NATHANIEL (COMPLETED)

By Putri_Gabriel

53.2K 5.8K 890

SUDAH DI REVISI!! "Gue nggak pernah takut ketika kematian menjemput gue, Cha." Chacha mendongak menatap Nath... More

01. Anniversary
02. Berdua Bersamamu
03. My Best Friend
04. Kecewa
05. Sebuah Keputusan
06. Berakhir dan Berawal
07. Sesak!
08. Bertamu
09. Pdkt
10. Murid Baru
11. Pulang Bareng
12. Jalan Berdua
13. Dihukum
14. Makin Dekat
15. Kumpul
CAST NATHANIEL
16. Check Up
17. Camping 1
18. Camping 2
19. Jerit Malam
20. Tersesat
21. Perhatian
22. Drop
23. Mengalah
24. Galau
25. Jenguk Nathan
26. Cemburu
27. Perasaan Aneh
28. Azka Serius
30. Naik Peringkat
31. Pantai
32. Puncak
33. Jadian?
34. Puncak 2
35. Jalan Bareng
36. Nonton Bareng
37. Petir
38
39. Khawatir
40. Sebuah harapan
41. Tak Nafsu Makan
42. Sayang Kamu
43. Nathan Cemburu
44. Kabar Buruk
45. Bahagia dan sedih secara bersamaan
46. Koma
47. Rasa takut kehilangan
48. (-1)
49. Ldr-an?
50. End
Extra Part 01
Extra Part 02
Pengumuman!!!

29. Rujak

569 79 17
By Putri_Gabriel

Happy reading
Sorry for typo

*

*

*


Bell pulang sudah sepuluh menit berbunyi, kelas Chacha juga sudah mulai sepih bahkan sisa mereka bertiga di kelas.

"Cha, lo yakin nggak mau bareng kita pulangnya?" ajak Angel. Sudah puluhan kali Chacha mengirim dan menelfon Nathan namun ponsel laki-laki itu tidak aktif.

"Gue pulangnya bareng kak Nathan. Kalian duluan aja." Chacha berniat akan ke kelas Nathan.

"Yaudah kalo gitu gue temenin ke kelasnya." mereka bertiga berjalan ke kelas Nathan. Namun saat mereka berada di tangga, mereka berpapasan dengan Davin dan yang lainnya namun Nathan tak ada diantara mereka. Pikiran negatif mulai muncul di kepala Chacha.

"Nathan lagi di rooftop Cha" sahut Davin menjawab pertanyaan di pikiran Chacha. Gadis itu hanya tersenyum dan menggangguk.

"Baek-baek ya di rooftop, setan disana pada liar" celetuk Gilang.

"Dihh, liaran juga pikiran lo" Key menoyor kepala Gilang gemas.

"Jess pulang bareng gue yuk" Azka merangkul pundak Jessica namun segera ditepis oleh Jessica.

"Nggak usah, gue bawa mobil sendiri" cibir Jessica menarik tangan Angel untuk pulang setelah berpamitan dengan Chacha tentunya.

"Duhh calon pacar galak juga" kekeh Azka melihat punggung Jessica yang mulai menjauh.

Chacha membuka pintu rooftop dan melihat Nathan yang sedang berbaring di sofa. Dengan kesal ia menghampiri Nathan yang tertidur tanpa beban. Enak saja laki-laki itu tertidur dengan nyenyak sedangkan ia khawatir keadaan laki-laki itu. Baru saja Chacha ingin menapok pipi Nathan, raut wajah gadis itu langsung berubah melihat wajah Nathan yang pucat.

"Nath lo nggak papa kan?" Nathan membuka sedikit kedua matanya dan melihat Chacha yang sedang melihatnya dengan tatapan khawatir.

"Gue nggak papa Cha" Nathan bangkit sedikit kemudian menyuruh Chacha duduk dan ia menggunakan paha Chacha sebagai bantalan.

"Nath kita pulang aja yuk, biar gue yang bawa mobil" Nathan menikmati usapan tangan Chacha di kepalanya. Saat pelajaran terakhir mereka berenam bolos ke rooftop, tak lama kemudian Nathan merasakan dadanya begitu sesak untung sang sahabat sangat sigap, Dava selalu membawa obat Nathan. Ia menyimpannya di tempat permen jadi orang mengira bahwa itu bukan obat. Sedangkan Davin selalu membawa botol air kemana-mana jika sedang bersama Nathan. Saat mereka mendengar bell pulang, Nathan menyuruh mereka untuk pulang duluan, tak mungkinkan Nathan menghampiri Chacha dengan keadaan seperti ini. Namun kelima sahabatnya tidak ingin meninggalkan Nathan setelah memastikan Nathan baik-baik saja. Setelah keadaan Nathan mulai membaik, mereka kemudian pamit pulang memberitahu Chacha bahwa Nathan berada di rooftop.

"Lo pikir gue selemah itu apa" kekeh Nathan.

