Jiwa Yang Runtuh

2.8K 346 75
                                    

Selamat membaca
.
.

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Bruk!

Tubuh Lena terjatuh lemas di lantai, dia menangis tanpa suara. Tangan dan kakinya terasa kelu, dadanya terasa sangat sesak. Lena dari awal berdiri dibalik pintu, dia mendengarkan semua percakapan antara Valerie dan dokter Riri.

Bagian ini, adalah salah satu bagian yang paling memilukan untuk mereka semua, bagian paling menyakitkan yang paling membekas dalam hati pikiran. Bukan hanya Lena, tetapi Valerie juga terdengar terisak dari dalam kamar.

Dokter Riri ikut menyeka pipinya, dia bahkan ikut menangis mendengar cerita dari salah satu pasiennya ini. "Tidak apa Vale, aku tau kamu kuat" ucapnya berusaha menenangkan Valerie yang masih menangis tersedu. 

"Tangisannya ..." lirih Valerie tercekat.

"Tangisannya sangat menyayat hati" lanjutnya dengan air mata yang tidak berhenti turun dari matanya yang sayu.

Valerie memegang dadanya sesak, bayang-bayang menyakitkan itu sangat menyiksa batinnya. "Aku bahkan masih bisa mendengar rintihan tangisnya, dia sangat putus asa."

"Dia menangis, merintih, dan bahkan tak sadarkan diri. Dia menangis sangat keras, dan meminta tuhan untuk mengambil nyawanya juga" lanjutnya masih berusaha menceritakannya.

"Saat itu, bahkan pelukanku tidak bisa menenangkan Atma, dunianya benar-benar runtuh tak bersisa" lanjutnya lalu kembali menangis tersedu.

-Sudut Tersepi Bumi-

Jakarta, 14 April 2016

Tik-tok-tik-tok

Suara detikan jarum jam memecah keheningan di malam yang gelap ini, Atma duduk di depan pintu rumah dengan pandangan yang tak henti-hentinya terpaku pada jam dinding. Wajahnya terlihat penuh kegelisahan karena Hendra, yang seharusnya sudah tiba di rumah sejak lama, masih belum juga muncul. Dan rasa resahnya semakin membesar seiring berjalannya waktu yang tak kunjung berakhir.

Atma menarik napasnya panjang, waktu sudah menunjukan pukul satu malam, namun tidak ditemukan tanda-tanda Hendra akan pulang kerumah. Atma sangat kebingungan, dia juga tidak memiliki ponsel yang bisa di gunakan untuk menghubungi Hendra.

"Mas Hendra kemana sih? Kok jam segini masih belum pulang-pulang" batinnya resah.

Atma menarik napasnya panjang lalu menghembuskannya perlahan, dia berusaha menenangkan dirinya sendiri. Hingga tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar, memecah keheningan yang dari tadi sedang Atma rasakan.

Atma sontak memaling memandang pintu, tanpa buang waktu dia langsung pergi kearah pintu lalu membukanya. "Kok pulangnya malem banget sih Mas ... " ucap Atma terpotong karena yang ia lihat dari balik pintu bukanlah Hendra, melainkan Valerie, Lena dan dua orang lelaki yang berseragam polisi.

Sudut Tersepi BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang