Ruang Rindu Ariel

נכתב על ידי ddrddr_

44.6K 5.9K 468

[COMPLETE] dipublis 1 Agustus 2020 - tamat 20 Januari 2021 POV 3 rate: 17 (teen) Blurb: Marga Atmaja rupanya... עוד

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24. End-

9.

1.2K 218 7
נכתב על ידי ddrddr_

Ada yang lain
Di senyummu
Yang membuat lidahku
Gugup tak bergerak
~
Jamrud – Pelangi di Matamu

***

Dengung mikrofon sedikit membuat beberapa siswi berteriak kaget. Lapangan SMA Azzar pagi ini sesak. Banyak dekorasi tentang Parade Busana yang akan dimulai sebentar lagi. Saking cepatnya persiapan acara tersebut, bahkan tak sedikit para siswa mempertanyakan keahlian Azzar dalam membuat sebuah event menakjubkan setiap bulannya.

Ditemani oleh Geri dan Ryan, Rama berdiri di belakang barisan kursi yang tersedia karna semua kursi sudah terisi penuh.

"Jam berapa mulainya?" tanya Geri sedikit menyenggol lengan Rama, tapi cowok yang hari ini mengenakan jaket warna hitam itu hanya mengedik tak tahu.

"Oke! Selamat pagi semuanya!" Tiba-tiba salah satu mahasiswa yang kebetulan ber-KKN di SMA Azzar naik ke panggung dan menyapa para siswa.

Rama langsung mengedikkan dagu ke arah panggung, mengisyaratkan kalau pertanyaan Geri sudah terjawab.

"Pagi, Kak!"

"Gimana? Kalian seneng nggak kalau pagi ini kita ada event Parade Busana yang dipersiapkan hanya dalam satu malam? Seneng??"

"Seneng, Kak!" Tepuk tangan terdengar begitu meriah.

"Asik, kalau kalian seneng Kak Tristan juga seneng. Langsung aja kita mulai, tapi sebelumnya, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru SMA Azzar yang sudah memperkenankan kami dari KKN Universitas Indonesia Raya untuk mengadakan event Parade Busana. Terima kasih, dan mohon maaf karna dengan event ini lah saya, Tristan Hanafi sekaligus kedua belas rekan mahasiswa saya berniat untuk menjadikannya sebagai kenang-kenangan kecil di perpisahan minggu depan—"

Puluhan siswa melenguh sedih. Banyak dari mereka belum ingin lepas dari para KKN SMA Azzar. Terlebih, para siswi begitu senang dengan adanya Kak Tristan dan Kak Alfin yang memiliki paras rupawan.

Lima guru SMA Azzar yang berdiri di pinggir lapangan—tampak berteduh—hanya melambai dan mengacungkan jempol ke para KKN.

"Terima kasih, Bapak dan Ibu. Dan buat adik-adik semuanya, jangan bersedih, oke? Sekarang kakak-kakak mau mempersembahkan event Parade Busana yang terkesan mendadak tapi semoga nanti lancar sampai selesai. Event yang mempersembahkan penampilan keempat puluh siswa-siswi dengan pakaian adat dari berbagai daerah. Mau tahu seseru apa?? Mari kita mulai dan selamat menyak-sikan!"

Tepuk tangan kembali meriah mengiringi langkah Tristan saat menuruni panggung setinggi lutut orang dewasa. Lagu pengiring mulai terdengar. Meski sedikit terselimuti awan mendung, tapi acara dimulai sangat bagus.

Ryan dan Geri terlalu antusias saat menyaksikan pembukaan acara, yaitu tari Angguk dari Kulon Progo, Yogyakarta yang dimainkan oleh enam siswi cantik-cantik. Semuanya mengenakan kacamata hitam. Dan yang paling Geri sukai adalah kostum dari tari Angguk merupakan celana pendek di atas lutut.

"Sumpah, Ram! Itu siapa itu! Fitri? Fitri si anak IPS 4??" Geri menepuk pundak Rama beberapa kali, telunjuk kirinya mengarah ke salah satu penari Angguk. "Fitri, 'kan??"

"Mana Fitri, Ger?" tanya Ryan ikut penasaran.

"Itu, bego'! Yang paling kanan! Cantik banget, Yan. Kalo kayak gini si Rama bakalan nyesel pernah nolak Fitri dulu!" Geri menertawakan Rama yang hanya diam menonton.

Memang Rama akui, cewek bernama Fitri yang kebetulan menari Angguk sebagai pembukaan acara kelihatan begitu cantik. Apalagi dengan kostum seperti itu, kulit mulus kakinya jelas memancing perhatian para cowok tampan di SMA Azzar. Tetapi hal itu tak banyak memengaruhi Rama. Ia menyaksikan tari Angguk tersebut dengan suara Geri dan Ryan yang berisik melihat kecantikan enam bidadari Angguk di atas panggung.

Beberapa menit kemudian, tari Angguk selesai dengan tepuk tangan super meriah. Keenam penari tadi begitu luwes menggoyangkan bokong mereka, sambil berjalan ke belakang panggung yang sudah dibuat sedemikian rupa seperti panggung fashion show.

