DySam (After Marriage) [Sele...

Autorstwa DAPU49

1.3M 115K 11.9K

[Sequel Possessive Samudera] (Disarankan untuk membaca Possessive Samudera terlebih dahulu biar bisa nyambung... Więcej

DySam (bacotan author)
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
[Hiatus]
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
👉👈
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
Hai
Cerita Baru!!!
Cerita Baru!!!

22

11.8K 1.1K 53
Autorstwa DAPU49

Double up hari ini!
Sekalian malam minggu, jadi yang malam minggunya cuma sama bantal, guling, silahkan baca DySam aja :v

***

Dyba menghela nafas kasar, Sam beberapa hari ini sering lembur, bahkan pulang paling cepat saja jam sepuluh malam. Pelaku penggelapan dana perusahaan itu belum juga ditemukan. Dyba sudah memberi ide kepada Sam untuk menanyakan kepada papa mertuanya, tetapi kata Sam ia tidak mau membuat papanya mikir.

Dyba melirik jam, sudah jam sebelas malam. Ia menyenderkan tubuhnya dengan kasar di sofa ruang tamu. Beberapa hari belakangan ini ia pasti seperti ini menunggu Sam pulang. Dyba membuka ponselnya, menghubungi nomer yang selalu berada di paling atas log panggilannya.

"Nomer yang anda hubungi sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan."

Dyba mengernyitkan dahinya, tumben sekali nomer Sam tidak bisa dihubungi. Dyba mencobanya sekali lagi dan ia masih mendengar operator yang menjawab panggilannya. Perasaan Dyba seketika tidak enak, ia takut terjadi sesuatu dengan Sam.

Dyba dengan cepat berlari ke kamar, ia akan mengambil sweater dan kunci mobil. Dengan cepat Dyba memakai sweater itu dan menuruni tangga. Baru saja akan membuka pintu rumah, pintu itu sudah terbuka dari luar.

"Mau ke mana kamu?" Sam menatap Dyba dari atas sampai bawah dengan bingung.

Dyba mengelus dadanya, Sam baik-baik saja. Dyba memeluk Sam dengan manja. "Mau ke kantor kamu."

Sam mengelus punggung itu dengan halus, menutup pintu rumahnya. "Mau ngapain emangnya?"

"Mau nyamperin kamu lah, telpon kamu gak aktif, ini udah jam sebelas kamu belum pulang, aku takut kamu kenapa-napa."

Sam mengangkat Dyba ke gendongannya dan Dyba langsung melingkarkan tangan dan kakinya dengan erat ke tubuh Sam. "Tenang aja, aku gak bakalan kenapa-napa kok. Aku tadi males charger HP makannya gak aktif." Sam membawa tubuh itu menaiki tangga dan memasuki kamar mereka.

Sam menurunkan tubuh Dyba dengan lembut ke pinggiran kasur. Sam mencium pipi Dyba sekilas. "Aku mandi dulu."

Dyba mengangguk, ia menatap punggung Sam yang sudah menghilang di balik sekat kamar mandi. "Ada yang aneh. Ah, mungkin Sam lagi capek makannya kayak gitu."

***

Dyba mengamati wajah Sam, jelas terlihat garis lelah di sana. Dyba mengelus kening Sam yang tiba-tiba berkerut entah kenapa. Jari Dyba turun menuju ke hidung Sam, lalu turun lagi ke bawah menuju bibir Sam. Dyba tersenyum tipis, ia mengusap-usap bibir itu.

Sam mengerang, ia mengerjapkan matanya dengan pelan. "Pagi Samudera nya Adyba."

Sam langsung tersenyum mendengar itu, ia menarik tubuh Dyba ke pelukannya. "Pagi Adybanya Samudera."

Dyba terkekeh, ia mengecup rahang Sam. "Kebangun ya gara-gara aku?"

"Iya, lagian kamu ngusap-ngusap bibir aku, bibir aku yang kamu usap yang bangun bukan cuma aku, tapi yang di bawah sana juga."

Dyba mengerjap. "Yang bawah?" Kemudian Dyba melirik bagian bawah Sam dan langsung melepas pelukannya. "Pagi-pagi akhlaknya dah ilang aja!"

Sam tertawa. "Bercanda, bercanda." Sam merentangkan tangannya. "Sini peluk lagi."

Dyba memeluk tubuh Sam lagi. Sam mengecup puncak kepala Dyba. "Tumben kamu bangun duluan?"

"Gak papa, aku lagi pengen aja." Dyba mendongak. "Sam."

Sam menunduk, ia mengecup hidung Dyba. "Kenapa sayang?"

"Jangan terlalu capek, aku gak mau kamu sakit."

"Iya, tenang aja, bentar lagi ini paling udah siap kok."

"Perlu aku temenin kamu di kantor terus?"

Sam menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gak usah sayang, aku gak mau kamu ikut capek kalau nungguin aku di kantor."

"Kan aku bisa jadi penyemangat kamu."

Sam tersenyum tipis. "Udah, gak usah, aku janji bentar lagi siap kok. Paling lama seminggu lagi."

Dyba mengangguk. "Jangan lupa kasih kabar ke aku kalau kamu pulang malam, aku khawatir Sam."

"Iya, maafin aku semalam buat kamu khawatir."

Dyba melonggarkan pelukannya dari Sam. "Pagi ini mau sarapan apa?"

"Pancake boleh?"

"Bolehlah. Ya udah kamu mandi, aku mau buat sarapan dulu."

Sam menganggukkan kepalanya. "Tapi, Dy ...."

Dyba mengernyit bingung. "Tapi apa?"

Sam tersenyum tanpa dosa, ia mengetuk-etuk bibirnya. "Morning kiss."

Dyba terkekeh geli, ia mengecup bibir Sam berkali-kali. "Dah."

Sam tersenyum lebar sampai matanya menyipit. "Makasih sayang."

"Sama-sama sayang."

***

Dyba memarkirkan Honda Jazz putih miliknya itu di parkiran khusus petinggi kantor. Ia datang ke sini tanpa memberi tau suami kampret nya itu. Tidak ada yang menyangka bahwa perempuan dengan style yang sederhana itu merupakan istri dari CEO kantor mereka. Dyba hanya memakai dress hitam selutut, flatshoes hitam, dan tas selempang kecil berwana putih dengan rambutnya yang dicepol ke atas.

"Siang, Bu." Sapaan dari security kantor itu membuat Dyba tersenyum.

"Siang, Pak, jangan lupa makan siang nanti."

Security itu tersenyum, jarang ia menemukan istri seorang petinggi kantor yang begitu ramah seperti perempuan di hadapannya ini. "Terima kasih, Bu."

"Sama-sama, saya naik dulu, permisi."

Dyba mulai memasuki kantor yang dominan dengan warna emas dan hitam itu, terlihat sangat mewah dan elegan. Entah mengapa ia merasa ada hal yang tidak enak, hal yang mengganjal di hati saat ia memasuki kantor ini. Dyba menghela nafas berkali-kali sebelum ia memasuki lift. Baru saja menekan tombol lift Dyba dikejutkan dengan tubuh kecil yang menabrak kakinya. Dyba menjongkokkan dirinya di depan gadis kecil itu. "Hey sayang, mama atau papa kamu ke mana?"

Gadis kecil dengan rambut hitam panjang dan bola matanya yang bulat itu menatap Dyba. "Tante, bawa aku cali papa."

Dyba terenyuh saat melihat bola mata coklat itu menatapnya dengan lelehen air mata yang akan siap untuk turun. Dyba mengelus rambut hitam itu. "Ayo, tante bantu kamu cari papa kamu."

Dyba mengernyit saat melihat gadis kecil itu menjauhkan tubuhnya dari Dyba. "Tante butan olang jahat kan? Mama pelnah bilang ndak boleh ikut olang yang balu kenal."

Dyba terkekeh, ia mencubit pipi bulat itu. "Bukan kok, ayo kita cari papa kamu." Dyba mengulurkan tangannya dan disambut dengan ragu-ragu oleh gadis mungil itu.

"Nama kamu siapa? Umurnya? Kenapa bisa ada di sini? Emang papa kamu ninggalin kamu gitu aja apa?"

Dyba menunduk saat mendengar tidak ada jawaban dari gadis kecil itu. Dyba mengulum senyumnya, ekspresi gadis itu sangat-sangat menggemaskan. Dengan mata bulatnya yang mengerjap sambil memandangi nya. "Tante, banyak kali peltanyaannya."

Tawa Dyba tidak bisa ditahan saat mendengar jawaban polos gadis itu. Dyba mengangkat tubuh itu ke gendongannya, ia berjalan menuju ke resepsionis yang ada di depan. "Nama kamu siapa?"

"Alabella."

Dyba menganggukkan kepalanya. "Umur?"

"Ndak tau."

Dyba terkekeh, ia mengecup pipi gadis kecil itu. "Ya udah gak papa."

"Tante, papa ke mana? Telakir aku sama papa masuk ke luangan besal, telus ada om-om yang mukanya celem."

"Bentar ya kita tanya sama tante ini dulu." Dyba berdehem saat ia tiba di depan meja resepsionis kantor. Pegawai yang tadinya sedang memainkan ponsel itu langsung tersentak dan matanya membukat saat mengetahui yang datang adalah istri dari bos nya. "Maaf, ada apa, Bu?"

"Saya mau bertanya apakah kamu tau ke mana ayah gadis ini?"

"Eh, kok bisa sama ibu? Ini anak dari tamunya pak Samudera."

"Baiklah, terima kasih."

"Tante udah tau papa di mana?"

"Udah sayang."

"Tante, nama oom yang disebutin tante tadi bagus, samudela."

Dyba tersenyum, ia mulai memasuki lift dan menekan lantai 13. "Itu suaminya tante sayang."

"Suami itu apa? Makanan yang biasa aku makan ya?"

Sekarang ganti Dyba yang mengerjapkan matanya tidak paham. "Makanan?"

Gadis di gendongannya mengangguk dengan semangat. "Iya, yang ada ikan loh tante, masa tante ndak tau cih?"

Dyba mencubit gemas hidung mungil itu. "Itu sushi bukan suami."

"Oh, beda ya?" Mata bulat itu menatapnya dengan tidak percaya.

"Beda atuh. Kamu kenapa bisa ke bawah sih?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Ndak tau, tadi itu aku ikut macuk aja ke kayak gini, coalnya aku minta es clim ama papa ndak di kacih, papa cibuk cama oom yang mukanya celem."

Dyba tertawa saat mendengar 'oom yang mukanya celem' itu dari bibir gadis kecil ini.

***

Sampai jumpa di part selanjutnya
(❁'◡'❁)

Jangan lupa vote and comment
Terima kasih yang udah mau baca, vote, and comment ceritaku ♡♡

07 November 2020



Czytaj Dalej

To Też Polubisz

1M 16.9K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1.7M 93.3K 53
Cerita Berganti judul, Judul sebelumnya Saka Armada Menikah karena di jodohkan atau karena tragedi? Cerita lika-liku Saka dan Naya untuk mencapai ke...
134K 4.1K 41
"Gue hamil." Hanya dengan satu kata itu sudah berhasil memporak-porandakan kehidupan mereka. Maisha Kejora Prahadi tidak pernah berfikir akan mengand...