Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sesuai janji Abraham memberikan kembali akses seperti kartu, motor, dan fasilitas lainnya kepada Alfarel kecuali apartement. Abraham tidak memperbolehkan Alfarel untuk tinggal di sana.
Hanna sedang berada di dapur bersama asisten rumah tangga. Alfarel dan Kenzo pergi ke sekolah, karena Alfarel sudah tinggal lagi di rumah jadi Hanna berencana ingin memasak makanan dengan tangannya sendiri.
Lauk pauk ia tata rapi di meja makan, kebetulan juga Abraham sedang berada di rumah. Jadi mereka bisa makan malam bersama malam ini.
"Mas, Mas sini dulu," panggil Hanna pada Abraham sedang menonton televisi.
Abraham bangkit dari duduk berjalan menuju ruang makan menghampiri istrinya.
"Kenapa sayang?"
"Coba dulu, kamu bilang Alfa suka ayam kecapkan. Aku udah masakin semoga aja Alfa suka." Hanna menyendok ayam yang sudah ia suwir lalu mengarahkan pada mulut Abraham.
"Enak, tapi Mas gak yakin Alfarel bakalan mau makan di sini." Abraham melingkarkan tangan di pinggang istrinya.
"Gak apa-apa, nanti aku suruh mbak buat bawain makanannya ke kamar Alfarel."
Abraham menatap istrinya, andai Alfarel lahir dari rahim Hanna sudah pasti mereka menjadi keluarga yang harmonis sekarang. Abraham sama sekali tidak menyesal berselingkuh dan bertemu dengan Hanna, perempuan yang membuatnya tetap hidup sampai sekarang. Yang menjadi penyesalan Abraham adalah terlalu menurut perkataan Papanya membuat Abraham harus menyakiti perempuan yang tidak ia cintai.
"Padahal Alfarel bukan anak kamu tapi kenapa bisa sampai segininya."
"Alfarel anak aku Mas, anak kamu anak aku juga. Walaupun Alfa belum menerima kehadiran aku, aku bakalan tetap berusaha."
Hanna tersenyum menyakinkan Abraham bahwa ia baik-baik saja.
"Baiklah, nanti Mas bakal suruh Alfarel pulang lebih awal dan makan malam bersama kita."
Abraham, Hanna, dan Kenzo sudah berada di ruang makan. Mereka duduk bersiap untuk menyantap makanan tinggal menunggu Alfarel datang, tadi Alfarel sudah pulang dan Abraham memerintahkan anak sulungnya itu segera berganti pakaian untuk makan bersama namun sampai sekarang Alfarel belum juga muncul.
"Selalu saja keras kepala, biar Papa yang memanggil Alfarel."
"Biar Ken aja Pa." sahut Kenzo sebelum Abraham berdiri dari duduknya.
"Papa sama Mama tunggu di sini, Ken bakalan ajak Abang makan sama-sama."
Kenzo turun dari kursinya berjalan menaiki tangga menuju kamar Alfarel. Ada keraguan saat akan mengetuk kamar Alfarel, Abangnya itu selalu membentak dan ketus pada Kenzo tatapan Alfarel tidak pernah lembut selalu menatap tajam.
Karena ingin sekali makan malam dengan Abangnya, Kenzo memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
