DySam (After Marriage) [Sele...

Da DAPU49

1.3M 115K 11.9K

[Sequel Possessive Samudera] (Disarankan untuk membaca Possessive Samudera terlebih dahulu biar bisa nyambung... Altro

DySam (bacotan author)
01
02
03
04
05
07
08
09
10
11
12
13
14
15
[Hiatus]
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
πŸ‘‰πŸ‘ˆ
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
Hai
Cerita Baru!!!
Cerita Baru!!!

06

16.5K 1.4K 54
Da DAPU49

"Reynold?"

Lelaki itu tersenyum, ia dengan santai duduk di depan Dyba. "Masih inget juga lo sama gue."

Dyba meneguk ludahnya kasar. "Kenapa lo bisa muncul lagi di depan gue?"

Reynold menggidikkan bahunya. "Udah takdir. Setelah lulus SMA gue gak pernah tau kabar lo, eh sekarang malah ketemu sama lo. Jangan-jangan kita jodoh."

Dyba memutar bola matanya malas mendengar itu. Ia menunjukkan jari manis sebelah kanannya kepada Reynold. "Mohon maaf gue udah punya suami."

Reynold membeku melihat itu, ia menatap Dyba tidak percaya. "Masih sama Sam?"

Dyba tersenyum, ia mengangguk dengan bangga. "Pasti dong."

"Gue kira udah putus."

Dyba menggelengkan kepalanya. "Alhamdulilah kita tetep bisa jalanin hubungan walaupun banyak yang ganggu." Dyba menekan kata 'ganggu' sambil menatap Reynold sinis.

Reynold yang melihat itu terkekeh. "Santai aja dong ngomong ganggunya. Gue dulu tuh cuma mau liat Sam emosi aja."

"Terus?"

"Terus semakin deket sama lo ternyata lo cantik, baik, jadi gue suka deh sama lo."

Dyba tersenyum sinis. "Sayangnya itu cuma kisah SMA klasik pada umumnya. Dan, ya sekarang lupakan aja, gue udah bahagia sama Sam."

Reynold menatap Dyba lekat. Aura perempuan itu semakin terpancar saat sudah dewasa seperti ini. "Tapi, gue masih suka sama lo, Dy."

Dyba berdiri walaupun nasi di piringnya masih banyak, mood makannya seketika menurun mendengar itu. "Gue udah selesai, permisi, Rey."

Reynold ikut menghentikan makannya, ia mengikuti langkah Dyba untuk mengambil troli belanjaan. Dyba berdecak melihat Reynold yang berjalan di sampingnya. "Mau ngapain sih, Rey? Gue udah nikah, jangan ganggu gue!"

"Gak peduli sih lo udah nikah atau belum."

"Alasan kamu ke mall gara-gara ini, Adyba?"

***

"Dyba! Sayang!" teriakan Sam itu menggelegar di penjuru rumah. Ia baru saja sampai di rumah dengan menenteng dua plastik sebuah merk fried chicken ternama.

Sam meletakkan plastik itu di meja makan saat tidak mendengar suara Dyba sama sekali. Sam melonggarkan dasinya, jasnya sudah ia buka dan meninggalkan kemeja putih yang sudah digulung sampai siku. Sam naik ke lantai atas dan membuka kamar. Dahinya mengernyit saat tidak ada Dyba juga di dalamnya.

Sam turun, ia menghampiri pos satpam. "Pak, Dy ada pesan ke mana gitu gak sama bapak?"

Pak Hadi gelagapan. "Mohon maaf, Den saya lupa ngasih tau. Tadi Non Dyba bilang mau keluar ke mall."

Sam mengangguk. "Makasih, Pak, saya pergi dulu."

Pak Hadi ikut mengangguk, ia membuka gerbang rumah saat Sam sudah memasuki mobilnya. Sam mengendarai mobil Lexus keluaran terbaru itu dengan cepat ke arah mall terdekat dari rumahnya. Beberapa menit ia mengendarai mobil sampai akhirnya ia sudah ada di parkiran. Saat di parkiran mobil ia tersenyum melihat mobil Dyba ada di sana.

Sam keluar dari mobil, ia mulai memasuki mall dan matanya menjelajahi mall itu untuk mencari istrinya. Sam berdecak saat ia tidak melihat tanda-tanda adanya Dyba di sekitarnya. Ia mengeluarkan ponsel dan menelpon istrinya, tetapi ponsel Dyba tidak aktif.

"Ke mana sih anak satu itu?"

Langkah Sam menyusuri food court, entah kenapa langkahnya membawanya ke sana. Dan benar saja, di sana ia melihat istrinya, tetapi istrinya tidak sendirian. Tangan Sam mengepal, nafasnya sudah tidak beraturan melihat pemandangan di depannya itu.

Sam berjalan pelan, hingga ia sampai di belakang istrinya dan lelaki itu. "Alasan kamu ke mall gara-gara ini, Adyba?"

Tubuh Dyba menegang mendengar itu, ia dengan gerakan perlahan memutar tubuhnya dan menemukan Sam yang tengah bersedekap dada di belakangnya.

"Hai, Sam, lama kita gak ketemu."

Sam menatap lelaki di samping istrinya itu, wajahnya tidak asing. Tetapi, setelah ia sadar ia menggeram, tangannya tambah mengepal. "Reynold Zaki Johnson! Kenapa lo ada di sini lagi?!"

