RICH MIN ✔️

By twinklewinter

170K 19.8K 625

Park Seyi berharap agar dalam hidupnya tidak akan pernah terlibat dengan orang kaya. Namun suatu hari tanpa s... More

Min Yoongi dan Masalahnya
Episode 1: Seyi yang ceroboh
Episode 2: Teka-teki
Episode 3: Pertemuan singkat
Episode 4: Bertemu kembali
Episode 5: Mulai terjebak
Episode 6: Akibat berbohong
Episode 7: Negosiasi
Episode 8: Orang asing
Episode 9: Posesif
Episode 10: Teman baru
Episode 11: Seoul yang sempit
Episode 12: Berita untuk Seyi
Episode 13: Kisah mereka
Episode 14: Idola dan penggemar
Episode 15: Lelucon takdir
Episode 16: Hari yang melelahkan
Episode 17: Dua sahabat
Episode 18: Janji dan Memori
Episode 19: Kembali ke kenyataan
Episode 20: Enam Mata
Episode 21: Hati atau logika
Episode 22: Hari baru
Episode 23: Sangat dekat
Episode 24: Benang merah
Episode 25: Lingkaran
Episode 26: Hal yang ditakutkan
Episode 28: Tak lagi sembunyi
Episode 29: Satu hari
Episode 30: Selamat tinggal
Episode 31: Hilang
Episode 32: Yang ditinggalkan
Episode 33: Sebuah kencan
Episode 34: Perjuangan
Episode 35: Keputusan
Episode 36: Sesuatu di Jeju [END]
Episode Special
Episode Special + Special
Park Seyi dan Masalahnya

Episode 27: Keluarga

3.3K 455 10
By twinklewinter

"Seyi, ikut ibu!"

Beberapa menit berlalu hening sejak Ibu Seyi mengatakan itu pada anak gadisnya. Seyi pasrah, ia sudah memprediksi apa yang akan terjadi saat dirinya tiba di rumah dan berhadapan dengan ibunya.

"Apa tidak ada yang ingin kau katakan pada ibu?"

Kepala Seyi tertunduk semakin dalam. "Ibu melihat berita itu?" tanyanya dengan suara yang sangat kecil hampir tidak terdengar.

"Fotomu bahkan muncul di televisi."

Seyi diam mendengarkan sang ibu. Ia benar-benar kehabisan kata. Meski begitu dalam batin Seyi terus mengutuk media yang telah mengeluarkan berita tentang dirinya.

"Maafkan aku, Bu... Sungguh, kami tidak ada hubungan apa pun..."

"Lalu bagaimana dengan foto kalian yang duduk berdua di kafe itu?" kemudian tatapan Ibu Seyi beralih pada pakaian yang Seyi gunakan, "Apa tadi kalian bertemu? Bajumu mirip seperti yang di foto."

Seyi menghela berat, ia tidak punya keberanian untuk berbohong. "Iya, tadi siang kami bertemu. Dan sepertinya wartawan itu mengambil gambarku hari ini."

Tatapan Ibu Seyi melunak, dielusnya punggung tangan anaknya. "Seyi-ya, kenapa kau tidak mendengarkan perkataan ibu untuk menjauhi pria itu? Jika sudah begini kau sendiri yang akan kesulitan. Ibu tidak ingin nantinya ayahmu memarahimu karena hal ini,"

"Maafkan aku, aku bersalah..."

"Ibu tidak melarangmu berkencan, bahkan ibu ingin melihatmu suatu saat menikah dengan orang yang kau cintai, hanya saja ibu tidak ingin kau bertemu pria yang kedudukannya tinggi seperti pria itu. Berapa kali harus ibu ingatkan, kehidupan konglomerat sangat berbeda dengan hidup kita. Ibu tidak ingin nantinya kau direndahkan oleh mereka. Lebih baik kita hidup biasa-biasa saja dan saling merangkul daripada hidup penuh kemewahan tapi diisi oleh kedengkian dan kekejian."

"Aku mengerti, aku minta maaf, Bu,"

"Kalau begitu jawab pertanyaan ibu dengan jujur, apa kau benar-benar berkencan dengan pria itu?"

Seyi menggeleng kuat meyakinkan sang ibu, "Kami tidak berkencan."

"Lalu, apa kau menyukainya?" tanya ibunya sambil menatap lekat manik Seyi.

Seyi diam. Batinnya sedang berdebat. Bibirnya sudah terbuka ingin menjawab tapi tak ada jawaban apa pun yang keluar.

"Kau menyukainya," konklusi sang ibu.

Kedua manik Seyi melebar, "Bu..."

"Kau tidak bisa membohongi ibu, matamu akan bergetar jika berbohong." Sang ibu menguatkan genggaman tangannya pada Seyi, layaknya sedang mengalirkan kekuatan untuk anaknya. "Seyi-ya, kau ini anak ibu, tentu ibu mengerti dirimu. Tapi, jika ibu memintamu untuk tidak bertemu lagi dengannya, apa kau bersedia?"

Seyi menghela pelan sebelum akhirnya mengangguk.

"Maafkan ibu, ini demi keluarga kita..."

***

Tak jauh berbeda dengan Seyi, Yoongi pun mendapat tekanan dari orang di sekitarnya. Pihak manajemennya meminta pernyataan Yoongi terkait berita itu, namun Yoongi memilih tak menghiraukan.

Hal termudah yang ia lakukan saat ini adalah tidur dengan ponsel yang dimatikan. Anggap saja sedang mengisi energi untuk menghadapi hari esok.

Sesungguhnya Yoongi sangat ingin menghubungi Seyi dan menanyakan keadaan gadis itu, tapi Yoongi tahu sekarang bukanlah waktu yang tepat. Meskipun Yoongi belum mengetahui siapa yang menyebarkan berita ini ke media, tapi ia akan memastikan untuk menangkap orang itu. Selama ini Yoongi berusaha keras merahasiakan hubungannya dengan Seyi. Bahkan dulu ia berjanji pada Seyi dirinya tidak akan terseret ke media, dan nyatanya Yoongi tak mampu menepati janjinya itu. 

"Min Yoongi!"

Baru 30 menit Yoongi terlelap terdengar kerusuhan di ruang tengah.

"Min Yoongi! Kau di mana?!"

Ibu Yoongi yang datang dengan tergesa-gesa berjalan menuju kamar Yoongi karna yakin anaknya berada di kamar. Sang ibu mendapat informasi dari Namjun bahwa Yoongi langsung pulang saat seorang staf dengan gaduhnya memperlihatkan berita itu pada Yoongi.

"Astaga! Di situasi seperti sekarang kau malah enak-enaknya tidur! Bangun! Ibu ingin bicara!"

Bangun tidur karena terkejut bukanlah hal yang menyenangkan. Yoongi dapat mendengar jelas teriakan ibunya.

"Ugh... Kita bicara besok saja, ya, Bu..." katanya dengan suara berat khas bangun tidur.

"Tidak bisa! Ini menyangkut menantu ibu!"

"Bu..." keluh Yoongi saat dirinya ditarik sang ibu untuk duduk di kasur.

"Kali ini kau benar-benar berkencan dengan Seyi? Kenapa tidak beritahu ibu? Sejak kapan kalian berkencan? Kalian tidak berbohong lagi kan? Apa Seyi merasa terganggu dengan berita itu? Nanti ibu hubungi Pak Oh untuk menghentikan berita itu! Ibu se—"

"Bu! Satu-satu! Pelan-pelan!" potong Yoongi sembari mengusap telinganya.

"Kalian berkencan?"

"Tidak,"

"...Hah... Padahal ibu sudah senang..."

"Aku juga akan senang jika benar kami berkencan," celetuk Yoongi jujur.

***

Tok! Tok!

Tok! Tok!

Diketukan ke-lima akhirnya Seyi berjalan ke depan pintu rumahnya. Ia baru saja selesai sarapan. Di hari libur kali ini Seyi memilih berada di rumah daripada di toko. Ia takut jika wartawan mendatanginya hingga ke toko.

"Siapa?"

"Hoon!"

Setelah memastikan itu benar suara adiknya Seyi membukakan pintu. Lantas saja mulutnya terbuka lebar melihat siapa yang datang bersama adiknya.

"Ada apa ini? Kenapa kalian datang bersama?"

"Hajun Hyung datang ke toko dan bilang ingin bertemu Nuna, karena sekarang aku sudah mengantar Hyung aku pergi ya... Kalau ibu mencariku bilang aku ada di PC bang sebelah toko Nenek Hwang!" kata Hoon lalu melambai pamit pada dua orang dewasa itu.

"Ayo, masuk..." Seyi tersenyum ramah mempersilahkan Hajun masuk ke rumahnya. Hajun mengikuti langkah Seyi.

"Tunggu sebentar, aku buatkan minuman."