"Ya abisnya muka lo pucat gitu" Chacha memperhatikan wajah Nathan. Ia kemudian mengelus pipi Nathan dengan lembut. Pandangan mereka bertemu. Saat Chacha ingin menjauhkan tangannya dari pipi Nathan, laki-laki itu menahannya.

"Jangan berhenti. Gue suka lo elusin rambut dan pipi gue" Chacha merasakan pipinya panas saat Nathan menatapnya dengan intens.

"Cha tadi lo kenapa diam aja"

"Nggak papa kok. Gue cuman pengen diam aja" ucap Chacha sambil tersenyum lebar memperlihatkan bahwa dia baik-baik saja.

"Really?" Nathan bangkit dan duduk menghadap Chacha. Laki-laki itu menatap Chacha dengan lekat. Tangannya bergerak merapikan rambut Chacha yang berantakan akibat angin sore. Chacha memandang ke arah lain berusaha untuk tidak bertatap muka dengan Nathan. Jantungnya kembali berdetak kencang. Bundaaa tolongin anakmu ini.

"Cha kok lo diam lagi sih" memang sedari tadi Nathan mengajaknya berbicara namun ia tidak mendengar suara gadi dihadapannya.

"Kak kita pulang yuk" ajak Chacha. Bisa mati konyol dirinya berduaan dengan Nathan.

"Nggak sebelum lo jawab pertanyaan gue" Chacha menatap Nathan dengan memelas. Nathan berusaha untuk tidak tersenyum, ia sangat gemas melihat Chacha.

"Emang pertanyaan kakak apa?"

Nathan berdecak, ia tak suka bila Chacha memanggilnya kakak. "Jangan panggil gue kakak." Chacha hanya mengangguk mengerti.

"Lo kenapa? Sejak pagi lo kebanyakan diam. Jangan bikin gue khawatir, please" Chacha kembali menundukkan kepalanya, ia gugup saat Nathan menatapnya dengan khawatir.

"Liat gue Cha" Nathan meraih dagu Chacha agar gadis itu menatapnya.

"Jangan kek gini. Kakak buat jantung Chacha berdetak lebih kencang." mata Chacha mulai berkaca-kaca. Ia terlalu gugup sekarang. Nathan tersenyum mendengar ucapan yang keluar dari bibir Chacha.

"Jadi ini yang buat lo banyak diam tadi pagi?" Chacha mengangguk. "Iya, Chacha bingung kenapa setiap dekat kak--- lo, jantung Chacha selalu berdetak kencang" Chacha mengusap air mata yang entah sejak kapan mengalir. Nathan membawa Chacha ke pelukannya. Ia juga mengusap air yang mengalir di pipi gadis di pelukannya.

"Gue juga gitu kok Cha. Jantung gue juga selalu berdetak kencang kalo berada di dekat lo" sampai-sampai gue sulit ngebedain antara penyakit gue yang kambuh atau perasaan gue ke lo.

"Beneran?" Chacha mendongak dan melihat Nathan mengangguk. Ternyata bukan cuman dirinya ternyata Nathan juga merasakan hal sama. Itu berarti Nathan juga mempunyai perasaan yang sama dengannya. Semoga!!!

Nathan melirik ke arah jamnya, ternyata sudah satu jam mereka di rooftop. Dengan terpaksa ia melepas pelukannya dan mengajak Chacha pulang karena sebentar lagi langit akan berubah jadi gelap.

***********

Kamar Nathan sudah seperti kapal pecah. Seprai dan selimut sudah tak berada di tempat biasanya. Bungkus chiki yang berserakan di lantai serta kaleng soda yang juga tergeletak di lantai. Siapa lagi kalo bukan ulah sahabatnya.

Saat weekend mereka menghabiskan waktu di kamar Nathan dengan bermain playstation atau sekedar main game di ponsel mereka.

"Lo nggak bisa menang lawan gue Key." kekeh Azka. Key menatap Azka kesal dan melempar stick playstation ke sembarang arah. Tentunya hal itu mendapat tatapan tajam dari sang empunya stick.

"Woi itu gue beli pake duit bukan pake daun. Rusak ganti tiga kali lipat" celetuk Nathan.

"Dihh gue lemparnya juga pelan." cibir Key sambil memajukan bibirnya seperti bebek.

"Tuh mulut nggak usah di maju-majuin. Yang ada gue makin jijik ngeliat lo. Kayak banci di lampu merah tau nggak." karena gemas Dava ngelempar bantal ke arah Key dan tepat sasaran mengenai wajah Key. Key menatap kesal ke arah teman-temannya yang sedang tertawa di atas penderitaannya.

"Ngajak gelut lo" Key menghampiri Dava untuk membalas dendam. Davin yang terganggu karena kasur yang ia tempati terguncang akhirnya memilih untuk pergi ke balkon dengan membawa sebuah gitar. Nathan pun mengikuti Davin. Pusing ia melihat para sahabatnya sedang gelut.

Saat mereka tiba di balkon, Chacha dan kedua sahabatnya juga sedang berada di balkon. Chacha tersenyum senang saat melihat Nathan yang sedang berada di balkon. Tadinya mereka pengen ke rumah Nathan buat minta mangga. Pohon mangga di samping rumah Nathan berbuah lebat, sangat enak jika di bikin rujak.

