Suara Kalbu Untuk Ibu

3K 375 87
                                    

Selamat membaca
.
.

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Di tengah hiruk-pikuk bandara yang penuh dengan kegembiraan dan harapan, terdapat sosok yang penuh dengan kerinduan, duduk dengan sabar di kursi dekat jendela. Mata yang penuh antusiasme terus memantau setiap gerakan di antara kerumunan penumpang yang tiba. Raut wajahnya mencerminkan campuran antara gelisah dan kegembiraan yang tak tersembunyi, seolah-olah waktu berjalan lebih lambat saat ia menantikan sosok yang sangat dinantikannya.

"Mbak Lena!" teriak Valerie keras saat Ia melihat seseorang yang dari tadi ditunggunya sudah terlihat didepan mata.

Perempuan yang dipanggil Lena itu sontak langsung menoleh, melihat ada adiknya disana membuat matanya berkaca-kaca, dia sungguh sangat merindukan adiknya.

"VALE!" ucapnya setengah berteriak sambil berlari menuju ketempat dimana Valerie berada, begitu sampai, dia langsung memeluk Valerie sangat erat.

"Mbak kangen banget sama kamu!" ucapnya tulus masih sambil memeluk Valerie sangat erat, sampai-sampai adiknya itu sedikit kesulitan bernapas.

"Mbak Vale ngga bisa napas!" balas Valerie sambil berusaha melepaskan pelukan kakaknya.

Mendengar itu, Lena langsung melepaskan pelukannya, lalu dia tersenyum kikuk. "Maaf ya, mbak udah kangen banget sama kamu soalnya" ucapnya.

Valerie terkekeh pelan, kemudian dia mengangguk menandakan dia tidak masalah dengan apa yang sudah dilakukan oleh kakaknya.

"Keadaan kamu sekarang gimana? Kata dokter gimana? Terus kamu masih kontrol setiap bulan? Kamu ngga boleh makan sembarangan lo Val" pertanyaan-pertanyaan banyak terlontar dari mulut Lena, dia sangat serius menatap wajah adiknya.

"Vale ngga papa mbak, jantungnya masih berdetak kok" balas Valerie, matanya terlihat sedikit berkaca-kaca saat ia mengatakan kalau jantungnya masih berdetak dalam tubuhnya.

Lena menatap wajah adiknya sendu, sungguh dia sangat menyesal sudah meninggalkan adiknya sendirian menghadapi semua hal yang terjadi. "Ya udah yuk, mau langsung pulang atau mau mampir makan dulu?" tanya Lena.

"Langsung pulang aja deh, Vale kangen masakan kamu mbak" balas Valerie sambil tersenyum.

Lena langsung tersenyum lebar mendengar ucapan Valerie, dia langsung mengangguk lalu menggandeng tangan Valerie keluar dari bandara. Mereka berdua langsung menaiki taksi online yang sebelumnya sudah dipesan oleh Valerie, dalam perjalanan mereka berdua membicarakan banyak hal yang terjadi dintara mereka berdua.

"Mbak masih belum kepikiran buat nikah? Umur mbak udah dapet loh, sebentar lagi udah di kepala tiga" tanya Valerie tiba-tiba membuat senyum Lena luntur seketika.

Lena menggeleng pelan. "Mbak masih belum bisa melupakan dia, mbak ngga bisa Vale, sejauh apapun mbak pergi, selelah apapun mbak menyibukkan diri, tapi bayangan dia selalu mengikuti"

Sudut Tersepi BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang