V

39 0 0
                                    

"Flaa! Pulang?"

Suara Haikal membahana di kelas Fla membuat semua orang langsung menolehkan kepala mereka ke pintu kelas. Fla yang masih sibuk dengan buku-bukunya tersenyum heran menatap Haikal. Alisnya mengangkat tetapi bibirnya menyimpulkan senyum. Haikal menenteng helmnya sambil berjalan mendekati Fla dengan santai, mengabaikan orang-orang yang menatapnya dengan penuh takjub. Dia anak IPA masuk kandang anak IPS seakan-akan itu kelasnya sendiri.

"Bareng ya?" Haikal meraih buku Matematika dasar di atas meja dan menyerahkan buku itu pada Fla. Fla tahu, walau nadanya bertanya, tetapi itu adalah sebuah ajakan.

Fla melirik ke arah Cita, teman sebangkunya yang kini sedang menunduk, membereskan buku di laci meja juga menyembunyikan senyum penuh arti. Fla tahu arti senyum itu. Entah kenapa, semenjak kejadian di pinggir lapang saat jam olah raga, Haikal terus-terusan menempel padanya. Alasannya memang mau curhat tentang Andah, di motor pembicaraan Andah dimulai saat mereka keluar gerbang sampai depan rumah Fla.

"Gak bareng Andah?" Tanya Fla ragu-ragu. Sekali lagi, dia tidak mau diarak massa dengan label perebut pacar orang.

"Mana mau dia pulang sama aku? Kita kan masih putus." Haikal merengutkan wajahnya, sok imut. Fla otomatis tertawa. "Yuk!"

Haikal menarik tangan Fla dan menyeret gadis itu keluar kelas. Fla mengikuti Haikal dengan pasrah. Akhir-akhir ini, hatinya entah kenapa lebih kuat dari pada otaknya. Walau logika melarangnya ikut bersama Haikal hampir setiap hari, tetapi hatinya menyuruhnya mengambil helm dari Haikal dan memakainya. Alasannya hanya satu, Haikal mengingatkannya pada dirinya sendiri ketika dia baru putus dengan Reyhan. Haikal hanya butuh didengarkan, sama sepertinya beberapa waktu yang lalu.

"Jadi kamu kapan mau ngajakin dia balik?" Tanya Fla ketika dia membuka helmnya dan menyerahkannya pada Haikal. Pemuda itu membuka dan memeluk helmnya sendiri sambil tersenyum manis.

"Belum tahu," ujarnya. "Aku nunggu dia bales chat aku aja."

"Kenapa?"

"Kalau aku terlalu maksa takutnya dia malah jadi semakin enggak mau balik sama aku." Haikal mengangkat bahunya. "Kamu?"

"Apa?"

"Kamu sama Reyhan?" Tanyanya tidak jelas.

"Kenapa memang sama Reyhan?" Tanya Fla tidak nyaman.

"Kamu... gak mau balik sama dia?" Haikal memainkan penutup kaca helmnya tanpa memandang Fla.

"Engga." Mau.

"Kenapa?"

"Aku udah move-on." Aku masih sayang dia.

"Cieeee yang udah move-on! Sombong banget!" Haikal menginjak kaki Fla dengan genit yang dibuat-buat. Fla tertawa sambil  menginjak kaki Haikal tanpa rasa ragu. "Bantuin aku, Fla. Biar aku bisa move-on dari Andah."

"Move-on itu dari hati, niat, dan keteguhan hati, Kal!" Fla tertawa, merutuki dirinya sendiri yang masih belum bisa move-on karena keteguhan hatinya kurang.

"Nah, kan! Aku tuh harus banyak belajar dari kamu! Ya, bantuin aku ya!" Haikal meraih tangan Fla dan menggoyang-goyangkannya.

"Bayar!" Fla menarik tangannya dari Haikal sambil menjulurkan lidahnya, mengejek.

"Siap! Minggu ini kita nonton, ya?" Haikal tersenyum.

"Eh?"

"Katanya ada film horor bagus di bioskop."

"Eehh... i... ya."

"Sip! Aku jemput ya, nanti ngobrol lagi di chat." Haikal tersenyum puas dan mulai memakai helmnya, siap pamit.

Fla melambai pelan ketika Haikal pergi sambil melambai padanya. Kepalanya masih mencerna, dia akan nonton berdua dengan Haikal. Is it... a date?

Way Back to YouWhere stories live. Discover now