Lekas Hajun menahan tangan Seyi. "Tidak perlu, aku hanya ingin berbagi cerita denganmu dan kau juga harus membagikan ceritamu padaku,"

Seyi memiringkan kepalanya bingung, "Baiklah," katanya pada akhirnya.

"Sebenarnya ini hanya cerita lama, tapi aku tetap ingin menceritakannya padamu," Hajun memulai ceritanya sambil menatap Seyi yang duduk di hadapannya.

Seyi mengangguk siap mendengarkan.

"Aku, Yoongi, dan Hansel. Kami sudah sangat lama berteman. Bahkan aku sudah mengenal Yoongi sejak kami di sekolah dasar. Lalu Hansel bergabung, kami tinggal di kompleks perumahan yang sama. Aku tidak tahu apa kau sudah mendengar cerita kami yang terlibat cinta segitiga, sebenarnya aku yang menyukai Hansel, bukan Yoongi. Tetapi, Hansel menyukai Yoongi. Aku bisa merasakan itu dari tatapannya dan tingkah lakunya saat bersama Yoongi. Kekanakan sekali dinamakan cinta segitiga."

Hajun menjeda untuk melihat reaksi Seyi, gadis itu tampak mendengarkan dengan serius. "Saat aku beritahu Yoongi perasaanku terhadap Hansel, Yoongi mendukungku. Lalu aku menyatakan perasaanku pada Hansel, tapi Hansel tidak memberi jawaban apapun. Tentu saja dia terkejut. Namun sepertinya dia juga terlihat menunggu Yoongi menahannya untuk tidak menerima perasaanku, tapi kenyataannya Yoongi mendukung kami. Yoongi percaya aku bisa menjaga dan melindungi Hansel. Akhirnya Hansel berkata akan memberi jawabannya esok hari, tetapi, tanpa diduga aku malah berangkat ke Jerman secara mendadak dan tidak memberitahu mereka. Karena itu hubunganku dengan Hansel dan Yoongi sempat retak. Tapi sekarang hubunganku dengan Hansel perlahan membaik, aku merasa bersyukur. Namun, dengan Yoongi, aku tidak yakin..."

"Kenapa? Dia masih marah padamu karena meninggalkan Hansel?"

"Bukan, sepertinya dia tidak suka aku dekat denganmu,"

Alis Seyi terangkat bingung karena ucapan Hajun.

"Mungkin Yoongi takut kejadian itu kembali terulang. Dia takut kita saling menyukai lalu aku meninggalkanmu." jelas Hajun setelah mendapati ekspresi bingung Seyi. "Sekarang giliranmu. Apa benar kau berkencan dengan Yoongi? Lalu apa maksud kau tidak bisa membantu Yoongi lagi beberapa bulan yang lalu?"

Seyi terkekeh. Ternyata Hajun sudah tak sanggup menahan lebih lama untuk mendengar ceritanya. "Kau sudah melihat semuanya, Hajun. Dulu kami berpura-pura menjadi sepasang kekasih di hadapan keluarganya agar dia tidak kehilangan perusahaan musiknya. Tapi sekarang itu semua sudah berakhir. Dan untuk berita yang sedang beredar, itu tidak benar. Kami tidak berkencan."

"Kalau begitu, apa kau menyukai Yoongi?"

Tiba-tiba Seyi tersedak salivanya sendiri. Kenapa ia mendapat pertanyaan itu lagi?

"Jika benar, aku akan mundur dan mendukung kalian..." tutup Hajun dengan senyum sendunya.

Continue Reading

You'll Also Like

579K 57.2K 51
Ini adalah kisah tentang (Namakamu) yang sangat menyayangi idolanya, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Kisah ini juga bercerita tentang (namakamu) yang sel...
319K 25.9K 56
#1 in Sinkook [14 Juli 2019] #2 in HEB [3 Oktober 2019] #3 in Hwangsinb [3 Oktober 2019] #1 in SinKook [7 November 2019] #1 in jjk [12 Desember 2019]...
92.7K 12.2K 60
MOHON MAAF JIKA MASIH ADA KESALAHAN KATA ATAUPUN TYPO. AMAZING COVER BY : @Dindaranaaa •Blurb/Sinopsis• Park Ji-hyo, salah satu mahasiswi di universi...
35.4K 3K 14
[COMPLETE] Amazing cover by @Leejiraice maaf.... mungkin hanya itu yang bisa aku ungkapkan, atas semua yang telah aku lakukan padamu... 17 januari 20...