Kota yang Hilang

4.5K 485 157
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Selamat membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

"Atma selalu bisa membuat orang jatuh cinta" Valerie berujar lirih sambil berjalan kearah kamar tidurnya.

Valerie membuka lemari pakaiannya kemudian Ia menyimpan lagi surat-surat itu dilaci, lalu kemudian Ia merebahkan tubuhnya dikasur miliknya. "Kota yang hilang ... " lirihnya menjadi teringat Atma. "Emang beneran ada ya?" lanjutnya lirih mulai penasaran.

Rasa penasaran memenuhi kepala Valerie, Ia kemudian mengambil laptop miliknya lalu melakukan pencarian tentang kota yang hilang diinternet.

"Kota yang hilang" ketiknya pada kolom pencarian.

Dahi Valerie mengerut melihat hasil dari pencariannya diinternet. "Kota Saranjana?" lirihnya pelan.

Valerie semakin dibuat penasaran, dia akhirnya membaca dan mencari tau lebih dalam lagi tentang kota yang hilang tersebut. "Di Indonesia?" lirihnya setelah melihat hasil pencariannya.

"Jadi yang dikatakan Atma benar?" lanjutnya lirih.

-Sudut Tersepi Bumi-

Jakarta, 16 Maret 2015

Kring ...

Suara bel pulang berbunyi nyaring ditelinga, para guru yang sedang menjelaskan materi langsung menutup penjelasannya, para siswa langsung mengemasi buku dan alat tulis lainnya kemudian dimasukan kedalam tas, mereka berhamburan keluar dari kelas untuk pulang melepas lelah setelah seharian bersekolah.

"Vale jangan lupa piket!" teriak seorang teman kelas Valerie yang tidak lain adalah seorang ketua kelas.

Valerie yang sudah bersiap untuk kabur menarik napasnya kecewa, padahal hari ini dia sudah memiliki janji dengan Atma, dia tidak ingin Atma menunggu. "Besok aja ya, aku ada urusan" ucap Valerie membujuk.

"Udah jangan banyak alasan, cepet sana piket" balasnya lalu keluar dari kelas.

Kali ini Valerie tidak bisa menolaknya, karena minggu kemarin dia menggunakan alasan yang sama untuk kabur menghindari piket kelas. Valerie lalu melihat kedalam kelasnya, dan yang dia lihat membuatnya serasa ingin menangis, ruang kelasnya sangat berantakan, meja dan bangku terlihat tidak tersusun rapi, banyak juga plastik bekas bungkus jajan yang tercecer dimana-mana. Dengan malas akhirnya Vale mulai membersihkan ruang kelasnya, dia mengangkat kursi satu persatu lalu ditaruhnya diatas meja, Valerie merasa kesal karena teman yang seharusnya menjadi teman piketnya tidak masuk sekolah.

"Vale?" panggil seseorang dari arah pintu membuat Valerie menoleh.

"Atma! Tungguin sebentar ya aku mau piket dulu" balas Valerie melihat Atma berdiri dipintu masuk kelasnya.

Sudut Tersepi BumiWhere stories live. Discover now