JAGA JARAK

26.9K 1.4K 11
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




"Makan, jangan cuma diaduk aja." peringat Bara kepada Nayiya yang sejak tadi hanya mengaduk makanan di piring.

Mereka sedang berada di meja makan, Alfarel masih ada dan ikut bergabung bersama mereka. Bara dan Alfarel duduk bersebelahan, lalu Nayiya duduk tepat dihadapan Bara.

"Makanan lo dipiring bukan dimuka Adek gue!" Bara melirik kesamping dimana sejak tadi Alfarel terus memandangi Nayiya.

Setelah pertengkaran tadi, Bara memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu sekaligus menenangkan fikiran. Lalu ia mengajak Alfarel berbicara empat mata dan meminta maaf karna sudah memukulnya tadi.

Siapapun yang berada di sana pasti bisa merasakan suasana begitu canggung apalagi bagi Nayiya. Tangan gadis itu gemetar walaupun sudah berusaha menutupi, ia syok karena Alfarel ingin menciumnya ditambah melihat Bara begitu marah tadi. Apa yang harus ia lakukan sekarang.

Mereka menyelesaikan makan malam dengan tenang, Bara mengajak Alfarel untuk pergi ke kamar dan Nayiya mencuci piring. Untunglah Nayiya ditinggalkan sendirian sehingga bisa mengambil nafas sebentar. Ia tidak menghabiskan makan malamnya, rasanya sulit sekali untuk menelan makanan yang sudah dikunyah.

Setelah mencuci piring Nayiya mencuci tangan sampai bersih. Ia berjalan menuju kulkas mengambil susu kotak strawberry lalu menuangkan ke dalam gelas.

Otaknya kembali mengingat saat Alfarel hendak menciumnya tadi, jika Bara tidak datang apa yang akan terjadi dengan mereka. Nayiya melirik ke jendela yang ditutupi tirai di dapur, hujan masih tetap turun dengan deras seperti enggan untuk berhenti.

"Nay."

"Astaga!" refleks perempuan memakai piyama strawberry itu berbalik, ia menatap Alfarel yang sudah berada di belakangnya.

Alfarel mendekat ke arah Nayiya hingga tubuh bagian belakangnya menyentuh meja marmer dapur.

"Gue mau minta maaf soal tadi."

Nayiya menghindari tatapan lelaki itu, memilih untuk menatap ke arah lain.

"I-iya gak apa-apa kok Kak."

"Coba liat ke sini." Tangan Alfarel memegang dagu gadis  ini, mengangkatnya membuat mereka saling bertatapan.

"Gue gak tau kenapa, tapi lo harus tau tiap deket sama lo gue selalu begini" ungkap Alfarel, ia meraih tangan mungil itu dan menempelkan di dadanya.

Nayiya bisa merasakan dengan tangannya jantung Alfarel mendetak begitu cepat, matanya menatap dada Alfarel bertanya-tanya dalam hati kenapa seperti ini.

NAYIYALFAREL (END)Where stories live. Discover now