Part 4

104 5 6
                                    

Gawat!!  Singanya ngamuk mamen!!, batin mereka kecuali Vinza.

***

Mereka menatap takut-takut ke arah Vinza kemudian kembali menunduk karena Vinza menatap mereka tajam, matanya seperti memancarkan sinar laser yang mematikan. Vinza menarik nafasnya dan langsung meluapkan emosinya,

"Asdfghjkakqtquqoqbsvznzhzzzttt#%&%&¥-¥+¥)/!:"¢$^$_$Π¢^¢¶\®<mmagafahabtttahababsjanabzvFbkqozzrrrraragsbmkat hajajnagajajsbsgzhuiwopnnzbsvhsjansbvzgshajwbwjw #%%%;:'habgmmtahzzdrtt.!! ".

Semuanya melongo mendengar ocehan Vinza. Bahkan Derryl hanya bisa mangap-mangap seperti orang bodoh. Wira langsung memukul kepalanya sendiri takut ada yang salah dengan otaknya.

"Bang Sakha tanggung jawab!!  Wira jadi gak paham bahasa manusia gara-gara tadi dipukul pake panci nih pasti. ",ujar Wira bisik-bisik panik karena tidak paham bahasa Vinza.

"Kayaknya itu bukan bahasa manusia deh Wir, soalnya disini gak ada yang bisa nerjemahin. ",Sakha terlihat berpikir.
"Apa jangan-jangan kita yang bukan manusia ya? ",gumam Sakha pada dirinya sendiri.

"Ini mimpi ya? Ini dimana? Luar angkasa kah? ",Ucap Vandy sambil menepuk-nepuk pipinya. Ia jadi ragu kalau yang di depannya ini adalah kembarannya. Sedangkan Dinan rasanya ingin nangis aja karena otaknya tidak sampai untuk memahami bahasa Vinza kalau lagi emosi.

"Kok saudara gue gak ada yang waras ya? ",batin Gara prihatin

"Apa kalian paham??! ",ujar Vinza kembali normal sambil berkacak pinggang. Semua langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat udah kek hiasan gogog di dasboard mobil tetangga.

"Iya aja dah biar cepet. ",batin mereka

"Bagus, bagus.",Vinza manggut-manggut sambil melipat tangannya di depan dada.
"Oke, sekarang kita ke masalah utama, Derryl, Dinan kenapa wajah kalian babak belur begitu??! ",Vinza langsung menatap tajam Derryl dan Dinan. Ditatap seperti itu membuat Derryl dan Dinan saling sikut karena diantara mereka berdua tidak ada yang mau menjelaskan.
"Cepat jawab!! Kenapa diam saja? ",Vinza mulai kesal.

"Eh.. Anu itu bang.. Anu eh duh gimana ya? ",akhirnya Derryl angkat bicara sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Sedangkan Dinan dan yang lainnya diam memperhatikan.

"Ngomong yang jelas! Anu, anu apa?! Gak usah bikin ambigu! ",Vinza semakin kesal mendengar Derryl bicara.

"Oke, oke santai bang, jadi gini... ",Derryl pun menceritakan kronologis kejadiannya. Mendengar penjelasan Derryl, kakak-kakaknya hanya manggut-manggut. Tak lama 'BUKH'!  dengan santainya Sakha menampol kepala Derryl dengan panci yang sempat ia lempar tadi.

"Bego, malu-maluin Aillard aja.",ujar Sakha.

"Aduuh! Bang Sakha apaan sih?! Sakit nih, kalau aku jadi bego gimana? ",Derryl terlihat kesal sambil mengusap-ngusap kepalanya.

"Emang sejak kapan kamu pinter? ",Sakha berucap santai.

"Iya juga ya? ",Derryl terlihat berpikir.
"Ya udah ralat, gimana kalau aku makin bego? ",Derryl sewot.

"Lah kok kakak malah ngaku bego? ",Dinan heran dengan kembarannya itu.

"Dia emang bego nan gak usah heran. ",ucap Sakha sarkas membuat Derryl mendelik tajam kepadanya.
"Lagian papi kan cuma nyuruh jangan mukul, kenapa gak kamu tendang aja mereka? ",lanjut Sakha

"Lah iya ya, kok aku baru sadar?  Kalau gitu aku harus membalas mereka, aku tidak terima mereka menodai wajah gantengku ini. Aku juga tidak terima mereka melukai Dinan! ",Derryl mulai heboh membuat yang lainnya memutar bola mata mereka.

"Meski persepsi pertama terdengar menjijikan, tapi aku setuju untuk membalas mereka karena mereka berani melukai 2 anak ayam kita, lagian kita juga udah lama gak buat onar bang. ",ujar Wira sambil tertawa jahil.

"Sepertinya seru. ",balas Vandy lalu menguap.

"Hn",gumam Gara dan kembali memakan beledagnya.

"Yes, akhirnya ada bahan eksperimen baru, haruskah aku mutilasi?  Atau aku racun aja ya? ",ujar Sakha antusias. Mendengar itu, semua menatap horor Sakha. Yang ditatap malah tidak peka kek doi.
"Apa? ",ucap Sakha mengerjap-ngerjapkan matanya. Vinza hanya menghela nafas.
"Tak usah berlebihan, mereka paling cuma ecek-ecek, tak perlu turun semua cukup Derryl dan Dinan saja, sisanya pastikan tidak ada yang tau kita akan buat onar, lakukan dengan cepat dan senyap, mengerti? ",Vinza mulai mengatur.

"Yes, sir. ",ujar mereka kompak

"Good, Aillard Junior Let's Play This game well! ",Vinza menyeringai diikuti yang lainnya.


TBC

Invisible RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang