Rasa sakit karena kehilangan yang dirasakan seorang gadis belia membangkitkan percikan api dendam yang kian membesar. Perlahan kebahagiaannya terenggut, ia merasakan bagaikan boneka bernyawa yang terus dikendalikan. Ia dijadikan mesin penghancur yang dibayangi sejuta ancaman manis. Akankah dendam menjadikannya seorang pembunuh?