IX

36 0 0
                                    

Jam istirahat pertama Fla, CIta dan Wia kasak-kusuk di bagian paling belakang perpustakaan di bagian buku-buku sastra. Mereka tidak ada niatan untuk beristirahat, makan camilan, menonton anak-anak cowok main bola atau main kartu di kelas seperti biasa. Karena ucapan Dinita pagi tadi, Cita terus-terusan mendesak Fla untuk bercerita apa yang dimaksud gadis itu. Tapi bel sekolah terlanjur berbunyi dan tidak ada jam kosong pagi itu, jadi Cita dengan tidak sabar menunggu jam istirahat pertama.

"Dinita keki banget ya sama Haikal kayanya?" Wia menyurengkan keningnya ketika Cita dengan singkat menjelaskan situasi sebelum. Karena Wia beda tempat duduk dan barisan, dia tidak tahu apa yang terjadi tadi pagi.

Fla menghela napas berat. Dia tidak mau bergosip. Tapi dengan terpaksa dia membuka mulutnya dan mulai bercerita.

Dimulai ketika mereka masih kelas 2 beberapa bulan sebelum akhir tahun ajaran. Andah dan Fla sedang menunggu pelatih tari untuk pagar ayu di aula sekolah. Sebetulnya mereka ada enam orang, tapi tiga lainnya anak kelas 1 dan mereka masih makan siang, sementara teman mereka satu lagi sedang pacaran di kantin. Mereka berdua jadi mengobrol akrab sambil tertawa-tawa. Mereka ternyata menyukai idol K-pop yang sama. Ketika mereka sedang asyik membicarakan salah satu adegan variety show yang dihadiri idol kesayangan, Dinita melewati aula yang pintunya masih terbuka lebar.

"Fla! Adhan katanya jadi pagar bagus? Mana dia?" DInita berjalan menghampiri Fla dan tiba-tiba membeku ketika ternyata ada Andah duduk di seberang Fla.

"Oh, dia lagi makan dulu sama cowok-cowok yang lain. Kenapa?"

"Eh... nanti aku cari aja, deh, ke kantin. Thanks. Bye." Dinita segera pergi tanpa melirik Andah sedikit pun, yang mana adalah wajar menurut Fla karena mereka mungkin memang tidak kenal.

Tetapi setelah kejadian itu, Dinita yang terkadang masih ada di sekolah sampai sore dengan teman-teman satu gengnya yang beda-beda kelas, tiba-tiba menghampirinya. Fla sedang membeli minum ketika sedang istirahat latihan. Dengan masih menggunakan samping di pinggangnya, Dinita menariknya ke salah satu bangku kosong.

Andah dan Haikal.

Haikal anak kelas IPA 1 yang sekelas dengan tiga orang teman Dinita; Nuri, Mita dan Gita. Di awal tengah semester, Nuri sering mengerjakan tugas bersama Haikal karena mereka sering satu kelompok. Tidak ada yang aneh pada awalnya, tapi lama-lama bahkan Haikal sering sekali mengantar Nuri pulang. Bukan hanya pulang, kadang Nuri juga diantar ke tempat bimbel. Mulai dari diantar, selanjutnya Haikal sering menjemput Nuri.

Yang menarik di sini adalah, Andah adalah teman mereka juga. Di masa itu Andah ada di setiap Nuri curhat tentang Haikal, karena tidak bisa dipungkiri, dengan kebaikan dan kelembutan Haikal, Nuri jadi jatuh hati pada pemuda itu. Bahkan Andah juga yang sering menemani Nuri kalau Haikal terlambat menjemput. Nuri bahkan jadi lebih mempercayai Andah dibanding teman-temannya yang lain. Pada saat itu Haikal hanya kenal biasa dengan Andah, yang cuma senyum ketika papasan.

Tapi tiba-tiba, Haikal datang ke sekolah bergandengan tangan dengan Andah. Tanpa ada angin atau hujan, tidak ada tanda-tanda apa-apa, Haikal berpacaran dengan Andah. Nuri merasa dikhianati, karena selama ini dia mencurahkan hatinya tentang Haikal pada Andah. Andah tahu kalau Nuri menyukai Haikal, Andah tahu Haikal yang sering anter-jemput Nuri ke mana-mana. Tapi gadis itu tidak bisa bertanya, karena memang mereka tidak ada hubungan apa-apa selain teman sekelas. Bertanya pada Haikal pun tidak berani.

Akhirnya, teman-teman yang lain memberanikan diri bertanya pada Andah, apa yang terjadi. Kenapa bisa dia jadian dengan Haikal? Saat itu Andah hanya menjawab, "Emang salah aku kalau Haikal nembaknya aku bukan Nuri? Tanya ajalah sama Haikal kenapa dia gak nembak Nuri!"

Tanpa merasa tidak enak, Andah dengan santai bermesraan dengan Haikal di depan Nuri dan teman-teman yang lain. Dan tanpa ragu dia curhat tentang Haikal pada Nuri. Teman-teman yang lain yang merasa keterlaluan mulai menyerang Haikal. Mereka menyeret Haikal dan menanyakan apa maksud Haikal mendekati Nuri tapi malah jadian dengan Andah. Saat itu Haikal cuma menjawab, "Bukannya hak orang, ya, mau pacaran sama siapa? Kenapa kalian ngatur aku harus nembak Nuri?"

Mereka semua marah pada Haikal, juga Andah. Nuri pun di kelas menjauhi Haikal. Bahkan Haikal sendiri bilang kalau Nuri terlalu kege-eran karena mengira dia menyukainya. Dia hanya mau berbaik hati karena Nuri teman sekelasnya. Tidak lebih. Teman sekelas yang dianter-jemput, yang nonton berdua ke bioskop, yang bermotor hujan-hujanan dan menarik tangan Nuri agar memeluk pinggangnya lebih erat.

Dan puncaknya beberapa minggu yang lalu, Nuri marah karena dengan santainya Andah mengatakan padanya kalau dia sesungguhnya tidak suka-suka amat pada Haikal. Dia hanya ingin melupakan mantan pacarnya dan menjadikan Haikal pelarian. Kalau Nuri mau, Haikal boleh buat Nuri. Andah mau putus.

"Makanya Dinita bilang ati-ati. Mungkin maksudnya, jangan sampai ada Nuri kedua." Fla mengangkat bahu.

"Lumayan sinetron juga ye, drama mereka." Komentar Wia sambil manggut-manggut.

"Ah, tapi kan kamu gak suka sama Haikal." Cita tersenyum sambil menepuk punggung Fla. "Jadi gak usah gimana banget. Namanya juga orang, pasti punya masa lalu. Kita mah harus menerima teman apa adanya."

"Kecuali yang ngutang gak bayar-bayar!" Wia menimpali dan mereka berdua terkikik geli.

Fla terdiam, menggigit bibirnya.

"Fla?" Cita dan Wia berhenti cekikikan. "Kamu gak suka sama Haikal... kan?"

Fla mendongak dan matanya mulai berkaca-kaca.


Way Back to YouWhere stories live. Discover now