Setiap perjalanan hidup selalu mengalun indah atau tertatih patah. Cerita ini mengisahkan dua orang tua yang membawanya terbang tanpa sadar ia telah menua. Diawali dari bagaimana kisah cinta mereka yang membawa pada ikatan janji dengan Tuhan untuk mengarungi rumah tangga bersama. Sepanjang perjalanan sosok aku yang berperan sebagai anak pertama, ia mengalami pasang surut rumah tangga orang tuanya. Ia terbentuk menjadi sosok keras kepala dan penuh masalah yang tak sadar melupakan kedua sayapnya (orangtua) yang kian menua. Aku menjadi buah hati yang ditunggu, juga merasa didua ketika menjadi seorang kakak tertua. Menginjak dewasa kekhawatiran pada dunia mulai berdatangan, juga patah cinta yang terjadi mengisi umur-umur mendewasa. Di tiap keluh kesahnya, tiap hatinya sedang tidak baik-baik saja, aku lebih sering memendam dan melamun keadaan. Namun di tiap keadaan seakan dunia tidak berpihak padanya, akan muncul sosok lelaki pelindung yang selalu menuntun dengan sinar yang mengalahkan rembulan sekalipun, dengan wajah tampan, berkulit putih berona merah, alis tebalnya, juga hidung kecil mancung bagai mim dalam huruf arab. Lelaki itu datang untuk menghiburnya dengan senyuman indah yang tak dimiliki siapa pun manusia, memberi nasihat dengan kata-kata bagai mantra, damai dan tenang. Semua itu terbalut dalam senyum sabit yang melengkung. Lelaki ini yang selalu ia tunggu tiap hatinya sedang kacau sendiri. Dan hidup pun terus berlanjut, yang diliputi sesal karena sebelah sayapnya terlalu renta. Sesalnya terus berlanjut karena selama ini dia tak perhatikan bagaimana sayapnya membawa terbang namun tak pernah menyentuh dengan kasih sayang seutuhnya. Namun takdir tak ada yang menyangka. Semua taba-tiba, lagi-lagi dunia tak pernah berpihak. Penasaran apa yang terjadi? Stay Tuned and Happy Reading^^All Rights Reserved
If you already have an account,
By continuing, you agree to Wattpad's Terms of Service and Privacy Policy.Setiap perjalanan hidup selalu mengalun indah atau tertatih patah. Cerita ini mengisahkan dua orang tua yang membawanya terbang tanpa sadar ia telah menua. Diawali dari bagaimana kisah cinta mereka yang membawa pada ikatan janji dengan Tuhan untuk mengarungi rumah tangga bersama. Sepanjang perjalanan sosok aku yang berperan sebagai anak pertama, ia mengalami pasang surut rumah tangga orang tuanya. Ia terbentuk menjadi sosok keras kepala dan penuh masalah yang tak sadar melupakan kedua sayapnya (orangtua) yang kian menua. Aku menjadi buah hati yang ditunggu, juga merasa didua ketika menjadi seorang kakak tertua. Menginjak dewasa kekhawatiran pada dunia mulai berdatangan, juga patah cinta yang terjadi mengisi umur-umur mendewasa. Di tiap keluh kesahnya, tiap hatinya sedang tidak baik-baik saja, aku lebih sering memendam dan melamun keadaan. Namun di tiap keadaan seakan dunia tidak berpihak padanya, akan muncul sosok lelaki pelindung yang selalu menuntun dengan sinar yang mengalahkan rembulan sekalipun, dengan wajah tampan, berkulit putih berona merah, alis tebalnya, juga hidung kecil mancung bagai mim dalam huruf arab. Lelaki itu datang untuk menghiburnya dengan senyuman indah yang tak dimiliki siapa pun manusia, memberi nasihat dengan kata-kata bagai mantra, damai dan tenang. Semua itu terbalut dalam senyum sabit yang melengkung. Lelaki ini yang selalu ia tunggu tiap hatinya sedang kacau sendiri. Dan hidup pun terus berlanjut, yang diliputi sesal karena sebelah sayapnya terlalu renta. Sesalnya terus berlanjut karena selama ini dia tak perhatikan bagaimana sayapnya membawa terbang namun tak pernah menyentuh dengan kasih sayang seutuhnya. Namun takdir tak ada yang menyangka. Semua taba-tiba, lagi-lagi dunia tak pernah berpihak. Penasaran apa yang terjadi? Stay Tuned and Happy Reading^^