Chapter 13

58 6 0
                                    

"Isi dokumennya sama persis dengan yang kita temukan di brankas tadi," ujar Elsa.

"Iya, cuma bedanya yang ini udah ditanda tangani," Dira membenarkan.

"Prisila Dista," Elsa bergumam ketika melihat nama yang bertanda tangan di atas meterai.

"Yang satu ini punya Kenzo." Dira menunjukkan dokumen yang ia pegang kepada Elsa.

"Gue yakin banget kalau semua nama-nama yang ada di sini pasti memakai X-PIRAD 028," Elsa meyakini hal tersebut.

Mendengar perkataan Elsa, seketika  membuat Dira langsung teringat pada Sifrah,"Kalau nama Sifrah juga ada di salah satu dokumen ini berarti yang Ruth bilang mungkin emang benar," gumamnya sedikit khawatir.

Dira lantas membuka semua dokumen untuk mencari tahu apakah nama Sifrah juga ada di sana atau tidak. Sementara itu, Elsa sibuk memotret isi setiap dokumen untuk dikirimkan kepada Ruth nantinya. Setelah ia selesai dengan rak di depannya, barulah ia berpindah ke rak yang satunya lagi. Di sana hanya ada lima dokumen jadi Elsa merasa bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

"Oke, mari kita lihat siapa lagi yang memakai X-PIRAD 028." Elsa membaca nama yang tertera di masing-masing dokumen.

"Prini Sri, Noviana Aulia, Putri Nadira, Ario Riski Ananta dan terakhir Fina..." Elsa terdiam cukup lama sebelum melanjutkan kembali kalimatnya, "Fina Geralda," lanjutnya.

"Ck, dari semua orang kenapa harus dia sih!" kesalnya.

Saat ingin meletakkan dokumen itu kembali, Elsa tiba-tiba menyadari satu hal. Ia melihat ke arah rak kanan dan rak kiri secara bergantian.

"Gue tau!" teriaknya.

"Tau apa?" tanya Dira kebingungan.

"Rak di sebelah kiri khusus untuk menyimpan dokumen milik para murid yang udah terlanjur meninggal akibat efek samping obatnya, sedangkan yang di sebelah kanan khusus untuk murid-murid yang baru memakai obat sialan itu," jelasnya panjang lebar. Dira sendiri hanya mengangguk pertanda bahwa ia mengerti dengan penjelasan gadis itu.

"Btw, lo nemu nama Sifrah di situ gak?" tanya Dira, berharap yang sebaliknya.

"Enggak tuh," balasnya singkat.

Dira akhirnya bisa bernapas lega, setidaknya ia tahu jika sahabatnya tidak memakai X-PIRAD 028, tapi yang masih menjadi pertanyaan di sini adalah apa sebenarnya yang menjadi penyebab meninggalnya Sifrah.

"Kita harus ngasih tau informasi ini ke Ruth sekarang juga," saran Elsa.

"Ruth, kita udah tau siapa aja yang memakai obat-obatan itu," ujarnya memberi tahu, namun tak ada jawaban dari Ruth.

"Ruth!" panggil Elsa untuk memastikan keberadaan gadis itu.

"Ruth lo denger gue kan?" tanyanya kemudian.

"Ruth!!" panggil Elsa lagi.

"Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Dira.

"Ruth gak bisa dihubungi." Elsa menggigit kuku jarinya.

"Ruth lo masih bisa dengar kita kan?" kali ini Dira yang berbicara, namun hasilnya tetap nihil. Keduanya lantas saling pandang sembari menerka-nerka apa yang mungkin terjadi di tempat Ruth sekarang.

 ***

"Aila, tunggu!!" Ruth berlari mengejar gadis itu.

"Please, gue mohon dengarin penjelasan gue dulu." Ruth menahan lengan Aila.

"Gak ada yang perlu dijelaskan lagi! Yang kak Ruth lakukan tadi itu, udah masuk ke dalam pelanggaran besar!" Aila melepas paksa cekalan Ruth dari tangannya.

THE RED TAIL [Revisi]Where stories live. Discover now