Look At Me [Taehyung & Yeonju...

By DvKIM13s

33.9K 4.5K 941

Berawal dari ego kemudian gengsi dan berakhir mendapatkan konsekuensi.. Konsekuensi yang bahkan tak pernah te... More

Prologue
•chapter 00•
•chapter 01•
•chapter 02•
•chapter 03•
•chapter 04•
•chapter 05•
•chapter 06•
•chapter 07•
•chapter 08•
•chapter 09•
•chapter 10•
•chapter 11•
•chapter 12•
•chapter 13•
•chapter 14•
•chapter 15•
•chapter 16•
•chapter 17•
•chapter 18•
•chapter 19•
•chapter 20•
•chapter 21•
•chapter 22•
•chapter 24•
•chapter 25•
•chapter 26•
•chapter 27•
Epilogue

•chapter 23•

1.2K 140 77
By DvKIM13s

.
.
.
.
.

"Tae... Yeonjun sudah pergi"

Bagai gelas kaca yang jatuh kelantai, begitu cepat hingga tak terlihat, hanya suara pecahan yang berdengung ditelinga. Begitu juga taehyung, kenapa? Kenapa untaian kata yang terlontar itu begitu berdengung ditelinganya. Begitu cepat hingga dia terus mencerna dan berputar-putar mengulang kata itu dikepalanya.

Taehyung mendongak melihat jimin yang menatapnya putus asa. Airmata jimin yang sudah lama mengalir merambat padanya menjadikan taehyung juga meloloskan airmata tanpa seijin pemilik.

Taehyung terdiam dengan nafasnya yang mendadak sesak, baru kali ini dia menolak sesuatu untuk didengar, baru kali ini tubuh dan hatinya menolak untuk menerima kalimat yang terlontar, baru kali ini telinganya ingin merasa tuli untuk tidak mendengar sebuah untaian kata itu.

Taehyung terdiam, tangannya meremas spei ranjang dengan bola mata melirik kesana-kemari gelisah. Tapi tak lama dia terdiam menatap kosong dengan dadanya yang bergemuruh.

"Apa maksudmu hah?" kata taehyung tenang beda dengan matanya yang sudah mengeluarkan banyak airmata, tapi otaknya menolak semua itu dan ingin mendengarnya lebih rinci.

"Hiks.. Aku tau semua ini berat tae tapi... Yeonjun sudah meninggalkan kita hiks.. "

Taehyung mengepalkan tanganya kuat, menyibak selimut kasar lalu berdiri dihadapan jimin dan menarik kerah bajunya kasar.

"Berani sekali kau mengatakan hal itu! BERANI SEKALI KAU MENGATAKAN ITU PARK JIMIN!" kata taehyung semakin menarik kerah baju jimin dengan tatapan yang tajam tapi banyak airmata disana.

"Brengsek sekali kau membuat candaan dengan mengatakan hal itu tentang adikku!!!"

BUGHH

"Kakak!" jerit beomgyu saat melihat kakaknya itu terjatuh kelantai setelah mendapat bogeman dari taehyung.

Beomgyu segara membantu jimin berdiri, jimin mengusap sedikit darah diujung bibirnya dan menatap taehyung tajam.

"KAU PIKIR AKU BERCANDA HAH?! UNTUK APA AKU BERCANDA DALAM SITUASI SEPERTI INI! APALAGI MENGENAI YEONJUN!!" Teriak jimin sangat keras.

Hening, setelahnya hening mungkin hanya ada suara jimin yang masih menggema ditelinga taehyung. Taehyung menangis, mendadak hatinya sangat sesak hingga tubuhnya sedikit lemas. Taehyung terduduk ditepi ranjang dengan segala keterkejutan yang luar biasa ia dapatkan.

"Untuk apa aku bercanda seperti itu taehyung hiks..Yeonjun sudah meninggal hiks Tuhan sudah memanggilnya hiks.. " tangis jimin kembali terdengar, begitu juga beomgyu dia memeluk kakaknya itu.

Taehyung tak mampu merasakan perasaannya lagi, semuanya telah hancur. Tadinya taehyung berharap setelah dirinya bangun dari pingsannya ia bisa melihat wajah adiknya yang sedang tersenyum lagi, bisa memeluknya dengan kasih sayangnya dan meminta maaf padanya. Tapi? Semuanya telah hancur, bahkan taehyung tak mendengar suara terakhir kali Yeonjun untuk pergi meninggalkannya.

"Hiks.. Hiks.. "

Tubuh taehyung limbung, untung saja ada ranjang dibelakangnya jadi taehyung terduduk kembali disana. Taehyung meremas dadanya yang benar-benar sangat sesak. Ia menangis deras, merasakan semua kenyataan yang sangat pahit ia dapatkan.

