Bunga, Coklat, dan Puisi

4.4K 663 124
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Selamat membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

"Tante pulang dulu ya Val, nanti setiap hari minggu tante kesini nemenin kamu" ucapnya sambil tersenyum manis kearah Valerie.

"Tante, Vale udah besar bentar lagi udah menginjak umur 25, udah bukan anak kecil yang harus selalu ditemenin kemana-mana" balas Valerie sambil tersenyum.

Tantenya terkekeh pelan. "Inget ya kalau ada apa-apa langsung hubungi tante" ucapnya lagi yang langsung diangguki oleh Valerie.

"Udah tante katanya mau ada urusan, sana nanti kelamaan telat loh" ucap Valerie membuat tantenya menatap tajam kearahnya. "Ngomong aja kamu ngga suka tante lama-lama disini" sindirnya sambil memakai sepatu.

Valerie sedikit terkekeh, tantenya ini memiliki selera humor yang tidak jauh berbeda dengannya, garing.

"Oh iya Vale, tadi pas kamu masih pingsan tante beresin rumah kamu, pas tante lagi beresin kamar kamu yang udah mirip kapal pecah itu, tante nemunin tumpukan surat-surat ini dari laci lemari, tante ngga berani baca tapi kayanya surat cinta" ucapnya sambil menatap genit kearah Valerie.

Valerie menerima tumpukan kertas yang diberikan oleh tantenya, Ia menatap lekat, itu adalah salah satu potongan dari kenangan-kenangannya yang tercecer disetiap sudut rumahnya, itu adalah surat cinta dari sang pemilik sorot mata yang teduh dan menenangkan, surat cinta yang berasal dari sudut tersepi bumi.

-Sudut Tersepi Bumi-

Jakarta, 16 Maret 2015

"Selamat pagi pak" sapa Valerie ramah pada petugas pembuka gerbang sekolahnya pagi-pagi.

Hari ini tepat satu bulan sudah berlalu sejak kepergian ayah dari Valerie, dan setelah kejadian satu bulan yang lalu hubungan Atma dan Valerie sedikit renggang, Valerie berusaha sekeras mungkin menghindari Atma, dan yang lebih menyebalkannya lagi sikap Atma juga seperti tidak peduli padanya.

Namun ada hal yang berbeda, selama satu bulan ini setiap pagi Valerie selalu mendapatkan setangkai bunga mawar, lima buah permen coklat kesukaannya dan juga sebait puisi yang diletakan rapi dilaci meja sekolahnya, tidak ada tanda pengenal ataupun sesuatu yang mungkin bisa Ia gunakan untuk mencari tau siapa pengirim semua itu. Karena itu hari ini Valerie berangkat sangat pagi untuk mencari tau siapa yang meletakan bunga, coklat, dan puisi-puisi indah itu dilaci mejanya.

"Loh mbak berangkatnya pagi sekali, udah kaya anak SD mau rebutan bangku" balas satpam sekolahnya sedikit terkekeh.

Valerie ikut terkekeh mendengarnya. "Iya pak, oh iya pak tadi sebelumnya udah ada yang berangkat belum?" tanya Valerie penasaran.

"Ada mbak, satu bulan belakangan ini ada satu murid yang datengnya pagi-pagi banget, bahkan saya belum dateng aja dia udah ada didepan gerbang, dia duduk disana mbak, kasian udah dingin dikrubungi nyamuk lagi" balasnya membuat Valerie lebih merasa penasaran.

Sudut Tersepi BumiWhere stories live. Discover now