Tidak berakhir dengan tari Angguk, musik tak putus dan langsung dilanjutkan dengan remix yang seru. Seorang cewek berjalan mengawali parade dengan senyum anggun menghiasi wajah.

Spontan, seluruh siswa berdiri menciptakan ombak sekilas demi menyemarakkan acara Parade.

"Pakaian adat mana nih? Serius, kenapa mereka makin cantik-cantik gini, woi?!" gemas Geri seakan ingin berkenalan secara langsung ke cewek-cewek yang berlenggak-lenggok di catwalk.

Di ujung catwalk sendiri, mereka tidak langsung memutar badan dan kembali ke balik panggung. Mereka sedemikian rupa memamerkan apa yang dikenakan, berputar, tersenyum, berpose, sampai dengan melambai dan memberi kissbye. Benar-benar Parade Busana yang menghibur karna ada siswa dengan gaya melambai yang bersikeras ingin mengenakan pakaian wanita.

"Eja, Eja, Eja!" seru Ryan menunjuk ke cowok yang berjalan kaku di atas catwalk. "Pake adat Padang dia! Woi, Eja!!" teriak Ryan kemudian.

"Eja!! We love you, Eja!!" teriak Geri ikut gemas.

Semua yang mendengar teriakan Ryan dan Geri terbahak sambil menoleh ke dua orang itu. Tak terkecuali Reza sendiri. Ia yang berusaha tidak malu apalagi jatuh saat berjalan di catwalk justru dibuat malu dengan teriakan dua temannya.

Rama mendengkus. Bisa ia rasakan malunya Reza karna diteriaki seperti itu.

"Diem," tegur Rama tapi Geri dan Ryan masih heboh.

"Eja!! Woi!!"

"Diem, kampret! Eja udah mundur!" Ryan ikut menegur Geri.

Giliran berikutnya adalah cewek dari kelas dua belas yang dikenali Rama CS. Namanya Dita, tak kalah cantik dengan pakaian adat Solo yang anggun.

"Dita ... gemesin banget lo minta gue culik," geram Ryan dengan mata berbinar.

"Alah! Lo tiap hari melototin Dita juga baru sekarang bilang gemesin, ke mana aja lo dari kemaren??" gerutu Geri sambil membenarkan letak kaca mata.

"Liat sini, Dit!!" Setelah menggerutu Geri mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi. "Dita gemesin, sini abang foto!"

"Diem!" tegas Rama dan Ryan bersamaan.

***

Hampir lima belas menit berlalu, Parade Busana masih belum juga selesai. Rama sudah hampir mati penasaran karna orang yang ia tunggu belum juga tampil.

"Lo kenapa dari tadi diem aja, Ram? Kebelet eek lo?" tanya Ryan membuat Rama menoleh.

"Nggak."

"Itu si Anggun cantik, si Fitri juga oke. Kok lo nggak berbinar-binar gitu liat mereka??"

"Kenapa?" tanya Rama justru kelihatan bingung. Ia melirik ke jam di pergelangan tangan. Sudah hampir menghabiskan waktu setengah jam, tapi ke mana perginya Ariel? Pikir Rama sedikit gusar.

"Gue ke toilet sebentar," pamit Rama tiba-tiba, entah kenapa hatinya merasa ada yang tidak beres.

"Ram! Rama! Tahan dulu, lo rugi nggak liat cewek-cewek cantik!" Ryan berdecak kesal. Percuma meneriaki Rama yang sudah bersikeras menyingkir ke toilet, temannya satu itu memang aneh.

Namun, tujuan Rama jelas berbeda dari apa yang ia pamitkan ke Ryan dan Geri. Rama pergi ke balik panggung dan mencari gerombolan peserta Parade Busana yang belum tampil. Beberapa yang melihat Rama datang langsung sumringah, ada juga yang langsung menyapa dan melempar senyum centil.

Ke mana dia?

Pandangan Rama berkeliling. Hanya ada para KKN dan siswa-siswi yang kebanyakan belum dikenal Rama.

"Cari siapa, Kak Rama?" sapa seorang cewek ber-make up tebal.

Kening Rama mengernyit, ia tak mengenali siapa cewek yang meyapanya sekarang.

"Namaku Sisil, Kak. Kak Rama cari siapa sampe ke belakang sini?" tanya cewek dengan pakaian adat Yogyakarta tersebut.

Ah, Sisil.

Rama sebenarnya ingin menanyakan keberadaan Ariel ke Sisil, tapi hati kecilnya urung. Rama hanya menggeleng dan tersenyum tipis. Ia masih bisa mencari keberadaan Ariel sendirian.

"Maaf, gue tinggal," ucap Rama membuat Sisil kecewa.

Semua siswa dan siswi yang belum tampil kelihatan membuat berbaris tertib untuk menunggu giliran, dan dari situ Rama masih belum melihat di mana keberadaan Ariel.

"Nu, ke mana Ariel?" tanya Rama pada akhirnya menemukan Danu yang berada di urutan belakang sendiri, menunggu tampil.

"Eh, Bos. Ariel ...." Danu mengedarkan pandangan. "Gue juga belum liat Ariel dari tadi. Kalo Eja udah makan di pojokan habis tampil, tuh!"