Yeonjun adalah hidupnya, akan hidup dengan siapa lagi dia selain adiknya itu. Harta yang paling berharganya sudah pergi, pergi meninggalkannya dengan semua penyesalan atas perbuatan yang selama ini dia lakukan.

Belum sempat taehyung meminta maaf, belum sempat dia merasakan pelukan dari adiknya itu lagi dan belum sempat ia memulai lembaran baru bersama Yeonjun tapi kenapa?! Kenapa dia malah meninggalkannya. Kenapa Yeonjun pergi meninggalkannya sendirian.

Tubuh taehyung yang menopang pada tepi ranjang jatuh kelantai, banjiran airmata mungkin akan taehyung keluarkan. Jimin yang melihat tubuh taehyung merosot kebawah karena saking tak kuatnya menangis segera ia peluk.

Jimin membawa taehyung dalam dekapannya. Membiarkan dia mengeluarkan semua rasa sakitnya, jimin tau bagaimanapun juga taehyung adalah orang yang paling terluka disini. Jimin tak pernah menyangka akan kehilangan Yeonjun, dia pernah beberapa kali bilang pada taehyung agar tak menyesal jika terjadi suatu saat nanti tapi..Tapi kenapa kejadian yang menyadarkan taehyung itu dengan kehilangan Yeonjun? Yang bahkan jimin saja tak ingin itu terjadi dalam mimpinya.

Taehyung pasti sangat-sangat terluka ditambah dengan penyesalannya pasti dia akan menyalahkan dirinya sendiri seumur hidup.

"Hiks..hiks.. "

Isakan tangis seolah beradu siapa yang lebih kencang memenuhi ruangan itu, begitu memilukan bagi orang-orang yang mendengar.

"Yeonjun.. Hahh Yeonjun Aku harus bertemu dengannya" ucap taehyung terdengar berambisi sembari melepaskan pelukannya.

Taehyung bangkit. Tak memperdulikan apapun bahkan selang infus yang berada ditangannya, dia mencabutnya kasar lalu berlari kekamar sebelah tempat adiknya berada.

Pintu itu terbuka sangat kasar, keheningan yang ada membuat dentingan pintu begitu terdengar sangat jelas ditelinga. Tubuh taehyung mematung, jatungnya berdetak sangat cepat melihat seseorang yang terbalut selimut putih sedang tertidur diranjang sana.

Airmatanya yang tak pernah berhenti kini berjatuhan semakin banyak, kakinya terasa sangat berat untuk mendekat kesana. Lama taehyung terdiam, begitu hening dan dingin atmosfer disana karena sang penghuni hanya diam.

Taehyung melangkahkan kakinya dengan gontai lebih masuk, lebih mendekat kearah adiknya yang terbaring disana.

Pupil mata taehyung melebar, airmatanya jatuh, detak jantungnya berhenti sekejap, tubuhnya benar-benar terdiam mematung, kenapa oksigen yang berada disana tiba-tiba menipis hingga taehyung merasakan sesak.

Sesak saat melihat adiknya yang terbujur kaku dengan wajah yang sudah pucat pasi, bahkan ruangan disana sangat hening lantaran adiknya yang tak mengeluarkan lagi dengkuran halus saat tertidur seperti itu, memperlihatkan kalau raga itu sudah tak bernyawa.

Taehyung sedikit membungkukkan badannya untuk lebih menatap wajah adiknya itu, tangannya yang bergetar dia selipkan dibawah leher Yeonjun, mengangkatnya lalu dipeluknya kepala sang adik.

Tubuh taehyung bergetar hebat, dia semakin memeluk Yeonjun untuk melampiaskan rasa sesak didadanya. Taehyung menangis, tidak lebih tepatnya jeritan memilukan yang dia keluarkan membuat siapapun sangat iba mendengarnya.

"Aaaagh.. Hiks.. AGHHHH.. Hiks Hiks.. "

Memang benar, tak ada yang lebih menyakitkan dari kehilangan seseorang, tak ada airmata yang lebih keluar deras selain di tinggalkan, tak ada isakan yang lebih memilukan selain menyaksikan kematian. Taehyung merasakannya.

Menangis deras, tangisan yang ditunjukan saat sang ayah dulu meninggalkannya. Tapi saat itu dia tak begitu mengerti apa itu kehilangan, apa itu rasa sakit yang sebenarnya, dia juga terbujuk rayuan sang ibu untuk tak berhenti menangis tapi sekarang?.

Cukup ibu dan ayahnya yang pergi, tak lagi dengan adiknya. Cukup dia merasa dua kali kehilangan, tak lagi sekarang. Dia akan hidup bersama siapa lagi? Yeonjun adalah adiknya, dia adalah hidupnya.

