Dear Dream ✔

By Injulees

252K 32.8K 3.8K

YO DREAM! We Are Seven Dreams Only The Stories Of Seven Friends More

Dear Dream
01. Hari Pertama Sekolah
02. Tetangga Baru
03. Kok Beda?
04. Korban Haechan
05. Awal mula persahabatan
06. Togetherness On The First Weekend Day
07. Bisul
08. Mouse
09. Ngambek
10. Kecewa
11. Zhong Chenle
12. Kejutan Kecil Untuk Chenle
13. Night With The Girls
14. Rusak
15. Leader
16. Family Problem
17. Beban
18. Proud So Hard
19. To Compare
20. Janji Jaemin
21. Dreams
22. Little Brother
23. Bicycle Time
24. Yo Dream
25. Cry
26. Sweet Seventeen
27. Go Faster
28. Not Same
29. Motor Baru
30. Juara Dua
31. Crying Alone
32. Fighting
33. Not Fine
34. Miss U
35. Malaikat Kecil
36. Pahit Dibalik Manis
37. Canada
38. How
39. Ujian
40. Graduate
41. See You
42. Walk You Home
43. Walk You Home (2)
44. Kelas Baru
45. Still The Same
46. Ambulance
47. A New Trial
48. Bermalam
49. New Friends
50. Beban
51. It's So Hard
53. Jahil
54. Lebam
55. Suka
56. What Is Friends?
57. Just Enjoy
58. Secret
59. Ganjil
60. Bullying
61. Kerja Kelompok
62. Haechan Sudah Dewasa
63. Best Boy
64. Please Not Now
65. See You Mom
66. Pensi
67. With You
68. The Real Friendship
69. Jalan-Jalan
70. Your Problem
71. See You Again
72. Meriang
73. Lelah
74. Gagal Dan Menyesal
75. Salah Langkah
76. Butuh Waktu
77. Maafan Berujung Ledekan
78. Bell
79. Janji Dan Alergi
80. Pupus Harapan
81. Move On And What this?
82. Artificial
83. Gak Bisa
84. Rencana
85. Bareng-Bareng
86. Why?
87. Acara Kelulusan
88. Kamu Pantas Bahagia
89. Pantai
90. Seharusnya Tak Kenal
91. I Must Go Home
92. Karena Terbiasa
93. Sebuah Rindu
94. Kamera
95. Make A Wish
96. Kebersamaan
97. Bunda
98. Sebuah Rahasia
99. Not Bitch
100. Wanna Die
101. Hilang
102. Hancur
103. Choose Yourself
104. Belum Selesai
105. Ketidaktahuan
106. Bermulanya Sebuah Masalah
107. Sorry
108. Mau Kan?
109. Kumpul
110. Datang Bersamaan
111. Help!
112. Your The Best
113. Roboh
114. Airplane
115. Keluarga Baru
116. Antara Bahagia Dan Duka
117. Gonna Go
118. Each One
119. Sibuk
120. Semuanya Mulai Membaik
121. From Home
Special Ending

52. Pulang Ya!

1.7K 253 9
By Injulees






"Ah elahh kenapa harus mogok sih ah!!"

Haechan mendecak kesal karena motor mark —yang selalu dia gunakan sebagai transportasi pribadi— tak juga menyala saat haechan menginjak engkol motor beberapa kali, starternya sudah mati karena kondisi motor yang sudah tua.

"Napa lo? Mogok lagi?" tanya jeno, mendekat dengan motor maticnya disusul jaemin dan juga renjun dibelakang.

"Iya nih, nyusahin bener dah ni motor, gue kilo beneran nih" dumelnya.

Jeno terkekeh "wajarlah, motornya aja udah tua"

"Mending lo ikut sama gue aja" ajak renjun, yang sekarang sudah bisa mengendarai motornya sendiri.

"Terus ini motor gimana?"

"Tinggalin aja gak bakal ada yang nyuri juga, motor butut siapa yang mau" celetuk renjun.

Haechan melengos "gak ah, biar gimana pun ini motor orang. Apa lagi si mark sayang banget sama ini motor, kalo sampe beneran ilang bisa-bisa nyawa gue juga ikutan ilang"

Jeno tertawa kecil sedangkan jaemin yang sedari tadi menyaksikan hanya tersenyum  "terus gimana dong?" tanya renjun lagi.

"Gue dorong aja lah ke bengkel"

"Yaudah ayo"

"Eh gak usah" tahan haechan. begitu jeno, jaemin dan renjun turun dari motor masing-masing untuk membantunya mendorong motor haechan.

"Lah napa?"

"Lo pada duluan aja, lo mau jemput tante una kan?" tanya haechan yang jaemin angguki.

"Yaudah gih, gue bisa sendiri kok bengkelnya juga deket kan"

"Gini aja deh lo berdua duluan jemput tante una biar gue nemenin si haechan" usul renjun.

Jeno dan jaemin mengangguk setuju.

"Gak usah. kalian duluan aja, mending lo balik kasih tau tante jess kalo motor anaknya gue bengkel. Sekalian mintain biaya nya hehe" haechan malah nyengir.

Renjun mendelik "yaelah gue kirain lo ada duit sok-sokan bawa kebengkel"

"Gue punya duit darimana coba, tinggal sama makan aja gue numpang sama tante jess. Udah sukur-sukur gue gak diusir"

Jeno mendelik "makanya lo balik, ngapain coba kabur-kaburan segala" ucapnya.

"Heh!! Lo sama gue sebelas dua belas ya, bedanya lo terlalu sabar ngadepin emak bapak lo, kalo gue gak bisa. Gue gak terima sahabat gue dijelek-jelekin" cerocosnya.

Jeno melengos "iya deh serah"

"Jadi gimana nih?" tanya renjun lagi, butuh kepastian.

"Ya lo balik minta duit sama tante jess, bilang motornya modar gimana sih lo" omel haechan.

"Pake duit gue ajalah" usul renjun.

"Emang duit lo masih nyisa?" seingat haechan uang renjun habis ia gunakan untuk mentraktir teman sekelasnya setelah olahraga tadi.

Renjun yang baru sadar pun lantas menyengir "hehe..."

"Nyengir lu, udah sono balik gue mau langsung ke bengkel" haechan kembali mendorong motornya membuat jeno, jaemin dan renjun pun ikut mendorong motor mereka masing-masing.

"Lo seriusan gak papa gue tinggal?" tanya jeno.

"Gak papa elah, gue bukan anak perawan. gak usah takut gue dijegat mamang ojek" celetuknya.

"Serius?" tanya jeno lagi.

Haechan berhenti, menatap jeno datar "pergi gak lo? Atau gue banting nih motor lo" katanya sembari merebut stang motor jeno.

Jeno kembali merebut stang motornya "iya iya gue pergi, yuk jaem" ajaknya pada jaemin.

Jaemin tak banyak bicara hanya mengangguk dan kembali menaiki motornya seperti yang jeno lakukan.

"Kita duluan ya, ketemu lagi entar dirumah jaemin" pamit jeno.

Haechan dan renjun hanya berdehem serta mengangguk kecil saat jeno dan jaemin berlalu pergi menuju rumah sakit untuk menjemput mama una— yang sudah diperbolehkan pulang hari ini.

Haechan kembali mendorong motornya melewati gerbang sekolah, dan saat sudah cukup jauh haechan baru tersadar akan sesuatu. lantas, haechan segera menoleh kebelakang.

"Lah! Lo ngapain??" tanyanya.

Renjun ikut berhenti menatap haechan polos "apa?" katanya.

"Elo ngapain disitu" tanyanya gemas.

Renjun celingukan "dorong motor"

"Ya ngapain???"

"Nemenin lo lah apa lagi"

Haechan mengusap wajah frustasi "tadi gue nyuruh lo apa?" tanyanya.

Renjun diam sesaat "balik, minta duit sama tante jess buat biaya bengkel motor"

"Terus ngapain masih disini?"

Renjun kembali diam, hingga kemudian matanya membulat baru tersadar "lah iya anjir, gue ngapain ngikutin lo dorong motor" pekiknya.

"Nanya lagi si setan"

Renjun buru-buru menaiki motornya dan melesat pergi begitu saja tanpa berpamitan pada haechan.

Haechan menghela nafas kembali mendorong motornya "untung aja ini jalan datar coba kalo naek turun. Bisa gempor gue" ucapnya sendiri.

Bengkel hampir sampai membuat haechan semakin mempercepat dorongannya, namun haechan mengernyitkan keningnya saat dirasa dorongannya pada motor terasa lebih ringan seperti ada yang membantu mendorongnya dari belakang.

Langkah haechan terhenti seiring dengan kepalanya yang menoleh kebelakang, dan benar saja dibelakangnya ada seorang pria paruh baya tengah tersenyum canggung begitu tatapan keduanya beradu.

Haechan sedikit tersentak bola matanya agak membulat, satu tangannya menunjuk pria tersebut yang kini menyengir canggung persis seperti haechan.

"Loh bapak?"

"H-hai hehe" pria tersebut melambaikan tangan kaku.

"Bapak kok ada disini?"

"Iya hehe"

Haechan terdiam membuat pria  —yang merupakan papa nya— ikut terdiam, cengirannya menghilang berganti dengan senyum samar saat sadar bahwa anak bungsunya kini sudah tumbuh besar dan beranjak dewasa.

"Bapak kapan pulang?" tanya haechan.

"Kemarin"

"Kok gak ngasih tau echan?"

"Bapak pulangnya mendadak, emak kamu sakit" haechan kembali dibuat terkejut.

"Sakit? Kok bisa!!"

Papa kai mendecak "kamu nih aneh deh, kamu yang ada dirumah tapi kamu malah gak tau kalo ibumu sakit"

Haechan menunduk "echan nakal ya?" cicitnya.

"Iya, makanya kamu balik kerumah jangan kabur-kaburan lagi. Kasian emak kamu sendirian dirumah"

"Tapi echan gak suka emak jelek-jelekin sahabat echan pak" haechan mendongak menatap mata sang papa, Mengadu.

Papa kai tersenyum, lalu mendekat "bapak tau, makanya semalem bapak omelin emak kamu biar dia jangan jelek-jelekin tetangga kita. Jangan banding-bandingin kamu juga" ucapnya.

Papa kai memang ingin anaknya pintar dan rajin, siapa juga orang tua yang tak ingin anaknya rajin dan pintar, namun papa kai tak seperti istrinyanya yang selalu mengomeli haechan untuk rajin belajar dan membanding-bandingkan haechan dengan orang lain. Papa kai tak pernah memaksakan kehendak anaknya.

Kalau haechan sudah niat, nanti pun dia akan belajar sendiri tanpa perlu dipaksa.

Papa kai menyentuh bahu haechan dengan lembut "pulang ya" pinta nya.

Haechan memalingkan pandangan menimang-nimang permintaan papa nya, haruskah ia pulang atau tetap mempertahankan egonya. Namun jika dipikir dengan jernih, bukan hanya karena ibunya yang tengah sakit tapi juga harus sampai kapan haechan merepotkan tante jess?

Haechan menghela nafas berat kemudian mengangguk kecil membuat senyum penuh kelegaan papanya terkembang.




•••


Setelah selesai membengkel motor, haechan kembali kerumah tante jess untuk mengambil barang-barangnya dan mengembalikan motor mark juga berpamitan dan mengucapkan rasa terima kasih pada tante jess karena sudah mau menampung dan haechan direpotkan selama ini.

"Makasih ya tante, maaf kalo selama ini echan ngerepotin"

Tante jess tersenyum "nggak ngerepotin kok, justru tante jess seneng tapi lebih seneng lagi kalo echan pulang nemenin ibu echan lagi" ucapnya.

"Jangan kabur lagi ya kasian ibu echan, echan kan anak baik" sambungnya.

Haechan terkekeh "iya deh, sekali lagi makasih ya tante kapan-kapan kalo echan mau nginep boleh kan?" tanyanya.

"Boleh dong, boleh banget malah"

Haechan tersenyum, beralih menatap lami "pamit ya mi, maaf kalo gue sering ngerepotin minta makan"

Lami tersenyum manis "gak papa kok kak aku seneng malah, kalo kakak butuh temen sarapan kesini aja" tawarnya diangguki haechan.

"Jaga diri baik-ba—"

"Yaelah pamitannya dramatis banget kayak mau kemana aja" celetuk papa kai yang sedari tadi menunggu disamping haechan.

Haechan mendelik pada papa kai "ganggu banget ih"

Lami dan tante jess terkekeh "yaudah gih kasian papa kamu nungguin"

Haechan kembali tersenyum "yaudah deh echan pamit ya tante sekali lagi makasih"

"Iya sama-sama"

Setelahnya haechan pergi menyebrangi jalan bersama papanya dan sampai didepan rumahnya, lami dan tante jess masih memerhatikannya dari depan rumah dan terkekeh kecil kala haechan melambaikan tangan dan berteriak kalau ia sudah sampai dengan selamat.

Iyalah selamat, tinggal nyebrang jalan doang.

Begitu masuk rumah, rupanya sudah ada taeyong. Cowok itu tengah duduk disamping emak asa yang terbaring lemah diatas kasur yang digelar diruang tengah.

"Balik juga lo" ucap taeyong.

"Ssttt diem, entar kabur lagi" ucap papa nya.

Haechan yang sadar disindir pun hanya mendengus pelan sembari mendekati emak asa. emak asa menoleh, menatap haechan sayu. jujur saja melihat emak nya terbaring lemah seperti ini haechan merasa sangat bersalah dan sedih tentunya. Orang yang selama ini selalu mengomelinya kini terbaring dengan wajah pucat.

Haechan duduk disamping emak asa dengan canggung, matanya masih menatap emak asa, kemudian haechan berhambur memeluk emak asa dengan erat.

"Maafin echan mak!"

Continue Reading

You'll Also Like

75K 11.2K 26
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
639K 30.7K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
390K 31.5K 63
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"
76.3K 9.2K 30
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...