Kecilku Penuh Cinta

2 0 0
                                    

Hadir seorang anak dambaan orang tua, memberi seluruh cinta adalah cita-cita. Namun manusia tetaplah manusia dengan sejuta ego dan amara

Yuk tinggalin comment and vote

Stay Tuned and Happy Reading Guys ^^


***


Tak pernah bisa kupilih cinta atau derita. Namun semua pasti selalu ada. Denganmu, derita itu bias. Hanya bahagia yang terasa penuh hingga menumpah ruah.


***


Masa kecil adalah kebahagiaan yang tak bisa terulang lagi. Tidak ada dusta, tidak ada rasa ingin memiliki dunia, tidak ada tuntutan untuk cita-cita, namun yang jelas tak ada overthinking yang membabi buta. Masa kecil berjalan sangat menyenangkan. Setiap hari hanya memikirkan besok main apa? Tanpa perlu cemas tentang dunia yang sedang tidak baik-baik saja.

Menjadi anak perempuan yang satu-satunya kala itu, membuatku ingin bermanja mesra. Kini orang tuaku telah memiliki rumah sendiri. Walaupun seadanya, tapi terlihat bahagia di raut wajah mereka. Terutama abah, ia puas bisa mencukupi keluarganya. Begitu tabiat lelaki, memiliki rasa tanggung jawab dan jiwa pengamanan yang tinggi.

Anak kecil seusiaku ini suka sekali bermain, maka mama suka membelikanku mainan, bahkan dibelikan sepeda merah muda, hanya karena aku ingin. Mereka selalu berusaha mencukupi inginku. Begitu keadaan semua orang tua dalam lubuk hatinya, bahkan sering kali harus ke sana ke mari mencari agar ingin anaknya terpenuhi.

Usiaku empat tahun, namun berada gendongan mama adalah kebahagian tersendiri bagiku. Aku sudah waktunya sekolah, namun makan menggunakan tangan mama adalah keadaan yang selalu menjadi favorit. Berada dipelukan abah malam hari adalah mimpi indah yang kunanti.

Aku sangat bersyukur memiliki dua orang tua yang utuh dan saling menyayangi. Namun rasa syukur ini sedikit terlambat disadari. Bersyukurlah kamu yang memiliki cinta kasih dari orang tua, tak jarang anak kecil sudah terlantar, entah karena orang tua yang tiada, atau orang tua yang sibuk dengan pekerjaan, atau bahkan karena dibuang dengan tak bertanggung jawab. Jangan sedih untukmu yang tak memiliki, karena kamu lebih kuat dari mereka yang memiliki.

Dan suatu hari akan Allah ganti dengan kasih sayang yang penuh hingga membuatmu lupa rasanya tak memiliki. Gadis yang biasa, berasal dari tempat yang biasa, namun yang aku bisa banggakan satu. Aku punya cinta. Aku punya mama dan aku punya abah. Begitu penggambaran kecilku.

"Bagaimana rasanya punya mama?" tanya seorang anak kecil sebayaku.

"Bahagia. Mama selalu buatkan aku susu setiap pagi, menyuapkan makanan ketika waktu aku lapar, peluk aku saat akan tidur" ucapku polos padanya. Layaknya anak kecil yang tak tahu apa-apa.

"Menyenangkan ya" ucapnya lirih dengan raut wajah yang tertekuk. Dia laki-laki, usia lima tahun sepertiku. Mungkin baginya menangis di depanku adalah memalukan.

Ia tahan air mata dan kesedihan itu. Setelah beberapa waktu ku tahu, dia hanya hidup dengan abahnya sedangkan ibunya telah meninggal ketika ia masih bayi. Aku tak tahu ternyata jawabanku itu membuatnya sedih dan merasa tak memiliki kebahagiaan itu. Walaupun aku rasa abahnya juga memberikan semua pelayanan itu, namun itu tak cukup kecuali ada sosok berlabel ibu di sisinya.

Mengingat hari itu aku belajar. Menceritakan kebahagian kita bukan ajang pameran. Beberapa mereka ditakdirkan bertolak dari kita. Alhasil mereka tak ikut senang dengan kebahagiaan kita, namun sebaliknya mereka justru sedih dan sakit. Hingga aku tak memiliki alasan untuk memberi tahu dunia tentang bagaimana semua bahagiaku saat ini, telah memiliki keluarga yang indah atau sekedar pencapaian yang kudapat. Menjaga hati mereka adalah tanggung jawabku. Dan bahagiaku biar saja untukku.

Dua Sayap MenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang