Singgasana Pelangi

1.9K 176 41
                                    

Selamat membaca
.
.

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Atma, aku masih menunggumu disini" Valerie berujar lirih.

Dengan langkah yang sedikit lesu, Valerie mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Dela. Ia menggunakan dress berwarna merah maron selutut, lalu sedikit memoleskan make up diwajahnya yang pucat.

Setelah Valerie selesai merias wajahnya, dia mengarahkan pandangannya pada kotak kayu tua yang terletak di sudut meja riasnya. Dengan gerakan lembut, ia membuka kotak itu dan mengeluarkan ikat rambut berwarna pelangi. Mata Valerie tertuju pada ikatan warna-warni yang terurai di tangannya, dan dia merenung sejenak, lalu tersenyum tipis di antara keraguannya. Setelah itu, dia mulai mengikat rambutnya, setiap putaran ikatan membawa nostalgia akan kenangan manis yang tersemat dalam benaknya.

Setelah selesai mengikat rambutnya, Valerie menghela napas panjang sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin. "Seorang perempuan yang kau jadikan sebagai rumah ini sudah sangat lebur Atma. Lihatlah, duniamu ini benar-benar hancur tak bersisa" ujarnya lirih.

Valerie kemudian melangkah pergi meninggalkan kamarnya, dan dia melihat Lena sedang sibuk membuat sarapan.

"Vale!" Panggil Lena membuat Valerie langsung menghentikan langkahnya.

"Wah pagi-pagi udah rapi aja, mau kemana?" Tanya Lena sambil tersenyum manis.

Valerie menatap wajah Lena dalam, terlihat binar dimatanya, mungkin karna dia berpikir Valerie akhirnya bisa berdamai dengan keadaan dan memutuskan untuk mencari kegiatan. "Vale mau ketemu Dela, Mbak."

"Dela? Temen kamu yang dari penerbit itu?" Tanya Lena sambil menaruh masakannya diatas meja makan, sedangkan Valerie hanya mengangguk sebagai balasan.

"Wah... Vale mau nerbitin buku lagi ya? Mbak boleh tau ngga, judul bukunya apa?" Lena bertanya antusias.

Valerie terdiam sejenak, kemudian ia menjawab. "Sudut tersepi bumi"

Mendengarnya membuat Lena menghentikan kegiatannya seketika, ia kemudian menatap Valerie dalam. "Apa kamu sudah yakin Vale?"

Valerie terdiam mendengar pertanyaan Lena, sesungguhnya dia juga masih belum yakin dengan keputusannya. Lena yang melihat itu langsung tersenyum tipis. "Ya sudah, sini sarapan dulu" ucapnya.

"Vale sarapan diluar aja ya Mbak, takut Dela udah nungguin" balas Valerie.

Lena mengangguk setuju. "Ya sudah, hati-hati ya!" 

Valerie mengangguk lalu melanjutkan langkahnya, namun baru beberapa langkah Lena kembali memanggil namanya. "Vale..."

"Sore ini Dokter Riri akan datang ke rumah, Mbak sudah mengatur jadwal konsultasi kamu dengannya" ucap Lena pelan, berusaha tidak menyinggung perasaan adiknya.

Sudut Tersepi BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang