K I D N A P P E D ✓

By Ur_Librariest

1.3M 98.1K 2.5K

= C O M P L E T E = Takdir tidak akan salah. Jika sudah di tetapkan maka akan sulit di rubah. Bram tertarik d... More

prolog
1. First meet
2. Kecewa
3. Again?
4. Ketakutan laura
5. Kenyataan
6. Ayah bram
7. obeng
8. Luka
9. Secret
10. Godaan
11. Mencoba..
12. Kedatangan tamu
13. Billiard
14. Love you
15. Laura
16. Pemakaman
17. kegilaan David
18. Stay..
19. feel good..🌚
20. Belajar menerima..
21. Ibu mertua
22. Bram the only one
23. awal yg baik
24. Restu Daren
25. Tears
26. goodbye
27. Tumpuan Bram..
28. Makam
29. cincin untuk Laura
30. kediaman Kimberly
31. ayah mertua
32. pria asing
33. Jealous
34. Merajuk
35. what's up with Laura?
36. good news
37. something else ..
38. new facts ..
39. Son and father talk
40. Epilog
extra part 2..
WAJIB BACA
About DAREN
Saran

Extra part 1

23K 1.5K 24
By Ur_Librariest

Vote and komen jangan lupa
.
.
.
~ HAPPY READING DEAR ~

Bram membuka lebar gorden jendela kamar hingga cahaya matahari yg terang mulai masuk. Sinarnya pun perlahan panas karna sekarang sudah memasuki pukul sembilan pagi. Segera ia menuju ranjang, dimana istri tercintanya sedang tertidur pulas.

Bram sengaja tidak membangunkan Laura terlalu pagi, karna ibu hamil itu harus banyak istirahat di bulan 9 kehamilannya. Yahh, dua minggu lagi Laura akan melahirkan. Jadi, Bram sudah sangat siap menyambut malaikat kecilnya itu.

"Sayang.." ucapnya lembut

Bram menaiki tempat tidur dan langsung menuju ke arah Laura yg sedang tidur menyamping. Perut bulatnya ia peluk erat, takut terkena kenakalan tidur Bram. Wajar, namanya lelaki.. kalau tidur terkadang suka banyak gaya.

Bram mengelus perut Laura lembut. Ia menghadapkan wajahnya ke arah pusar Laura dan berbisik kecil "anak ayah sudah bangun?"

Bram menempel telinganya ke arah perut Laura yg sudah ia singkap bajunya. Bram mendengar sesuatu dari sana. Iya, tentu saja anaknya merespon. Tangan Bram yg menempel di perut Laura pun merasakan kalau bayi di dalam sana sedang menendang.

Bram tersenyum dan kembali mengelus perut itu dengan sayang "sabar yah. Kita pasti akan bertemu..."

Laura menggeliat kecil di tidurnya. Perlahan matanya pun terbuka lebar saat Bram mencium keningnya. Selalu seperti ini, Bram akan selalu mencium Laura di pagi hari. Katanya itu morning kiss..

"Morning, love.." sambut Bram

Laura tersenyum dan mengecup pipi kanan suaminya "morning.."

"Kau harus bangun dan sarapan. Baby nya sudah kelaparan.." bisik Bram dengan mengelus perut Laura yg bulat

Laura terkekeh dan kemudian mulai bangkit dari tidur. Bram pun membantunya perlahan. Mendengar ringisan Laura membuat Bram tidak tega. Laura pernah mengeluh kalau pinggangnya sakit, kaki nya pegal dan Bram juga sering melihat kaki Laura bengkak karna kehamilan.

Dokter bilang hal itu memang sudah biasa saat ibu hamil memasuki bulan ke 9. Tapi tetap saja Bram tidak tega. Ia pun harus lebih ekstra menjaga Laura. Sering juga ia memijat kaki Laura, agar wanita itu tidak terlalu panik.

Saat ini Laura dan Bram sedang di rumah orang tua Laura. Setelah pernikahan mereka, Bram membawa Laura ke Manhattan dan hidup di sana. Mereka memulai hidup baru berdua tanpa halangan. Laura pun sudah terbiasa dalam menjadi istri.

Saat usia kehamilan ke 9 bulan. Kris dan Serly menyuruh mereka untuk tinggal di Australia sementara. Agar Laura bisa lebih di pantau. Karna di usia segini, ibu hamil akan mudah lelah dan stress.

Bram juga setuju, agar Laura punya suasana baru dan ada teman mengobrol. Suasana rumah pun kembali ramai dan menghangat karna banyaknya kebahagiaan. Terlebih sebentar lagi Laura melahirkan, Serly heboh dalam menyiapkan keperluan bayi.

Mereka semua sudah menebak-nebak jenis kelamin dari bayi Laura. Seperti yg dikatakan Bram, biarlah ini menjadi kejutan. Jadilah, Daren menebak kalau anak Bram lelaki. Dan Bram menebak kalau anaknya perempuan. Biarkan kedua lelaki itu adu bicara pasal bayi.

"Ayo sarapan, sayang." Ucap Serly sebaik ia melihat Bram dan Laura turun dari tangga.

Bram dengan perlahan dan hati-hati membawa Laura turun. Awalnya ia berkeras untuk menggendong Laura, tapi Laura membantah nya. Ia masih bisa berjalan kenapa harus di gendong!

"Maaf, Bu. Laura kesiangan." Ucap Laura dan duduk di kursi makan

"Apanya yg kesiangan? Kau memang harus banyak istirahat."

"Kau dengar?" Balas Bram

Tadi di kamar Bram dimarahi oleh Laura, gadis itu bilang kalau seorang perempuan tidak boleh bangun siang. Dan Bram hanya bisa mengangguk dan meminta maaf. Lelaki memang selalu salah, walau apa yg di lakukan Bram untuk kebaikan Laura.

"Maaf.." cicit Laura untuk Bram

Bram tersenyum dan mengecup pucuk kepala gadisnya, lalu mengambil duduk di sebelah Laura. Ia menunggu Laura menyelesaikan sarapannya, karna tadi Bram sudah sarapan jadi Bram hanya memakan buah-buahan.

Akhir akhir ini Laura memang kurang nafsu makan. Mood nya pun sering berubah. Bram sampai terheran-heran.

Pasalnya, Laura bisa saja tiba-tiba menangis kencang karna suatu hal sepele. Terkadang juga marah karna kesalahan tak penting. Di saat itu, Bram hanya bisa kembali meminta maaf dan membujuk Laura.

Begitu sabarnya Bram..

"Mau ketoilet.." lirih Laura

Bram mengangguk dan menuntun Laura menuju toilet. Seperti inilah keadaannya sekarang, Laura selalu di tuntun dan di temani. Karna kata Bram, di bulan ke 9 kandungan, keadaan Laura akan lebih rawan.

Laura memasuki toilet sendiri dan membiarkan Bram menunggu nya di depan. Belakangan ini Laura sering membuang air kecil, kata dokter itu memang sudah biasa saat mendekati masa melahirkan.

Tapi,

Kenapa kali ini berbeda? Laura bisa melihat ada beberapa gumpalan darah yg keluar setelah ia membuang air. Warnanya sedikit pink tapi merah. Itu jelas darah. Laura juga mengeluarkan sedikit lendir yg sama, berdarah.

Ia menatap dirinya di cermin. Seiring dekatnya melahirkan, Laura jadi terbayang takut saat melewati proses melahirkan nya. Semua perempuan pasti akan seperti itu, inilah yg sering membuat Laura kepikiran.

"Agh.."

Laura memegang perutnya bagian bawahnya kuat. Ini disebut dengan kontraksi kehamilan. Laura juga pernah merasakannya. Tapi hanya sebentar, lalu akan hilang.

