12 Permintaan Valerie

2.8K 235 26
                                    

Selamat membaca
.
.

Selamat membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.

Tik-tok-tik-tok

Suara detikan jarum jam terdengar nyaring, memecah keheningan yang saat ini dirasakan oleh Lena yang sedang duduk resah diruang tamu, menunggu keluarnya Dokter Riri dari kamar Valerie.

Lena menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan, tatapan matanya tidak henti-hentinya tertuju pada pintu kamar Valerie yang sedari tadi tertutup rapat. Lalu kemudian, tatapan matanya beralih pada jam dinding yang menempel ditembok ruang tamunya, waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam, dan suara rintik air hujan mulai terdengar dari luar rumahnya.

Kret ...

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, tanpa buang waktu, Lena langsung berjalan kearah pintu, menghampiri Dokter Riri yang keluar dari kamar Valerie sambil menenteng tas dipergelangan tangannya.

"Lena" panggil Dokter Riri membuat sang pemilik nama langsung menatapnya serius.

"Iya? Bagaimana kondisi adik saya?" balas Lena sedikit terbata, hatinya berharap cemas menunggu jawaban dari wanita cantik didepannya.

Lalu Dokter Riri menjawab. "Maaf Lena, saya tidak bisa langsung menyimpulkan kondisi Vale saat ini, saya perlu melakukan beberapa petemuan lagi untuk mengetahui dengan jelas apa yang mengganggu pikiran Valerie" ucapnya dengan lancar sembari menutup sebuah buku ditangannya.

"Satu hal yang pasti, kacaunya kondisi pikiran Valerie perlu melewati penanganan yang serius, karena perkiraan saya saat ini, Valerie mengidap bipolar. Tapi kembali lagi, saya tidak bisa menyimpulkan secara singkat hanya dengan satu kali penanganan. Karena bisa jadi ada gejala lain yang belum muncul dan saya perlu memastikannya supaya tahu pasti penanganan seperti apa yang harus diambil" lanjutnya.

Lena kembali menarik napasnya panjang, ada perasaan sakit dalam hatinya ketika mendengar adiknya dinyatakan menderita bipolar, karena itu berarti semakin kecil kemungkinan Valerie bisa sembuh seperti sedia kala, dan sangat besar kemungkinan jika nanti Valerie yang ceria akan benar-benar hilang dari dunia.

"Lena kamu bisa menentukan sendiri jadwal pertemuan selanjutnya, dan kalau berkenan saya pamit pulang" ucap Dokter Riri lagi menyadarkan lamunan Lena. "Iya silahkan, terima kasih dokter" balasnya mempersilahkan.

Dokter Riri pergi meninggalkan tempat, sekarang hanya ada Lena seorang diri menatap lekat pintu kamar Valerie yang sedikit terbuka, ia melihat adiknya itu sedang duduk melamun manatap keluar jendela.

Suara hujan mulai terdengar deras dari luar. Lena akhirnya memberanikan diri untuk melangkah masuk kedalam kamar Valerie. "Vale ... " ucapnya pelan ketika ia melangkah masuk kedalam kamar.

Hening.

Tidak ada jawaban, hanya terdengar suara detikan jarum jam beradu dengan suara derasnya air hujan diluar. 

Sudut Tersepi BumiWhere stories live. Discover now