PERJODOHAN

14.4K 763 19
                                    

"Permisi Tuan muda, saya ingin mengantarkan pakaian untuk anda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Permisi Tuan muda, saya ingin mengantarkan pakaian untuk anda."

"Mana sini," ucap Alfarel mengambil pakaian yang masih ada di dalam plastik dari asisten rumah tangga.

Alfarel menutup pintu kamar meletakkan pakaian itu di atas ranjang. Ternyata Kakeknya benar-benar akan menjodohkan Alfarel. Ia mengusak rambutnya asal bagaimana cara menghindari pertemuan itu.

"Sial!" umpat Alfarel.

Setidaknya ia harus melihat siapa perempuan yang dijodohkan dengan Alfarel, ya setelah itu Alfarel akan menolak untuk dijodohkan dengan gadis mana pun. Ia keluar dari kamar menuju ruang kerja Ayahnya, Alfarel memasukkan password pada pintu itu ternyata tetap sama Abraham tidak mengubahnya.

Kepalanya mendongak melihat ada berapa cctv yang dipasang di ruangan ini. Alfarel berjalan menuju meja kerja Papanya kemudian menggeledah setiap sisi dan membuka laci. Alfarel ingin mengambil handphonenya kembali, ia tidak mau membeli handphone baru karna sudah banyak kenangan bersama Nayiya di sana.

"Nah!" ucap Alfarel berhasil menemukan ponsel. "Nih gue ambil ya." Alfarel mendekatkan wajah dan ponsel ke arah cctv di dekat meja kerja Papanya lalu melesat kabur dari sana.

Padahal malam ini adalah malam minggu, Alfarel ingin sekali mengajak Nayiya jalan-jalan. Namun karna tua bangka Abraham membuatnya harus terkurung di dalam rumah, beberapa pengawal masih ada di sekitar rumah membuat Alfarel kesulitan untuk kabur.

Ia kembali ke kamar lalu mengecas handphone, Alfarel duduk di tepi ranjang. Menghidupkan handphone yang sudah mati, ia tersenyum melihat wallpaper layar hpnya foto Nayiya.

Tanpa mengulur waktu Alfarel membuka aplikasi chat lalu menekan ikon vidio call.

Panggilan tersambung...

"Kakak?!!" gadisnya langsung memekik kegirangan menerima panggilan dari Alfarel.

"Iya bocil," jawab Alfarel ia juga tidak bisa menahan senyuman.

"Kakak yang kasih aku ini yaa?" Nayiya menunjukkan gelang di pergelangan tangannya.

"Iya suka gak?"

"Suka banget! Cantik!"

"Nih sama kayak punya gue." Alfarel menunjukkan gelang yang sama di tangannya.

"Ciee samaan."

Keduanya sama-sama tertawa, Alfarel melihat Nayiya sedang duduk di meja rias dengan rambut dikuncir cepol memperlihatkan lehernya.

"Lagi ngapain?" tanya Alfarel.

"Mau maskeran, biar nambah cantik," ucap Nayiya memiringkan kepala sejenak, mengambil jepitan menjepit poninya ke belakang.

"Jidat aku lebar gak sih Kak? Enggak jenongkan?" ucap Nayiya berkaca di ponsel.

"Enggak sih tapi gue rasa bisa main bola di sana."

NAYIYALFAREL (END)Where stories live. Discover now