RUMAH SAKIT

14.4K 821 33
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









Sebelum matahari terbit Alfarel sudah berpamitan untuk pergi, sebelum itu ia mengucapkan terima kasih pada Bara. Alfarel menaiki taxi online menuju rumah, setidaknya ia bersyukur Papanya tidak langsung menyeretnya untuk pulang ke rumah semalam.

Saat sampai di rumah, doker pribadi keluarga Daniswara sudah ada di sana. Wajah Alfarel semakin membengkak karena tidak segera ditangani, Alfarel langsung di bawa ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan. Lelaki itu tidak menolak sama sekali karna tubuhnya benar-benar sakit.

Tubuhnya terbaring di brankar, samar-samar Alfarel merasakan tubuhnya beberapa kali di suntik. Rasa kantuk mulai menghampiri mungkin itu karena efek obat.

Abraham memasuki ruangan di mana Alfarel sedang di rawat. Anak sulungnya sedang tertidur dengan wajah damai, bayangan ketika Alfarel sedang tertidur di pelukkan Annisa terlintas di benak Abraham.

Pria itu duduk di kursi mengamati wajah dan tubuh Alfarel yang tidak baik-baik saja. Padahal baru 17 tahun tapi anaknya sudah banyak mendapatkan luka, baik itu luka fisik dan di hati. Tangan yang mulai keriput itu tergerak mengusak rambut Alfarel dengan pelan, sudah lama sekali rasanya ia tidak pernah menyentuh anaknya.

Tidur Alfarel terlihat nyenyak, mata Alfarel sudah tidak membengkak lagi walaupun masih membiru. Abraham kesal padahal dia sudah meminta agar orang sewaan menghajar Alfarel sewajarnya saja. Tapi malah wajah Alfarel sudah kelewat babak belur.

"Alfa sampai kapan kamu mau membenci Papa nak?" ucapnya.

"Papa memang tidak mencintai bunda kamu, tapi Papa bersyukur kamu dilahirkan. Papa memang lelaki brengsek dan gagal menjadi suami untuk bunda kamu, tapi apa Papa juga gagal menjadi ayah nak?" Abraham menundukkan kepalanya.

Jika bisa meminta Abraham ingin sekali Alfarel lahir di rahim wanita yang di cintainya. Dulu Abraham memimpikan menjadi Ayah yang mampu diandalkan dan dibanggakan oleh anaknya. Walaupun mempunyai Kenzo tapi melihat Alfarel merupakan cetakkan Abraham versi remaja. Wajah, tubuh, dan sifat Alfarel sangat mirip dengan Abraham namun anaknya lebih keras kepala dan mau mengambil resiko dibanding dirinya saat masih muda.







Nayiya baru saja selesai memakai seragam sekolahnya, rambutnya ia kuncir setengah agar tidak mengganggu saat belajar. Saat menatap cermin matanya sedikit bengkak apalagi di kantung mata, gadis itu tersenyum merapikan seragamnya lalu melepaskan handphone dari chargeran.

"Oh iya aku lupa."

Nayiya mengambil plastik pemberian Alfarel semalem di dekat pintu. Di dalamnya ada boneka kelinci kemudian buah strawberry, Alfarel datang ke rumahnya dengan wajah babak belur hanya ingin memberikan ini. Nayiya kembali bersedih, walaupun menyebalkan tapi tindakan Alfarel seperti ini membuat hatinya luluh.

Ia meletakkan boneka itu ke atas kasur bersama boneka-boneka lainnya.

Saat membuka mata, Alfarel dan Bara sudah tidak ada di sampingnya. Nayiya segera beranjak dari tidur tanpa mengumpulkan nyawanya lagi keluar kamar mencari keberadaan Alfarel.

NAYIYALFAREL (END)Where stories live. Discover now