Sudut Rasa (On Going)

By chocogrey05

2.5K 2.1K 3.1K

Q : Covernya kok ga sesuai cerita? A : Ceritanya belum selesai sayang, tunggu sampe selesai nanti paham. Yang... More

Info
2. Sesak
3. Have fun
4. Teman?
5. Terlambat
6. Tawuran
7. Berkelahi
8. Aku Dan Aku
9. Blue Cafe
10. Intropeksi
11. Skorsing
12. Menginap
13. Nostalgia
14. Teman baru?
15. Seblak
16. Bolos
17. Rusuh
18. Masalah
19. Hancur
20. Aya, bukan Ara
21. SMA Kartika
22. Nomer asing
23. Pernyataan baru
24. Baikan
25. Calon adik ipar
26. Banyak persamaan
27. Toleransi

1. Awal Bertemu

256 176 445
By chocogrey05

Assalamu'alaikum

Wajib vote and koment!
Follow juga biar enak!

Sekian, happy reading:)

***

"Menangis itu sudah seperti rutinitasku."

___A___

***

Panas terik matahari menyinari gadis berambut panjang yang digelung tinggi, duduk dengan tangan yang memegang sekotak susu fullcream dan Papan skeatboard.

Memandang jauh ke kerumunan orang, di sana terlihat banyak anak kecil yang ditemani orang tuanya sedang bermain-main di taman yang cukup rindang.

Terkadang dia berfikir untuk menjadi anak kecil saja dan tak mau tumbuh lagi, mulai beranjak remaja justru dirinya semakin banyak kehilangan.

Ada setitik rasa emosi karena dirinya tak mampu menahan setetes air matanya, dia akan berubah cengeng ketika dia menyendiri, dan akan berubah bak sebuah besi yang kokoh dan tak akan rapuh dipandangan orang lain.

"Kenapa kalian pergi?" Hanya kata itu lah yang bisa ia lontarkan, selalu saja kalimat itu yang menjanggal di otak bodohnya.

Dulu tidak terlalu bodoh namun sekarang menjadi lebih bodoh, entah lah, semua itu membuatnya berfikir lebih jauh.

Dirinya jengah, dia pun beranjak pergi menaiki papan skeat-nya itu, sekotak susu telah ia habiskan, dan mulai melaju dengan santai.

Dengan lihai memainkan papan skeat-nya, dia mendengarkan lagu yang sangat ia sukai before you go itulah judul lagu yang sedang ia putar. Sesekali ia ikut bernyanyi, menghayati setiap bait yang terdengar. Kembalilah semua, semua memori satu tahun setengah lalu, dimana semuanya masih utuh, semuanya yang membuat dia ceria, tapi sekarang ... keceriaan itu ikut pergi bersama kenangannya.

Matanya menyipit kala melihat segerombolan orang sedang berkelahi, dia melihat satu orang yang dikeroyok oleh tujuh orang yang memakai jaket dengan motif yang sama.

Jangan tanyakan sehebat apa Airin dalam berkelahi, setelah kepergian orang yang ia sayangi, dia melampiaskan semua itu dengan mengikuti latihan karate yang sama sekali tidak diketahui abang-abangnya, yang mereka tau, Airin sedang pergi berkelompok ataupun main. Jangankan main bahkan setelah kepergiannya dia hanya menjadi bully-an oleh teman-temannya, oleh karena itu dia tidak mau lagi untuk berteman dengan siapapun.

Airin melajukan papan skeat-nya ke arah jalan yang lumayan sepi, dia mulai menonjok, menangkis, serta memukul para segerombolan pemuda yang kira-kira sebaya dengannya. Sesekali ia memukulnya dengan papan skeat kebanggaanya.

"Kalian cewek apa cowok? Beraninya keroyokan! Banci!" teriaknya dingin lalu memukul kepala dari salah satu mereka yang mempunyai rambut gondrong.

"Ada cewek rupanya! Pulang ajah sana!" ejek seseorang berkulit kecoklatan.

Airin yang tak terima langsung melayangkan tonjokan yang tepat terkena perut. "Balik sana! Makan pake garam!"

Tonjokkan terakhir ia layangkan ke seseorang dengan wajah tengil menurut Airin. "Rasain jelek!"

Meteka semua pun pergi menggunakan motor besarnya, Airin yang melihatnya pun memberikan salam perpisahan kepada mereka. Jari tengah ia acungkan bersamaan smirk-nya.

Airin membalikkan badannya dan melihat lelaki yang menurutnya biasa saja, entah mata Airin katarak atau rabun, cowok berbadan atletis, rambut hitam, alis tebal dan ... intinya sempurna.

Airin hanya melihat tanpa mau menolongnya untuk berdiri, Airin melihat jika lelaki tadi meringis sambil memegangi perutnya.

Lelaki itu menatap Airin dan tersenyum ramah seolah-olah meminta bantuan, namun Airin hanya mengedikkan bahunya acuh. Baru saja lelaki ini ingin angkat bicara, namun Airin mengambil alih. "Bangun sendiri! Makanya kalo gak bisa berantem gak usah gaya! Coba kalo gak ada gue, dah koid lo!"

Lelaki itu dibuat melongo oleh perkataan Airin, tidak bisa berantem katanya, wajar saja dia kalah jika langsung dikeroyok oleh mereka semua sekaligus. Namun dia hanya terkekeh kecil, menatap lucu ke arah Airin.

Airin justru terheran melihat lelaki ini, dan dia langsung pergi menggunakan papan skeat-nya, sebelum ia pergi ia melihat handphone-nya dan saat itu pula ia pergi untuk berlatih karate.

Dia hanya memandang Airin tak berkedip, melihat begitu lihainya Airin dalan bermain Skeatboard. "Imut, fiks! Gue suka sama lo! Oh ya, namanya siapa, ya? Goblok lo, Sa!" kesal dirinya karena tak mengetahui nama Airin.

"Issh! Anjir, sakiit!" ringisnya saat dia akan berdiri karena perutnya tadi terkena tonjokan yang lumayan keras.

"Hp gue mana yak? Oh ya, di tas!" serunya dan mulai berdiri dengan hati-hati sambil meringis, berjalan perlahan bak siput ke arah motor sportnya, yang terparkir lumayan jauh dari dia dikeroyok tadi.

"Bro, jemput ghe di jalan kancil ujung supermarket!"

"..."

"Abis dikeroyok gje!" ucapnya kelewat santuy.

"..."

"Udah, sini aja! 10 menit gue tunggu!" tegasnya menelfon teman sekomunitasnya. Lama menunggu dia memikirkan gadis yang menolongnya tadi.

"Unik! Tapi jutek. Asli gue suka ... ckckck gobloknya gue gak minta nomernya yak, tenang Sa, kalo jodoh gak akan kemana, wkwkwk," gumamnya sendiri.

Dia melihat jam rolex yang bertengger di lengannya, melihat jam yang sudah menunjukkan angka setengah tiga membuatnya berdecak kesal, "ck! Lama banget, anak tuyul! Mana ni perut dah bunyi lagi!"

Suara motor terdengar di telinganya, dia pun mendongakkan wajahnya, dua sejoli turun dari motornya dan langsung menghampiri wakil ketuanya itu, "lo ngapain si pak waketu! Goblok apa tolol! Udah tau jalan nih bahaya, malah nekat sendirian!"

"Gak usah banyak bacot, lo! Buruan, gue udah laper!"

"Anjir lo! Baru aja gue mau duduk!" kesal lelaki bertopi hitam bernama Anggit.

"Namanya juga Gesa Barata Fernando! Si waketu sableng! Ya gitu, sukanya nyuruh tanpa liat kondisi," sahut lelaki berkulit putih yang cukup tampan sebelas dua belas dengan Gesa, dia bernama Sarga.

Ucapan Sarga membuat Gesa terkikik geli, melihat kedua temannya kesal membuat dirinya senang bukan main.

"Udah cepet! Gue traktir ntar! Ga, lo bawa motor gue. Nggit, lo boncengin gue. Awas sampe gue lecet, gue tebas itunya lo!" Gesa berbicara asal dengan diakhiri tawa olehnya.

"Kejam amat, bro! Entar gue gak bisa ...."

"Gak bisa apa, hayyok?!" jail Gesa membuat tawa mereka semua meledak.

"Apaan coba, fiktor kalian, haha!"

"Udah ayok cabut, nanti bos besar marah, bro!" pungkas Sarga mengambil alih motor Gesa.

"Anjir, gue lupa ada janji sama bos besar, pokoknya ini salah Anggit! Git, kalo gue dimarahin sama Bryan, lo harus tanggung jawab!"

"Kok gue? Gak fair lo! Ya Rabb, kenapa hambamu ini ternistakan?!"

"Baperan lo! Udah cepetan, noh! Ditinggal Sarga kan!" ucapnya menarik lengan Anggit kasar.

Anggit merasa kesal dengan tingkah bar-bar Gesa. "Dede tuh gak bisa diginiin, bang!"

"Hilih, bicit!"

Motor berjalan dengan kecepatan di atas rata-rata, itu sudah biasa bagi keduanya, dengan melewati jalan yang cukup sepi, hingga terlihatlah markas dari sebuah komunitas geng motor bernama FLAME'S yang berarti api.

Komunitas motor di kota jakarta yang baru didirikan satu tahun ini, dengan beranggotakan kurang lebih 150 orang yang ikut andil didalamnya, walau komunitas motor ini belum lama didirikan, namun sudah terkenal dibeberapa kota selain jakarta, khususnya para pelajar yang isinya brandal semua, mereka para komunitas sejalan yang suka kopdar ketika ada waktu senggang.

Flame's yang diketuai oleh Bryan Dirgantara, lelaki dingin yang sikapnya tak tersentuh, terkecuali oleh keluarga dan sang kekasih.

Berbanding balik dengan Gesa Barata Fernando, entah apa yang Bryan pikirkan kala memilih seorang cowok petakilan, absurd, dan tidak bisa diam menjadi wakilnya. Namun jangan salah, dia cowok berotak yang tak tertandingi disekolahnya.

Sifatnya yang akan berubah drastis kala dia berada di rumahnya, entahlah tidak ada yang tau tentang kesepian yang selalu ia rasakan ketika dia berada di rumahnya.

Ketiganya berjalan beriringan memasuki markas, jangan pernah kalian berfikir jikalau markas ini sebuah bangunan yang megah nan indah, dan nyatanya markas ini hanyalah sebuah warung yang cukup besar dan mampu menampung sekitar 200 orang, namun warung ini hanya boleh diisi oleh warga Flame's dan Mbok Inah serta Pak Dadang, merekalah yang ia anggap orang tua mereka.

kedua paruh baya namun tak memiliki anak ini menjadikannya seorang ibu kedua bagi mereka semua.

Sampailah mereka di depan sang bos besar, dengan cengiran khas mereka bertiga mendapatkan tatapan dingin dan tajam oleh sang ketua.

"Hehe, jangan liatin gitu dong bos, kan gue jadi pengin ketawa," ujar Gesa yang mendapatkan sebuah pukulan oleh Sarga yang mendarat tepat di kepalanya. "Anjing! Sakeet bodo! Eh, maap bos tadi gue dikroyok, jadi lama, hehe!"

Dari semua anggota inti yang beranggota 5 anak, hanya Gesa lah yang berani kepada Bryan, karena mereka sudah bersahabat sedari kecil.

"Dikroyok sama siapa? Kenapa gak mati aja sekalian?!" paparnya dingin membuat tawa semuanya meledak, namun itu tak lama karena mendapatkan pelototan tajam dari sang empu.

"Hehe, jangan mati dong bos, tadi gue diselamatin sama bidadari tomboy bos! Kalo kagak, pasti gue udah mati kayaknya bos." Jawaban Gesa membuat semuanya dibuat terheran.

"Sapa tuh?!" teriak Deden.

"Kepoow lo, sarden!" sahut Gesa terkikik geli.

"Nama gue Denish Carlien Prayoga, kalian semua manggil gue Deden, gue ikhlas! Tapi lo! Manggil gue sarden, ya kariim! Gue dinamain gak gratis, emak bapak gue nyembelih 2 kambing sekaligus, anak kuda!"

Bryan yang sudah jengah mendengar perdebatan mereka mengambil alih dengan wajah yang serius. "Siapa yang ngroyok lo?!"

"Kalo yang gue liat dari jaketnya sih, geng Cobra deh bang!" jawabnya sambil mengingat-ngingat kembali.

"Kok bisa lo dikroyok? Lo bikin ulah?"

"Lewat jalan kuasa dia aja sih!"

"Goblok! Ntar malem ke markas mereka, minta maaf bareng gue, udah tau geng itu penuh dengan aturan, ada otak di pake Gesa!" Bryan yang jengah dengan kegoblokkan Gesa, namun Gesa hanya menunjukkan cengiran kudanya.

🔥🔥🔥


"Ck, encok banget dah ni punggung, coba gue gak punya hati, udah gue biarin dia mati!" ucap Airin sembari masuk kedalam rumahnya dengan tangan yang menenteng Papan Skeatnya.

Terlihatlah dua abangnya yang sedang berkacak pinggang dengan tatapan dingin, itu membuat Airin malas untuk meladeni kedua abangnya ini.

"Dari mana aja, Lin?" tanya Galih sebisa mungkin tenang meladeni sikap adiknya yang makin kesini berubah. Galih merupakan kakak keduanya.

"Stop call me with name it, bang! Airin gak dari mana-mana!" jawabnya dengan nafas menggebu-gebu, dia tak mau lagi jika dipanggil dengan nama itu.

"Gak kemana-mana tapi jam segini baru pulang? Dari mana aja, dek?" tanya Alan mendekati sang adik dan mencoba untuk sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara kerasnya. Walau sudah berubah, namun dia sangat benci jika dibentak, air matanya memang tidak turun, tapi badannya yang bergetar ketakutan jika sekali dibentak.

Alan mengelus rambut wangi adiknya. Entahlah, dia tidak mengerti dengan Airin saat ini, dulu sepulang dia dari kampus, dia melihat sang adik sudah berubah style, mulai dari pakaian ataupun gaya bicaranya.

Airin menepis pelan tangan Alan pelan, "Airin gak kemana-mana bang, Airin cuma pengin sendiri!" katanya menunduk. Matanya mulai memanas, dia berusaha menutupi itu semua, namun sang abang telah menyadari itu.

"Adek, kenapa? Kangen yah, sama mama papa?"

Ucapan sang abang membuat air matanya menetes perlahan, dan terdengarlah suara isakan yang cukup memilukan.


Lanjut ga? Lanjut ga?
Lanjutlah, masa ga!

Vote ga qi?
Komen ga qi?
Votmen lah qi! Masa ga!

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 167K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
404K 4.9K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 225K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
351K 42.6K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...