Epilog

3 0 0
                                    

Fla berjalan dengan tergesa sambil menenteng-nenteng tas gambarnya yang besar di tangan kiri, dan tote-bag berisi cat, kuas, cutter, gunting, tempat cetak es batu, double tip dan tetek bengek lainnya, di tangan kanan. Suara ponsel dari saku jeansnya membuatnya mengerang. Tapi tentu saja ia mengabaikan panggilan itu. Gedung kuliahnya sedikit lagi sampai, nanti saja. Ia sudah hampir terlambat.

Ketika ia akhirnya sampai di kelasnya dan membanting semua barang ke atas meja, Fla duduk dengan napas ngos-ngosan.

"Berhasil nyampe tepat waktu! Walau mepet." Ditha menghampiri mejanya sambil bertepuk tangan.

"Yey!" Fla mengangkat kepalan tangannya dengan lemas.

"Mana minta lakban."

"Ish! Kirain mengkhawatirkan aku yang mungkin telat dan gak boleh masuk." Fla memicingkan matanya sambil merogoh tote-bagnya.

"Iya emang aku khawatir. Nanti aku minta lakban ama siapa?" Ditha nyengir. Gadis itu langsung duduk di mejanya sendiri yang tepat di sebelah Fla setelah menerima lakban hitam.

Sekali lagi ponsel Fla berbunyi dan ia baru ingat harus mengeceknya. Seperti kena strum listrik 1000watt, Fla melompat bangkit dari duduknya dan mengeluarkan ponselnya dari celananya.

"Halo!"

"Telat ga?"

"Kamu sama aja sama Ditha!"

"Hahahaha."

"Sengaja, ya, nelpon tadi soalnya tau aku bakal telat-telatan lagi?"

"Udah dua bulan kuliah masiiiih aja..."

"Berisik!" Fla mencibir.

"Tenang aja, hari ini aman kok, Han!" Ditha berteriak sambil menghabiskan lakban Fla dengan riang.

"Kamu udah beres kuliah pagi?"

"Udah, lagi nunggu kelas berikutnya ini. Udah jam 8 ya? Sana, belajar yang bener." Reyhan tertawa di seberang telepon.

"Okee. Dadah."

"Kalau udah pulang kabarin ya, Love you."

"Love you, too." Fla menutup telponnya.

"Love you three." Ditha mengejek dari meja sebelah dan tentu saja Fla menghadiahi Ditha lemparan kertas bekas.

Sudah dua bulan ia menjadi seorang mahasiswi di kampus gajah dan Ditha adalah teman dekatnya sejak di tempat bimbel. Ketika hari perpisahan itu, Ditha menghampiri Fla untuk membayar utangnya jajan di kantin karena waktu mereka makan bersama Ditha kehilangan dompet. Setelah mendengar pidato Kang Iki, Fla pun mengatakan kalimat sakral itu, "Nanti bayarnya di kampus ya, Tha." Dan mereka kini semakin dekat.

Fla duduk-duduk di lapangan miring dekat gedung campus center untuk makan siang bareng-bareng Ditha dan teman lain, tepat ketika video-call dari Reyhan masuk.

"Hai, udah makan siang ya?" Reyhan menyapa.

"Iyaa. Lagi makan. Kamu udah beres?" Fla menyuap batagornya.

"Udah di rumah, nih!" Reyhan menggerakkan ponselnya agar Fla bisa melihat ke sekitarnya.

"Haaaiii Flarisiiaaa! How are you? Rey said you always late!" Mendadak sepupu Reyhan, Jordan, menginvasi ponsel Reyhan.

"Re... plissss banget!!! Ngapain ceritain yang gak penting sama Jordaaaann!"

Reyhan dan Jordan tertawa terbahak-bahak di seberang telepon diikuti oleh Ditha yang juga mulai mengadu betapa Fla sudah dinobatkan menjadi Ratu Telat di kelasnya. Fla menggeleng-gelengkan kepalanya, sedikit takjub. Ia pikir hubungan jarak jauh seperti ini tidak akan berhasil, tetapi setelah menjalaninya, justru ia merasa nyaman.

"Maaf, maaf. Jordan rese." Reyhan melarikan diri ke kamar mandi dan Fla pun menjauhkan diri dari Ditha.

"Gak apa-apa. Aku udah mau masuk lagi, nih Re!"

"Oh iya, oke. Ati-ati ya!"

"Lho, belom pulang!"

"Ati-ati aja, kamu mah lagi berdiri aja bisa jatuh." Reyhan tergelak. "Bye My Princess."

"Bye My Prince."

Way Back to YouWhere stories live. Discover now