Chapter 20

38 5 0
                                    

Dengan langkah gontai Ify berjalan memasuki lift, kebetulan di sana sudah ada Aila dan Lisa. "Hai," Ify menyapa keduanya, suara gadis itu terdengar parau.

Aila dan Lisa refleks saling pandang, keduanya bingung melihat kondisi Ify. Gadis itu seperti tak punya semangat hidup, ia terlihat pucat dan lesu seperti orang sakit. "Muka lo pucat banget, apa lo sakit?" tanya Lisa sedikit khawatir.

"Kalau emang beneran sakit mending kamu ke UKS aja," saran Aila.

Ify menggeleng. Kepalanya memang terasa sakit, tapi dia menganggap jika itu hanyalah sakit kepala biasa dan akan sembuh sebentar lagi, jadi tidak perlu sampai ke UKS. "Kita langsung ke markas aja." Ify buru-buru menekan tombol lift, pintu kemudian tertutup dan langsung membawa mereka turun ke bawah.

***

Ada banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikiran Ruth dan hal itu terjadi bukan tanpa sebab. Tadi malam Tiffani mengirim pesan di grup, ia ingin semua anggota RED TAIL berkumpul di markas pagi-pagi sekali dan saat ditanya apa alasannya dia dengan mantap menjawab jika dirinya sudah tahu tentang khasiat dari X-PIRAD 028. Ruth jelas merasa bingung karena seperti yang kita ketahui khasiat dari X-PIRAD 028 adalah menambah kepintaran jadi kenapa Tiffani berkata jika ia ingin memberi tahu khasiat X-PIRAD 028 yang sesungguhnya? Mungkinkah menambah kepintaran bukanlah khasiat asli dari obat itu?

"Gue jadi makin penasaran," gumam Ruth pelan, namun masih bisa di dengar oleh Dira lantaran posisi duduk mereka yang bersebelahan.

Pintu kemudian terbuka. Awalnya Ruth mengira jika Tiffani yang datang, namun dugaannya salah karena yang datang adalah Lisa, Ify dan Aila.

"Maaf kami telat," kata Lisa sembari duduk di kursi. Hal yang sama juga dilakukan oleh Aila dan Ify.

Melihat wajah pucat Ify membuat Dira dan Elsa saling melempar pandang.
"Hm, kok lo pucat banget sih?" tanya Elsa heran.

"Ify, apa kamu lagi sakit?" Dira memegang bahu kiri Ify.

"Mungkin ini cuma efek kecapean latihan aja kak," kata Ify.

"Tapi kamu beneran baik-baik aja kan?" tanya Dira lagi.

"Iya, aku baik-baik aja kok kak." Ify memaksakan senyum di wajahnya.

Di tengah pembicaraan, Dira tiba-tiba saja menerima telepon dari Art. Ia pun bergegas mengangkatnya. "Halo, Art."

"Dira, ini kamu lagi di mana?! Harusnya sekarang kita berkumpul di auditorium," suara Art terdengar cemas.

"Tapi kenapa?" tanya Dira balik.

"Bu Nara yang suruh. Dia pengen semua pasangan calon ketua dan wakil OSIS berkumpul di auditorium sebelum pemilihan berlangsung," jelas Art.

"Oke, kalau gitu aku ke sana sekarang." Dira segera mengakhiri panggilannya.

"Gue harus ke auditorium sekarang, ada urusan penting!" Dira beranjak dari kursinya.

"Tunggu! Gue juga ikut," Elsa buru-buru mencegat.

"Memangnya lo ada urusan apa, Sa?" Ruth meninggikan nada suaranya.

"Ada berita yang harus gue liput," jawab Elsa mantap.

Saat keduanya hendak pergi, Ify tiba-tiba saja meraung kesakitan sembari memegangi kepalanya. Kejadian itu tentu saja membuat yang lain jadi kebingungan terutama Ruth. "Ify, lo kenapa?" tanya Ruth hati-hati.

THE RED TAIL [Revisi]Where stories live. Discover now