga di bawa ke sana. Saat ditemukan Alfarel sudah tidak sadarkan diri dengan banyak luka disekujur tubuhnya, gadis itu juga ditemukan berada di dekat Alfarel. Terdapat pisau ditangan gadis itu," jelas tangan kanan Satria itu.

"Jadi?"

"Untuk saat ini, gadis itu menjadi tersangka atas penusukan Alfarel. Karna diseluruh tubuh dan pakaian gadis itu terdapat darah Alfarel."

"Kau yakin hanya ada gadis itu di sana?" Satria membalikkan tubuhnya.

"Iya Tuan."

"Pastikan tidak ada yang tau tentang masalah ini, tutup rapat. Dan beritahu Abraham untuk menemui saya nanti malam."

NAYIYALFAREL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang