K I D N A P P E D ✓

By Ur_Librariest

1.3M 97.9K 2.5K

= C O M P L E T E = Takdir tidak akan salah. Jika sudah di tetapkan maka akan sulit di rubah. Bram tertarik d... More

prolog
1. First meet
2. Kecewa
3. Again?
4. Ketakutan laura
5. Kenyataan
6. Ayah bram
7. obeng
8. Luka
9. Secret
10. Godaan
11. Mencoba..
12. Kedatangan tamu
13. Billiard
14. Love you
15. Laura
16. Pemakaman
17. kegilaan David
18. Stay..
19. feel good..🌚
20. Belajar menerima..
21. Ibu mertua
22. Bram the only one
23. awal yg baik
24. Restu Daren
25. Tears
26. goodbye
27. Tumpuan Bram..
28. Makam
29. cincin untuk Laura
30. kediaman Kimberly
31. ayah mertua
32. pria asing
33. Jealous
34. Merajuk
35. what's up with Laura?
36. good news
37. something else ..
38. new facts ..
39. Son and father talk
Extra part 1
extra part 2..
WAJIB BACA
About DAREN
Saran

40. Epilog

30.9K 1.7K 123
By Ur_Librariest

Vote and komennya jangan lupa
.
.
.
~ HAPPY READING DEAR ~

Bram memasuki kamar Laura dengan senyum mengembang. Baru saja ia membuka pintu, Laura sudah menyambar nya dengan berbagai pertanyaan yg jawaban nya hanya satu, dan Bram yg tau.

"Kau dari mana saja Bram? Aku mencarimu ke setiap penjuru rumah! Aku khawatir..!" Pekik Laura kuat

Selama dua jam Laura berkeliling menjadi batang hidung pria itu namun tidak juga jumpa membuat Laura khawatir. Tentu saja khawatir, tidak biasanya Bram menghilang tanpa jejak seperti sekarang.

Yg dimarahi tampak tetap tersenyum cerah dan mendekati tubuh Laura. Bram memeluk Laura erat dan lembut. Suasana hatinya tampak sangat senang hingga rasanya Bram ingin berteriak bebas..

"Aku sangat mencintaimu, Laura. Sangat.." bisik Bram membuat Laura bingung

"Ada apa Bram? Kenapa berkata seperti itu? Apa ada masalah?" Tanya Laura was-was

Gadis itu takut, juga bingung. Apa ada sesuatu yg menganggu Bram hingga dia berkata seperti itu?

Bram menggeleng dan menciumi leher Laura lembut "tidak, hanya ingin mengatakannya saja. Memang tidak boleh aku bilang kalau aku mencintai mu?"

Laura melepas pelukannya dan menatap Bram lekat "aku tau kau mencintaiku, dan tidak masalah kalau kau mau mengatakan nya.."

Bram menuntun Laura menduduki ranjang. Hari sudah memasuki sore, tiba-tiba saja Bram merasa kantuk di matanya. Segera ia merebahkan tubuh di ranjang Laura dan membawa gadis itu berbaring bersama.

"Bram!" Desis Laura risih

Bram tidak perduli. Ia tidur di atas dada Laura sembari memeluk tubuh calon istrinya erat. Suasana hatinya sedang baik, jadi mau Laura marah atau kesal, Bram akan tetap senang dan tersenyum.

"Aku hanya ingin tidur sebentar, sayang. Biarkan aku istirahat.."

Laura mengalah dan membiarkan Bram bergelung di atas dadanya. Entah apa yg dilakukannya, Laura pun heran. Bukannya tidur, Bram malah menciumi leher Laura hingga gadis itu geli sendiri.

"Hentikan Bram.."

Bram menghentikan kegiatan nya dan mensejajarkan wajah dengan Laura. Mereka tidur berhadapan dan saling berpandangan. Bram masih dengan senyum nya dan Laura dengan kebingungan nya..

"Bisa katakan ada apa? Kenapa terus tersenyum?" Tanya Laura

Bram menggeleng "bagaimana keadaan ibu hamil ini?" Tanyanya balik sembari mengelus lembut perut Laura yg masih rata

Laura tersenyum lembut dan masuk ke dalam pelukan Bram "baik.."

Bram mengangguk dan memeluk Laura erat. Ia mengelus sayang punggung itu "kau ingin sesuatu?" Tanya nya lagi

Laura menggeleng "tidak, Bram"

"Tumben kau tidak meminta hal aneh lagi?"

Laura terkekeh "kata bayi nya nanti lagi. Ia masih belum ingin apapun, tunggu saja kalau aku meminta hal yg lebih parah.."

Bram mengangguk dan mencium pelipis Laura "separah apa pun akan aku turuti. Kau prioritas pertamaku, Laura. Aku sangat menyayangimu.."

Laura kembali tersenyum, Bram selalu bisa membuat Laura jatuh cinta setiap saat. Selalu saja bisa membuat Laura senang dengan apapun aksinya. Laura bersyukur bahwa Tuhan berbaik hati telah menghadirkan Bram untuknya.

"Begitu pun aku, sangat menyayangi mu Bram. Kau pria terbaik ku, hanya kau"

Bram tersenyum senang. Dadanya menghangat dan perutnya terasa geli, seperti ada ribuan kupu-kupu yg bersarang di sana. Laura memang sangat bisa membuat Bram meleleh hanya dengan ucapan kata.

"Apa kau bahagia?" Tanya Bram

Laura mendongak dan menatap tepat di manik Bram "menurut mu?..."

Bram kembali tersenyum dan perlahan berkaca-kaca "aku selalu akan berusaha membuat mu bahagia, Laura. Sebisa mungkin aku memberikan yg terbaik dari diriku untukmu. Dan aku harap kau tidak menyesal karna hidup bersamaku nanti.."

Laura tertegun sesaat. Ia kembali melihat manik Bram menangis. Seserius itu Bram atas dirinya. Laura sadar, kalau Bram memang yg terbaik untuknya. Hanya Bram.. percayalah.

Dengan lembut Laura menghapus air mata Bram di ujung mata "aku tidak akan menyesal menjadikanmu suamiku. Kau memang untuk ku, Bram. Dan aku sangat mencintaimu.."

Perlahan Laura maju dan mengecup mesra bibir Bram. Ia menyalurkan rasa sayang dan cinta nya yg besar untuk lelaki itu, walau tidak sebesar rasa cinta Bram. Tapi hatinya sudah menetap di Bram dan tidak bisa di ganggu gugat.

Bram tersenyum dan membalas ciuman Laura. Tanpa nafsu. Hanya melampiaskan sebesar apa ia dalam menjaga Laura. Ingin menegaskan kalau Laura begitu penting dalam hidupnya. Hanya Laura yg bisa membuat Bram bahagia..

Perlahan tautan mereka terlepas. Tanpa merubah jarak, Bram menempelkan kening dan hidung mereka. Saling tersenyum dan bertukar nafas dalam satu tarikan. Mata Bram tak lepas dalam setiap inci wajah Laura. Seolah sedang menyimpan banyak memori untuk hari ini..

"Kau wanita paling berharga untukku. Wanita yg bisa ku jadikan teman, sahabat dan istri. Kau pasti merasakan sebesar apa aku dalam mencintaimu, kan? Yah.. sedalam itu peranmu untukku, Laura." bisik Bram lirih di depan bibir Laura

"Begitupun aku. Kau satu-satu nya pria yg bisa membuatku gila, Bram. Begitu besar daya tarik mu pada tubuhku, selalu dan hanya padamu aku berserah diri.." balas Laura dengan berbisik juga

Mereka melempar senyum bahagia bersama. Dari mata saja Laura bisa melihat betapa mendambanya seorang Bram pada nya. Pria itu benar-benar gila dalam mencintai Laura.

Tidak ada ruang untuk ia berpaling ataupun melirik wanita lain selama Laura ada bersama nya. Laura saja sudah cukup, bahkan berlebih untuknya.

Di sela-sela kebahagiaan mereka, Bram dan Laura di kejutkan dengan sebuah teriakan nyaring dari luar kamar.

"LAURA!!"

Bram dan Laura gelagapan. Segera mereka bangkit dari tidur nya dan duduk di ranjang. Belum sempat berdiri, pintu kamar sudah di buka kencang dari luar hingga menimbulkan suara keras.

Itu Serly, ibu Laura muncul dengan nafas tersendat nya. Laura menatap takut ke arah Bram dan juga di balas bingung oleh pria itu. Setau Bram ia tidak membuat kesalahan. Begitupun Laura yg tidak merasa ada melakukan apapun..

"I-ibu ada apa?" Laura seperti orang yg tertangkap basah sedang mesum.

Bram berdiri dari duduknya dan mencoba mendekati Serly. "Ada apa Bu? Ayo, atur nafas ibu dulu. Nanti sesak.." ucap Bram

Serly memegang lengan Bram sebagai penyanggah tubuh, lalu dengan cepat ia menarik telinga Bram hingga pria itu memekik karna terkejut..

"Agh. i-ibu.." ucap Bram terbata-bata

Laura panik dan langsung menghampiri mereka berdua. Namun yg di dapat Laura malah tarikan telinga juga. Membuat gadis itu memekik ringan..

Kris dan Daren muncul dengan wajah panik dari belakang. Mereka meneguk ludah susah payah ketika melihat sepasang calon pengantin itu sedang meringis sakit karna Serly tidak melepas tarikan telinganya.

"Ibu hentikan." Ucap Daren memisahkan

Serly langsung melepas kedua tangannya membuat Bram dan Laura mengelus telinga sabar. Entah apa salah mereka hingga di perlakukan seperti ini..

"Ada apa ini ibu?" Tanya Laura

Serly melotot "ada apa kau bilang?!" Pekiknya "kau hamil dan ibu menjadi orang terakhir yg mengetahui nya!" Teriaknya lagi

Laura terpaku dan terdiam. Gerak jantungnya mendadak cepat karna ketakutan. Apa ibunya tau? Tapi dari mana?. Akhirnya yg ditakutkan Laura pun terjadi..

"Apa yg ibu katakan?" Tanya Laura kecil

"Kau pikir ibu tidak tau? Kau hamil kan?" Tanya Serly

"I-ibu.."

"Jangan berbohong!" Tegas Serly

Perlahan Laura mengangguk hingga matanya berkaca-kaca "iya.." Laura pasrah, biarkan ia dimarahi karna hamil di luar nikah.

Serly menerjang Laura dengan pelukan erat. Ia terharu karna anak perempuan nya hamil. Terlebih sebentar lagi akan ada yg memanggil nya nenek. Ia sangat sangat senang, walau sedikit kesal karna menjadi orang terakhir yg tau pasal ini.

Laura terheran di tempatnya dan memandang ke arah Bram. Pria itu tersenyum dan mengendikan bahunya seakan tidak tau apapun. Pandangan nya beralih ke arah Kris dan Daren yg kini ikut tersenyum.

"Ibu senang kau mengandung, sayang. Ibu sangat senang" ucap Serly sembari menangis

"Ibuu.?"

Mereka melepaskan pelukan nya dan saling tatap. Serly menghapus air matanya dan memandang sendu "ibu hanya kesal karna menjadi orang terakhir yg tau kabar ini.."

Maksudnya?

"Ada apa ini?" Tanya Laura ke arah Bram

Kris angkat bicara "Bram sudah menceritakan semuanya pada ayah tadi siang. Kau tidak perlu khawatir.. ayah sama senangnya saat tau kabar ini. Ayah sangat menyayangimu, Laura.." Kris memeluk tubuh Laura lembut

Laura rasanya ingin menangis "jadi, kalian sudah tau?" Tanya Laura

Kris mengangguk. Tadi, Kris lebih dulu bicara dengan Daren pasal kehamilan Laura dan ternyata pria itu sudah tau. Hanya Serly yg belum mendapat kabar. Jadilah ayah dan anak itu mencoba memberitahu Serly perlahan dan dengan hati-hati.

Tapi diluar dugan, Serly langsung memekik dan berlari tergopoh-gopoh ke kamar Laura tanpa mendengar kelanjutan ceritanya. Kris sampai lelah berlari dan menaiki tangga mengejar istrinya yg mendadak sangat cepat dalam berlangkah.

"Tidak masalah ibu yg terakhir tau, yg terpenting ibu akan memiliki cucu.." teriak Serly heboh

Ia pun menghampiri Bram dan memeluk tubuh menantunya erat "terimakasih sudah datang dan memberi kami kebahagiaan baru, Bram.." bisik Serly

Bram tersenyum haru dan membalas lembut pelukan seorang ibu. Setidaknya semua nya selesai. Ibu Laura pun senang mendengar kabar ini. Bram ikut gembira..

"Terima kasih kembali karna sudah melahirkan seorang putri cantik untukku, Bu" balas Bram dan melerai pelukannya

Serly membelai lembut wajah Bram. Ia mendapat kebahagiaan nya berkali-kali lipat dalam beberapa hari ini.. semua itu berkat kabar pernikahan Laura dan kedatangan Bram.

"Ayo kita rayakan! Ibu akan membuat makanan enak yg banyak untukmu. Kau harus banyak memakan makanan bernutrisi dan harus sehat, Laura. Agar cucu ibu, bisa sehat juga" heboh Serly

Setelah mengatakan itu Serly turun dengan cepat ke arah dapur. Kali ini ia sendiri yg akan turun tangan dalam memasak. Kabar bahagia itu membuat Serly kembali seperti muda, ia pun cekatan dalam mengolah banyak bahan masakan.

Kris, Laura, Bram dan Daren hanya menggeleng kepala. Rasanya Kris sudah sangat lama tidak merasakan kebahagiaan berlipat ganda seperti ini. Ia pun ikut senang karna suasana rumah mendadak sangat hangat dengan berbagai tawa dan senyum riang.

Disisi lain, Bram memeluk pinggang Laura sembari berbisik "semuanya baik-baik saja kan?" Sembari tersenyum miring

Laura mengangguk dan menatap Bram "karna mu lagi. Terimakasih, karna sudah menjelaskan semuanya pada ayah. Entah bagaimana cara kau bicara dengannya, yg terpenting kau berhasil membuat ku kembali lega dan lepas dari kekhawatiran"

Bram mengangguk dan mengecup pelipis Laura lembut "masalah ada untuk di hadapi, bukan dihindari, sayang. Karna itu aku berusaha membuat ayah mengerti tentang kita.." bisiknya lagi

Laura tersenyum lebar dan memeluk Bram "aku benar-benar mencintai mu Bram. Sangat" ucap Laura dan mengecup bibir Bram tulus. Matanya sampai berkaca-kaca sangking bahagia nya

Bram tersenyum dan membalas Laura "aku juga mencintaimu, sayang."

Tak jauh dari Bram dan Laura yg mengungkap cinta, Daren tampak memangku tangan di atas meja dan memijit pangkal hidungnya. Jika dia menghadap kiri, ia akan menemukan Laura dan Bram sedang berbisik manja. Kalau ia melirik ke kanan, ia akan melihat ibu dan ayahnya di dapur sembari tertawa riang..

Daren bagaimana? Dia sendiri duduk di meja makan dengan dikelilingi pasangan bahagia. Tapi walau begitu, ia turut senang karna akan menjadi paman dalam beberapa bulan lagi..

Dan yah, Daren butuh seorang wanita!

• KIDNAPPED •

Jika harus memilih, antara nafas dan cinta. Maka aku memilih nafas terakhir untuk mengatakan, "Aku cinta padamu."
- Bram and Laura -

E N D

Woy Lah! 😭😭

Abis juga ni cerita!
Iya iya, authornya memang mau ngebut🤭

Aku bakal DOUBLE EXTRA PART besok!
Ditunggu yah.. karna part tambahan hanya 2

💜 See you again 💜

Continue Reading

You'll Also Like

20.2K 1.9K 10
# ONGOING Jake Shim adalah siswa yang baru saja pindah ke Future Perfect High School. Ia menyadari bahwa kelas yang ia tempati sekarang terlihat begi...
101K 6.4K 64
Berawal dari hobi membaca novel tentang Gus. Khalisa Syairah Khaulah memutuskan untuk pindah ke pesantren. Jika kebanyakan dalam cerita yang dia baca...
26.1K 2.4K 29
Semalam yang membekas di ingatan😋 #POOHPAVEL ONLY OKE💋
MONSTERS? By rachel

Mystery / Thriller

5K 575 33
" Aku membutuhkan darahmu sayang, untuk hidup ku " - monsters. *** Di malam hari, banyak manusia yang menghilang karena muncul suara seruling yang t...