TERLUKA

14.1K 821 10
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Pintu gerbang terbuka, Alfarel menarik gas melaju dengan kecepatan penuh ketika memasukki gerbang rumah. Ia memarkirkan motor di depan rumah besar itu,  melemparkan helm dengan asal berjalan kemudian masuk ke dalam rumah.

"Abang?" begitu Alfarel masuk ia sudah disapa oleh anak laki-laki.

"Siapa Nak?"

Bertepatan dengan itu pula suara wanita ikut menyahut, Alfarel tak menghiraukan istri dan anak Papanya itu. Ia bergegas berlari menaiki tangga menuju kamarnya, saat membuka pintu kamar sialnya itu terkunci.

Alfarel menekan knop berkali-kali nafasnya memburu. Iya memasukkan password namun pintu tetap tidak terbuka. Ingin mendobrak tapi tak bisa pintu kamarnya terlalu tebal untuk di hancurkan.

"FUCK!" teriak Alfarel memukul pintu kamar dengan kencang.

"Alfa kamu pulang? Mama siapin makan malam buat kamu ya?" wanita itu mendekati Alfarel.

"Dimana Papa?" tanya Alfarel dengan setenang mungkin. Wanita yang diajak berbicara itu hanya terdiam tak menjawab ucapannya.

"GUE BILANG DI MANA TUA BANGKA ITU BANGSAT!" teriak Alfarel begitu lantang di rumah ini.

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Alfarel, Abraham keluar dari ruangannya menatap anak dan istrinya. Dengan mata yang memerah anak itu berjalan mendekati Papanya dengan amarah.

"Buka kamar gue!" ucap Alfarel menatap Abraham.

"Sesuai perjanjian yang selalu saya tawarkan Alfarel tinggal di rumah ini dan turuti ucapan saya," tegas Abraham.

"Gue gak akan pernah sudi tinggal di rumah ini! Anda mau ngancem apalagi?! Semua aset udah ditahankan? Gue udah nerima tapi kenapa anda masih maksa gue!" teriak Alfarel, semua pelayan memilih untuk diam dan bersembunyi. Jika Alfarel datang ke rumah ini selalu ada keributan yang ia ciptakan.

Hannah dengan cepat turun ke lantai bawah menarik anaknya untuk pergi menuju kamar. Kenzo tidak boleh melihat ataupun mendengar perkelahian itu.

"Buka kamar gue," ucap Alfarel lagi, ia mengepalkan tangan dengan kuat sampai terlihat urat disekitar tangannya.

"Besok Kakek akan pulang ke Indonesia, malamnya akan ada makan malam kamu harus ikut dengan Papa. Lebih baik Papa yang maksa kamu ketimbang Kakek, Alfarel." Abraham menghela nafasnya menatap Alfarel sejenak lalu berjalan untuk masuk ke ruang kerjanya.

"Dan password kamarmu." langkah Abraham terhenti saat memegang knop pintu, "tanggal dimana bundamu kecelakaan," sambung Abraham lalu menghilang di pintu itu.

Segera berjalan menuju pintu kamarnya, ia memasukkan nomor dimana tanggal Bunda merenggut nyawa. Dan benar, pintu langsung terbuka. Hati Alfarel sangat teriris ia semakin membenci Papanya.

NAYIYALFAREL (END)Where stories live. Discover now