Chapter 6

77 13 0
                                    

Celepung! "Ah Sial!" Elsa tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya ke dalam wastafel. Ia kemudian buru-buru mengambilnya lalu segera keluar dari dalam toilet wanita.

"Untung aja gak rusak." Elsa mengelap ponselnya yang sedikit basah.

"Kak Dilon kenapa masih ngikutin aku sih? Emang gak ada kerjaan lain apa?" Gadis yang berjalan di samping Dilon terlihat tak suka. 

"Aku gak ngikutin kamu kok, kan kita emang searah." Dilon tersenyum melihat gadis itu cemberut.

"Ya tetap aja Seenggaknya jaga jarak dong, aku gak mau nanti yang lain lihat kita." Gadis itu melipat kedua tangannya di dada.

"Loh emangnya kenapa?" tanya Dilon.

Percakapan di antara kedua sejoli itu berhasil menarik perhatian Elsa, "Itu kan Dilon ketua klub bela diri, kira-kira dia lagi ngobrol sama siapa ya?" pikirnya saat melihat Dilon berbicara dengan seorang perempuan berkuncir satu.

"Wait, apa jangan-jangan dia cewek yang lagi digosipkan pacaran sama  Dilon," Elsa menebak-nebak.

Elsa yang tak ingin menyia-nyiakan momen langkah tersebut lantas buru-buru mengabadikannya melalui kamera ponsel. "Gue penasaran bagaimana reaksi satu sekolah setelah melihat foto-foto ini." Elsa tersenyum licik.

***

Situs resmi klub jurnalistik baru saja mengunggah artikel berita terbaru dan Dira menjadi orang yang pertama kali membaca artikel tersebut. Ia membacanya dengan sangat serius sampai-sampai memancing rasa penasaran Ruth.

"Lagi baca apaan sih? Dari tadi kelihatannya serius banget." Ruth menautkan satu alisnya.

"Aku lagi baca berita ini." Dira memperlihatkan artikel yang sedang ia baca.

"Ck, berita murahan," cibir Ruth.

"Bisa aja kan kalau berita ini direkayasa lagian muka ceweknya juga gak keliatan." Ruth memutar kedua bola matanya malas.

"Udah, ah! gak usah ngebaca berita gak murahan itu lagi, mending sekarang kita nyusun strategi untuk mencari tahu jenis obat apa yang Lia maksud waktu itu." Ruth meletakkan ponsel Dira di meja, sebelumnya ia memang telah memberitahukan segalanya tentang Lia.

"Caranya?" tanya Dira.

"Yang perlu kita lakukan sekarang adalah mencari tahu di mana keberadaan Lia karena cuma dia aja yang tau soal obat itu," usul Ruth.

"Tapi ada satu masalah. Dia gak bisa dihubungi sama sekali dan sepertinya kita akan kesulitan mencari informasi tentang obat itu," tambahnya.

"Bukannya kalian berdua sahabatan ya? Jadi kenapa dia gak cerita apa pun ke kak Ruth, minimal kan dia bisa ngasih tau kalau emang mau keluar dari sekolah atau ngehubungi kak Ruth untuk ngejelasin kesalahpahaman yang terjadi," Entah kenapa Dira merasa ada sesuatu yang janggal.

"Gue curiga kalau Lia sebenarnya gak keluar dari sekolah karena gak masuk akal aja gitu, dia udah kelas tiga dan  setelah lulus dia berencana untuk kuliah di UI jadi gak mungkin kalau dia tiba-tiba mengundurkan diri dari sekolah karena hal itu sama aja dengan menghancurkan impiannya," terang Ruth.

"Gimana kalau kita cek aja kebenarannya," Dira memberi saran.

"Caranya?" tanya Ruth.

"Kita bisa hubungi keluarganya dan bertanya langsung apa Lia ada di rumah atau ngak," Dira memberi ide.

"Kalau seandainya dia gak ada di rumah gimana?" tanya Ruth lagi.

"Kalau keluarganya gak tau apa pun soal masalah ini dan Lianya juga gak ada di rumah, maka kemungkinan terburuknya adalah Lia memang menghilang dan kepala sekolah atau bu Nara mungkin dalang di balik semua ini," Dira menjelaskan panjang lebar sementara Ruth hanya diam dan mendengarkan.

THE RED TAIL [Revisi]Where stories live. Discover now