Kepada siapa ia akan menujukan sesuatu jika dia sukses? Kepada siapa ia akan memberikan uang dari kerja kerasnya? Kepada siapa ia akan tersenyum jika ia sedang senang kalau satu-satunya orang yang ia punya sudah pergi meninggalkannya.. Taehyung tak bisa membayangkan bagimana hidupnya nanti jika tak ada siapa-siapa lagi didalam hidupnya.

"Hiks..Yeonjun!! Hiks.. " teriak taehyung sedikit mengguncang kepala Yeonjun didekapannya itu.

"Hiks.. Kenapa kau meninggalkan kakak hah?! Hiks.. Yeonjun jangan lakukan ini kumohon hiks..Bangun Yeonjun hiks.. "

Jeritan memilukan dari taehyung membuat dua orang yang baru sampai disana kembali menangis. Beomgyu tak bisa menahan tangisannya lebih kencang, dia memeluk jimin saat melihat orang yang selalu menemaninya kini sudah pergi. Jimin hanya membalas pelukan beomgyu dan ikut menangis.

"Kenapa kau tega meninggalkan kakak sendirian Yeonjun hiks..! Kenapa kau meninggalkan kakak!" taehyung melepaskan pelukannya, menatap wajah Yeonjun dan mengguncang kepalanya pelan.

"Apa sebegitu lelahnya kau hingga meninggalkan kakak seperti ini hiks? Yeonjun kakak mohon bangun hiks...kakak janji akan terus memperhatikanmu hiks..kakak akan melihatmu seharian penuh tanpa berhenti hiks maka dari itu buka matamu Yeonjun! Buka matamu dan bangunlah!!" teriak taehyung ditengah tangisannya.

Taehyung kembali memeluk kepala Yeonjun, menyalurkan rasa sakitnya agar adiknya bisa merasakan dan kembali bangun walapun semua itu mustahil.

"Hiks..Kenapa kau tega menghukum kakak seperti ini? Hiks...kenapa kau tega memberikan hukuman yang benar-benar membuat kakak sangat sakit Yeonjun hiks.. Kalau kau mau, kau bisa memukul kakak.. Atau memenjarakan kakak kalau kau ingin. Kau bisa memukul, menyiksa, dan menganiaya kakakmu ini sampai puas tapi bangunlah Yeonjun hiks...jangan menghukum kakak seperti ini hiks.. " kata taehyung lirih ditengah dekapannya.

"Kalau kau pergi siapa yang akan kakak masakin lagi? Siapa yang akan temenin kakak dirumah? Siapa yang akan tersenyum gembira jika kakak sukses? Hah? Hiks.. Bangun Yeonjun.. Kakak mohon hiks.." kata taehyung sembari mengguncang pelan kepala Yeonjun dalam dekapannya itu, tapi tak lama taehyung mengangkat kepalanya, menangkup pipi adiknya dengan satu tangan yang satunya lagi.

"Kau ingin kakak selalu melihatmu kan? Kau ingin hyungmu ini memperhatikanmu kan? Kalau begitu sekarang buka mata mu Yeonjun! Ayo biarkan kakak melihat bola matamu yang bersinar itu, biarkan kakak melihat senyummu itu hiks.. Ayo bangun hiks.. Ayo bangun Yeonjun dan biarkan kakak mendengar suaramu hiks..ayo bangun hiks..." taehyung merengkuh kembali kepala Yeonjun dan menangis.

"T-tae.. "

Taehyung mengangkat kepalanya dari tundukannya saat merasakan seseorang yang menyentuh pundaknya. Taehyung menoleh menemukan jimin yang menatapnya sembari menggeleng pelan tanda menangis dan berteriak pun percuma karena Yeonjun tak bisa mendengarnya lagi.

Tapi taehyung segera menggeleng keras dia langung kembali memeluk Yeonjun, dia tak mau melepaskan adiknya itu. Biarkan dia memeluknya sampai puas, biarkan dia merasakan pelukan ini lebih lama, biarkan dia menatap wajah adiknya sebelum tak bisa merakannya lagi, karena nanti dia tak bisa melihat wajah adiknya itu selamanya.

"Hiks..Yeonjun.. Kakak mohon hiks.. " kata taehyung lemah dengan tangan yang tiba-tiba saja lepas dari pelukan Yeonjun.

Dirinya terlalu syok, tubuhnya lemas, kepalanya mendadak pusing menjadikan taehyung jatuh kebawah.

Tapi jimin segera mengangkap tubuh lemas taehyung, dia menangis melihat taehyung yang tak kuat mendapatkan itu semua hingga tak sadarkan diri seperti ini.

"Yeonjun.. " kata terakhir taehyung sebelum menutup matanya dan semuanya gelap.

Continue Reading

You'll Also Like

106K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
62.3K 5.6K 33
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
89K 10.9K 35
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...
413K 33.3K 64
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"