"Kak Nathan bagi mangganya dong" teriak Angel.

"Kalo mau ke rumah aja, gue tunggu di bawah." tanpa menunggu lama mereka bertiga ke rumah Nathan.

Mata mereka berbinar kala melihat mangga yang besar-besar. "Nath ambilin mangganya dong" pinta Chacha.

"Dih kalo mau ambil aja sendiri, napa suruh sohib gue yang manjat" ucapan dari Key mendapat delikan dari Chacha. "Kenapa lo yang sewot, Nathan juga nggak keberatan kok" Key tak memperdulikan ucapan Chacha. Laki-laki itu juga mulai memanjat pohon.

"Woi ambil nih mangganya" Key membuang mangganya ke sembarang arah. Membuat yang di bawah kewalahan memungutnya.

"Lo kalo nggak ikhlas turun aja. Capek gue muter-muter cuman ngambilin mangga doang" sahut Gilang kesal.

"Dasar monkey berayun. Liat tuh Nathan buang mangganya kayak manusia" cibir Dava.

"Heh lo kira gue binatang!!!" Key melempar mangga yang ada di tangannya ke Dava dan nyaris mengenai kepalanya jika ia tidak refleks menghindar. Dava mengumpat ke arah Key. Sedangkan Key hanya cengengesan di atas pohon. Laki-laki itu bergelantungan di atas pohon persis menyet sedang berayun.

Sedangkan para cewek sibuk di dapur menyiapkan bumbu rujak. Nathan yang melihat Key yang sedang bergelantungan dengan sengaja menggoyangkan batang pohon yang Key pakai bergelantungan.

"Woi Nath lo mau bunuh gue." Nathan terkekeh melihat Key yang sedang memeluk erat dahan pohon. Sedangkan di bawah Dava mengambil sapu dan mengarahkannya ke arah Key dengan mengelus telapak kakinya.

"Woi kalo gue mati, lo yang paling pertama gue gentayangin Va. Gue cekek leher lo" maki Key.

"Lo nggak bakalan mati cuman jatuh dari pohon Key. Paling cuman patah tulang." kekeh Nathan. Davin sibuk bermain game di ponselnya dengan rebahan di hammock yang terpasang di salah satu dahan pohon mangga.

"Woi mangganya udah terkumpul belom?" Chacha datang dengan piring yang berisi bumbu rujak di tangan nya.

"Tuh udah banyak" tunjuk Davin. Laki-laki itu menghampiri Chacha yang sedang duduk di saung bambu.

"Sini biar gue yang kupas" Davin mengambil alih mangga dan pisau dari tangan Chacha.

"Apasih kak, gue juga bisa kali kalo cuman kupas mangga" cibir Chacha.

"Bahaya" satu kata yang membuat Chacha terdiam.

Mereka semua berkumpul di saung milik Nathan. Jessica dan Davin sibuk mengupas kulit mangga. Chacha meneguk ludahnya ketika Davin mulai memotong-motong mangganya dan menaruhnya di piring.

"Gitu amat liatnya Cha" kekeh Nathan.

"Lo kayak orang ngidam aja Cha. Lo hamil ya" tuduh Gilang. Chacha tersedak oleh ludahnya sendiri, mendengar ucapan Gilang. Yang benar saja dirinya hamil. Ia saja masih perawan belum pernah melakukan hubungan intim.

"Astaga lo beneran hamil Cha" sahut Azka. Jessica langsung menggeplak kepala Azka.

"Sakit by" ringis Azka. Jessica membuat gaya seolah-olah ingin muntah mendengar ucapan Azka.

"Gue bukan babi," dengus Jessica.

"Duhh calon pacar kalo marah gemesin." ingin sekali Azka mencubit pipi Jessica namun ia kembali berpikir dua kali untuk melakukannya.

"Iya dia lagi hamil anak gue. Ya kan beb" Nathan mengelus rambut Chacha dengan sayang. Mereka semua memandang Nathan dengan terkejut. Kecuali Davin tentunya.

"Ngawur lo Nath" ujar Davin sambil memasukkan potongan mangga ke mulutnya.

"Apasih Nath, jangan ngawur ih" Chacha mencubit perut Nathan yang membuat laki-laki itu meringis kesakitan.

"Sakit Cha" Nathan mengelus bekas cubitan Chacha. Ternyata ada pedis-pedisnya cubitan gadis di sampingnya.

"Rasain lo" maki Dava.















Maaf ya guys kalo ceritanya gaje. Aku lagi berusaha buat bikin ceritanya semenarik mungkin. Jangan lupa vote and comment. See youuu

Continue Reading

You'll Also Like

5.7M 243K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.2M 116K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
2.8M 161K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
3.6K 278 38
Untuk segala luka yang sudah sembuh. Perjalanan panjang Salsa membuatnya tidak percaya apa itu cinta. Tapi semua pemikiran itu berubah setelah ia ber...