TIDAK MAU

14.9K 840 20
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.




"Ayaaaaaah!"

Keduanya lelaki itu menoleh ke sumber suara, dari kejauhan gadis memakai dress biru berlari mendekat.

"Ayah ada orang di rumah, ayah udah ditung..."


"Nayiya."






Langkah Nayiya terhenti, jaraknya hanya beberapa meter dari Adam dan Alfarel. Matanya menjadi tidak fokus dengan kedua tangan meremas dress yang dikenakan.

Adam lebih dulu menyadari perubahan Nayiya bergegas mendekati anaknya. Berdiri tepat didepan Nayiya agar pandangan anak gadisnya tidak tertuju pada Alfarel.

Nayiya mulai kesulitan bernafas membuat Adam menuntun anaknya untuk pulang ke rumah. Alfarel tidak diam saja ia mengikuti langkah ayah dan anak itu.

"Pak," sapa para tamu yang sudah duduk di ruang tamu.

"Oh ada pak Irwan, sebentar Pak saya antar anak saya dulu, " ucap Adam.

Membawa Nayiya ke dalam kamar mendudukannya diatas tempat tidur.

"Nak, sayang? Hei liat Ayah," panggil Adam dengan lembut.

Nayiya menggenggam tangan Adam dengan erat, ekspresi wajah yang ditunjukkan terlihat begitu takut.

"Gak apa-apa ada Ayah. Ayi tunggu di sini sebentar Ayah mau jenguk tamu tadi. Tenang sayang, Ayah cuma sebentar ya."

Nayiya mengangguk memperbolehkan Adam untuk keluar, dadanya berdebar dengan cepat dengan nafas tak karuan membuat Nayiya harus mengontrol tubuhnya.

Tangisan terdengar dari gadis itu, tiba-tiba memukul dadanya yang terasa begitu sesak. Saat tatapannya bertemu dengan Alfarel jantung Nayiya seakan ingin terlepas, ia begitu takut. Takut untuk bertemu dengan Alfarel.

Tak membutuhkan waktu yang lama mengobrol dengan perangkat desa, Adam mengantarkan mereka sampai ke depan pintu untuk pulang.

Adam melirik Alfarel berdiri di depan rumahnya, melihat tamu Adam sudah pergi Alfarel berjalan mendekat.

"Maaf ayah, Nayiya gak apa-apa?" Tanya Alfarel dengan khawatir.

"Besok Alfa datang lagi ke sini. Sekarang pulang dulu. Ayah tau Alfa pasti mau ketemu sama Nayiya, biar Ayah bicara dulu sama putri Ayah." Ucap Adam.

"Iya Ayah, kalau begitu Alfa pamit pulang," pamit Alfarel sebelum itu menyalami tangan Adam.

Setelah kepergian Alfarel, Adam menutup pintu dan pergi menuju kamar anaknya. Nayiya sudah menangis dengan wajah sembab, untungnya putrinya tidak melakukan hal yang membahayakan dirinya.

Segera Adam memeluk Nayiya berusaha menenangkan karna sudah pasti anaknya syok melihat Alfarel setelah sekian lama. Apalagi Alfarel lah penyebab Nayiya mengalami gangguan pada psikisnya.

NAYIYALFAREL (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant