Negara Tanpa Nama

6K 549 330
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Selamat membaca

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

.
.
.

Valerie memilih untuk kembali kerumah setelah bertemu dengan Dela, Ia membuka rumahnya lalu melangkah masuk kedalamnya.

Sepi.

Valerie melihat kesetiap sudut rumahnya, hanya ada kesepian yang menyambutnya, rumahnya terlihat sangat kosong dan tidak ada siapa-siapa. Valerie lalu berjalan menuju kamarnya, Ia menaruh tas diatas meja lalu pergi kekamar mandi untuk membasuh wajahnya. Setelah keluar dari kamar mandi, Valerie membuka tasnya lalu mengeluarkan selembar kertas kontrak yang tadi diberikan oleh Dela. "Aku harus bagaimana Atma?" batinnya lirih sambil menatap lekat kertas yang kini berada ditangannya.

Valerie akhirnya kembali menaruh kertas itu diatas meja, Ia memutuskan untuk membersihkan kamarnya yang berantakan untuk menenangkan pikirannya, Valerie juga membereskan buku-buku lama yang berserakan dikamarnya, lalu kemudian ketika Ia ingin memasukan buku-buku lama miliknya kedalam kardus, sebuah buku terjatuh dari tumpukan buku yang Ia angkat.

Valerie meletakan buku yang tadi diangkatnya, lalu Ia mengambil buku yang terjatuh dilantai, itu adalah buku Atlas, buku yang isinya tentang peta dunia. Melihat buku itu Valerie teringat pada satu kenangan yang paling membekas dalam ceritanya, kenangan dimana dia mulai mengenal dan memahami apa itu cinta, kenangan indah bersama Atma Anggasta.

Valerie langsung membuka halaman dimana terdapat gambar peta dunia, dan benar saja, itu masih disana, gambar sebuah negara tanpa nama yang dibuat oleh Atma masih tercetak jelas disalah satu bagian dari peta dunia.

-Sudut Tersepi Bumi-

Jakarta, 15 Februari 2015

Kring ...

Suara bel istirahat berbunyi nyaring ditelinga, para siswa berhamburan keluar dari kelas lalu berjalan beramai-ramai menuju kekantin untuk membeli jajan. Tidak berbeda dengan Valerie, Ia buru-buru berlari kearah kantin, menerobos antrian lalu mengambil dua minuman gelas, Ia lagi-lagi menerobos antrian supaya bisa cepat-cepat membayar minumannya dikasir. "Bu maaf saya buru-buru" ucap Valerie terengah sambil memberikan dua minumannya ke ibu kasir untuk dinota.

"Woy antri!" teriakan kekesalan terdengar dari siswa lain yang tidak rela diserobot oleh Valerie.

"Maaf temen-temen, cuma sebentar kok" balas Valerie sambil menundukan badannya.

Ibu penjaga kasir menghembuskan napasnya, Ia sudah tidak asing lagi pada wajah cantik yang suka menyerobot antrian ini. "Valerie Priscanara ... Ibu udah peringati kamu berkali-kali, kalau mau cepat dilayani kamu harus datang kekantin lebih awal, bukan malah menyerobot antrian" ucapnya sedikit kesal.

Valerie tersenyum manis, senyuman yang mampu meluluhkan hati yang bahkan sekeras batu. "Maaf ibu ... Tadi bu sisih jelasin materinya lama banget, sampe udah bel juga dia masih jelasin" balasnya mencari alasan.

Sudut Tersepi BumiNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