Tapi kenapa sekarang berbeda? Laura menghitung setiap detik. Ini bahkan sudah melewati 30 detik, dan bahkan kontraksi nya tidak berkurang. Malah semakin bertambah sakit dan nyeri.

Laura mencengkram kuat westafel dan berusaha agar tetap berdiri tegak. Rasa sakitnya seperti kram menstruasi, namun ini lebih kuat. Tekanan perut Laura lebih rendah hingga ia merasakan sakit yg lebih nyeri.

Perlahan sakit itu menjalar ke kaki. Laura semakin memegang kuat perut bagian bawahnya. Bersuara pun rasanya sangat susah, bibir Laura sudah kaku dan serasa syok.

"Bram.." lirihnya

Secara lambat Laura menjatuhkan tubuhnya di lantai. Ia sangat takut terjadi sesuatu pada bayinya. Dengan tangan sedikit gemetar ia mengelus perut dan bergumam "sabar, nak."

"Laura!" Bram mengetuk pintu ny kesal. Laura sudah lima belas menit berada di dalam

"Bram.." Laura mengeraskan suaranya

Bram membuka pintu kamar mandi. Laura memang tidak pernah mengunci pintu kalau sedang di mana pun. Jadi Bram bisa dengan mudah membuka pintu itu. 

"Laura!" Teriak Bram menggema kala melihat Laura terduduk di lantai

Bram berlari ke arah Laura dan memegang bahunya "ada apa? Apa yg sakit?" Tanyanya

Laura tidak menjawab. Ia sedang menahan sakit di perutnya dengan menggigit bibir kuat.

Manik Bram menatap air yg berada di sekitar tubuh Laura. Panik mulai menyambangi Bram. Itu air ketuban Laura yg pecah. Tanpa menunggu lagi Bram langsung mengangkat tubuh istrinya dan keluar dari kamar mandi.

"Jangan panik. Atur nafasmu Laura! Kita kerumah sakit" ucap Bram di sela jalannya.

Mereka memasuki ruang tengah. Disana ada Serly yg sedang menonton televisi. Ia pun langsung berdiri tegak saat melihat Bram menggendong Laura yg terlihat lemas "Bram! Astaga, ada apa ini?" Heboh Serly

Bram melewati Serly dengan berucap "Laura mau melahirkan Bu."

"Apa! melahirkan? Bukannya 2 Minggu lagi?" Tanya Serly sembari mengikuti jalan bram

Bram tidak membalas, ia langsung menuju ke mobil "Pak. Antar ke rumah sakit.." ucap Bram pada Juky, supir rumah Kimberly.

Segera Serly menghubungi suami dan anak lelaki nya untuk menyusul ke rumah sakit. Ia sangat panik melihat keadaan Laura yg sudah pucat. Serly yakin, Laura pasti merasakan sakit dan ketakutan. Ini adalah anak pertama Laura, ia belum paham dan baru akan merasakan bagaimana proses melahirkan.

• KIDNAPPED •

Aku belum pernah merasakan yg namanya hamil, apalagi melahirkan.

Jadi hanya bisa berbekal info dari internet, kalau ada salah segera di koreksi yah gaes..

Jumpa di extra part selanjut nya.. nanti siang aku publis ya🙆💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

S E L E C T E D By mongmong09

Mystery / Thriller

329K 17.4K 32
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...
127K 9.2K 25
Disatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bi...
49.8K 6.6K 37
Nera adalah anak yang tumbuh di lingkungan kriminal pinggiran kota. Keputusannya menyelamatkan seorang pria tua yang terkena luka tembak membawanya m...
MONSTERS? By rachel

Mystery / Thriller

5.8K 636 39
" Aku membutuhkan darahmu sayang, untuk hidup ku " - monsters. *** Di malam hari, banyak manusia yang menghilang karena muncul suara seruling yang t...