Chapter 9

56 9 0
                                    

Ruth berdiri di depan kamar bernomor 2-10. Saat ia hendak mengetuk pintu, si pemilik kamar tiba-tiba saja membukakan pintu untuknya.

"Udah aku duga kakak pasti akan datang ke sini," ujar gadis bersurai panjang itu yang tak lain adalah Lisa.

Lisa kemudian mempersilahkan Ruth untuk masuk ke dalam setelah itu, ia duduk di kursi sembari menyilangkan kedua kakinya.

"Kalau dilihat-lihat sepertinya lo sendiri juga udah tau maksud dan tujuan gue datang ke sini," tebakan Ruth seratus persen akurat.

"Si penyebar artikel, foto dan video itu. Semuanya perbuatan lo kan?"

"Kalau kakak udah tau jawabannya kenapa harus tanya lagi." Lisa memutar kedua bola matanya malas.

"Kenapa lo bisa mengunggah artikel itu di situs webs klub jurnalistik, padahal kan lo gak punya akses ke komputer mereka," Ruth berusaha mengulik informasi dari Lisa.

"Hal gitu mah kecil karena aku ini juga hacker. Yah walaupun gak sehebat kak Ruth sih, tapi kemampuanku yang sekarang udah lebih dari cukup untuk ngeretas pasword komputer mereka," Lisa membanggakan kemampuan meretasnya.

"Dan foto-foto lama Elsa? Lo dapat itu semua dari mana," tanya Ruth lagi.

"Aku punya banyak kenalan di luar sana, jadi mudah banget untuk mencari informasi yang aku butuhkan. Lagian aku juga udah tahu semua rahasia murid-murid di SMA Kharisma termasuk tentang rencana kalian berdua." Lisa menjelaskan panjang lebar sembari memain-mainkan pulpen yang ada di tangannya.

"Ternyata dugaanku benar," ujar Ruth dalam hati.

"So! Ada lagi yang pengen ditanyain?" Lisa menaikkan sebelah alisnya.

Ruth memutar kedua bola matanya malas. "Semua pertanyaanku udah terjawab jadi apalagi yang perlu ditanyakan."

Ruth kemudian pergi meninggalkan Lisa, namun sebelum ia benar-benar menghilang dari pandangan, Ruth mengatakan sesuatu yang mampu membuat Lisa terdiam.

"Semua rahasia yang berhasil lo kumpulin sampai detik ini, gak lebih dari sampah." Ruth menyeringai sebelum benar-benar pergi meninggalkan Lisa.

***

Tiga bulan setelahnya...

Elsa kini resmi bergabung dalam tim yang beranggotakan Ruth dan Dira. Ia nantinya juga akan ikut terlibat dalam penyelidikan kedua gadis itu.

"Lo masih ingat sama janji lo kan," Ruth kembali mengingatkan.

"Iya, gue ingat kok!" kata Elsa ketus.

"Awas aja ya kalau lo sampai berani nyebarin rahasia kami," Ruth nampaknya masih tak mempercayai Elsa.

Elsa mendengus sebal sembari memutar kedua bola matanya malas. "Iya, gue paham!"

"Lagian yang gue lakuin juga semata-mata untuk balas budi doang," lanjutnya.

Dira memilih untuk tidak ikut campur dalam perdebatan mereka karena ia tahu tidak ada gunanya juga melerai. Saat ketegangan masih berlangsung di antara keduanya, seseorang tiba-tiba muncul dan berhasil mencairkan suasana.

"Permisi kak," ujar seorang gadis berkuncir satu dengan poni yang ditata ke samping.

"Iya ada yang bisa kami bantu?" tanya Dira.

"Aku mau nganterin paket ini, dari seseorang untuk kak Dira," ujar gadis itu.

"Ini dari siapa?" tanya Dira penasaran.

Gadis itu menggulum senyumnya, ia kemudian langsung pergi begitu saja setelah memberikan paket yang ia bawa tadi.

"Gue penasaran sama isinya, coba deh lo buka," suruh Ruth.

THE RED TAIL [Revisi]Where stories live. Discover now