Rama mengikuti arah telunjuk Danu ke pojokan lorong. Memang terlihat Reza tengah jongkok di sana sambil makan nasi kotak.

"Gue nggak nyari Eja."

"Kalo gitu lo nyari gue aja, Bos. Urutan terakhir buat tampil, nih."

Harus dengan apa Rama bicara sekarang? Ia berdecak pelan sebelum meninggalkan Danu yang memanggilnya beberapa kali. Kalau sudah seperti itu, Rama tak punya pilihan untuk mencari sendiri.

Lorong di dekat lapangan yang dijadikan tempat Parade Busana berlangsung tidak ada Ariel, di belakang panggung pun masih tidak ada Ariel. Rama sedikit gusar dan pergi ke lorong menuju kantin. Dan kegusaran Rama akhirnya berangsung menghilang saat Rama menemukan Ariel di lorong tersebut, berdiri menyandar tembok dengan kepala menunduk.

"Ngapain di situ?"

Bisa dilihat kalau Ariel terkejut beberapa saat. Cewek itu lantas menegakkan badan dan menyimpan kedua tangannya di belakang badan.

"Nggak ngapa-ngapain. Lo sendiri ngapain ke sini?" tanya Ariel balik. Diamatinya Rama yang melangkah mendekat.

"Nyari lo," jawab cowok berjaket hitam itu.

"Emang gue kenapa sampe dicariin segala?"

Seulas senyum terbit di wajah Rama yang sebelumnya gusar. Ia meneliti Ariel setelah berada dekat dengan cewek itu.

"Nggak jadi tampil?"

Wajah Ariel langsung redup. Matanya menatap ke berbagai arah tak tentu.

Sudah jelas kalau gerak-gerik Ariel menandakan cewek itu gugup. Rama berani bertaruh bahwa kepercayaan diri Ariel untuk berjalan di atas catwalk tak cukup sampai dia harus bersembunyi di lorong sendirian.

"Lo cantik," ucap Rama memberanikan diri membelai pipi Ariel yang menyimpan coretan warna putih.

Tentu belaian tangan itu tak bertahan lama karna Ariel langsung menampiknya.

"Jangan ngatain gue cantik!"

"Lo emang cantik."

Rahang Ariel menegang, wajahnya cemberut tapi dia tahu kedua pipinya mulai memanas. Rama sialan!

"Mau gue anterin ke panggung?" tawar Rama mendapat gelengan tegas dari Ariel. "Kenapa?"

"Gue nggak mau orang-orang nyerang gue lagi. Mereka ngira kita pacaran, Ram!"

Rama meneguk saliva, menciptakan gerakan jakun yang seksi. Mendengar kata pacaran, sebenarnya Rama tak masalah. Di sisi lain ia tahu statusnya dengan Ariel itu apa, terlebih mereka punya satu ayah, tapi kalau harus membuat Ariel tak nyaman dengan kondisi sekitar, sepertinya Rama memang harus mengalah.

Lelaki diciptakan tidak harus egois. Rama harus bisa mempertimbangkan itu sebelum Ariel kembali susah dijinakkan.

"Jadi, batal tampil?" goda Rama sambil tersenyum. "Tapi lo cantik, Riel. Pakaian lo juga beda dari yang lain."

Sesekali Ariel menatap Rama sambil menarik napas berat. Harusnya lorong itu bisa membuatnya tenang, tapi keberadaan Rama justru membuatnya makin tidak percaya diri.

"Sekali lagi, lo cantik."

"Pujian lo makin buat gue nggak mau tampil, tau?" ketus Ariel hanya ditertawakan Rama.

"Tau." Tawa kecil Rama kemudian hilang. "Tapi gue bangga sama lo."

Ariel menatap Rama dalam. Hati kecilnya tersentil bukan dengan pujian cantik, tapi rasa bangga cowok itu yang membuat Ariel tak bisa menahan senyum.

Serius, sekuat tenaga Ariel tidak mau tersenyum, tapi kenapa sulit dilakukan?

"Ngomong apa lo barusan? Gue nggak denger." Seperti dejavu, Ariel kembali memperlihatkan telinganya ke arah Rama.

"Gue bangga sama lo," ulang Rama pelan.

Ariel yang mendengarnya untuk kedua kali hanya mengulum senyum kecil, lalu melangkah pergi meninggalkan cowok yang berhasil membangkitkan rasa percaya dirinya.

"Ariel," panggil Rama sebelum Ariel benar-benar meninggalkannya.

"Hmm?" Ariel berbalik.

"Mau gue anter?"

Senyum Ariel hilang seketika. "Norak lo pake anter-anter segala!" gerutu Ariel langsung melarikan diri. Sekarang dia jadi yang terakhir di acara Parade Busana.

Bukan masalah!

***

happy reading, ya!

jangan lupa klik vote ⭐ dan follow akun instagram author (@ddr_stories) terima kasih banyak ♥️

המשך קריאה

You'll Also Like

326K 20.7K 47
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...
493K 25.8K 36
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...
3.5M 218K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
3.8M 225K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...