Reynold terkekeh, ia menepuk-nepuk bahu Sam. "Gue pikir lo udah gak emosian, ternyata masih sama aja. Santai, gue cuma mau ngobrol doang sama mantan gebetan gue."

Sam mengambil belanjaan Dyba yang ada di troli itu dan menatap tajam Dyba. "Pulang!"

Dyba hanya bisa mengangguk, sudah lama ia tidak melihat ekspresi menyeramkan dari Sam. Sebelum menarik Dyba pergi, ia menatap Reynold dengan mata elangnya. "Cukup sekali aja lo liat mantan gebetan lo! Jangan pernah lagi liat, apalagi sampai ngobrol! Dia udah sepenuhnya milik gue, jadi jangan ganggu!"

Setelah itu Sam menarik Dyba dengan kasar. Reynold yang melihat itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gak pernah berubah. Tapi, Dyba makin cantik, makin gemesin."

***

Dyba menunduk sedangkan Sam yang ada di sampingnya hanya menatap lurus ke depan tanpa berbicara kepadanya. Dyba tidak salah, Sam yang salah paham di sini. Ia mengeratkan pegangannya pada seatbelt mobil saat mobil Sam melaju dengan cepat.

"Pelan-pelan."

Bisikan Dyba itu bukannya membuat Sam pelan, tetapi ia malah semakin menginjak kuat pedal gasnya. Ia masih emosi walaupun ia hanya melihat Dyba yang berbicara kepada lelaki. Tetapi, lelaki itu bukan lelaki biasa, Reynold adalah musuh Sam sejak zaman SMA. Mereka bahkan belum berbaikan sejak kejadian kelompok kimia beberapa tahun yang lalu.

Sam membunyikan klakson dengan tidak sabaran. Pak Hadi yang mendengar itu terlonjak kaget dan dengan cepat membukakan pintu pagar rumah itu. Sam memarkirkan mobilnya dengan asal, ia keluar dari mobil tanpa membukakan pintu untuk Dyba. Dyba yang melihat itu akhirnya mengikuti langkah Sam sebelum emosi Sam makin memuncak.

"Duduk." Dyba menatap Sam dengan ragu, tetapi ia tetap duduk di sofa. Melihat Sam yang berdiri gagah di depannya membuat Dyba menundukkan pandangannya.

Sam menatap Dyba yang tengah menunduk itu dengan tajam. "Tatap aku!"

Dyba meneguk ludahnya, ia dengan ragu menatap Sam. Tetapi, sedetik kemudian ia menundukkan kembali pandangannya dan memilin-milin rok hitamnya, ia takut melihat ekspresi Sam yang seperti itu.

"Aku gak ada janjian sama dia, tadi cuma ketemu aja." Dyba lebih dulu menjelaskan sebelum Sam bertanya kepadanya.

Sam menarik nafasnya perlahan, ia jongkok di depan gadisnya. Ia memegang dagu Dyba dan mengarahkan agar tatapan mata biru itu terkunci ke matanya. "Beneran?"

Dyba mengangguk dengan cepat. "Suer, aku gak bohong. Tadi itu aku cuma mau belanja, terus makan, eh malah dia udah ada di depan aku aja."

Sam mengangkat sebelah alisnya. "Gak bohong kan? Kalau kamu bohong apalagi sampai selingkuh sama dia, kamu bakalan liat dia udah terbujur kaku."

Mata Dyba berkaca-kaca. "Aku bener, Sam, lagian gak ada yang mau selingkuh dari kamu."

Sam mengusap pipi Dyba dengan lembut. "Dia tadi ngomong apa aja sama kamu?"

Mendengar itu membuat Dyba gelisah, tidak mungkin ia mengatakan Reynold masih menyukainya. Kalau ia mengatakan itu bisa-bisa Sam marah besar dan Reynold bakalan masuk rumah sakit karena amukan Sam. Bukan Dyba mencemaskan Reynold, tetapi ia tidak mau suaminya melukai orang.

"Dyba." Panggilan dengan nada rendah itu membuat Dyba menelan ludahnya beberapa kali.

Dyba mengalihkan tatapannya dari Sam. "Gak ngomong apa-apa kok, dia cuma nanyain kabar aja."

"Kamu gak natap aku tandanya kamu nyembunyiin sesuatu. Aku gak suka itu, Adyba!" 

Dyba dengan perlahan akhirnya menatap mata cokelat itu. "Dia cuma nanyain kabar sama ngucapin selamat untuk pernikahan kita." Dan terpaksa kalimat bohong itu keluar dari bibir Dyba.

Sam menghela nafas kasar, ia terduduk di depan Dyba. Wajahnya ia jatuhkan ke paha Dyba. Saat ini ia tengah mencoba meredam amarahnya, seharusnya ia tidak boleh menakuti Dyba seperti ini. "Aku gak tau kamu bohong atau enggak, yang pasti aku gak suka kamu deket sama dia. Kamu punya aku, gak boleh ada yang deketin kamu selain aku."

"Iya, aku punya kamu. Gak ada niat aku untuk ninggalin kamu, gak ada sama sekali. Jangan berpikiran macam-macam, aku tadi cuma gak sengaja ketemu doang."

Sam mendongak, ia menatap Dyba dengan seksama. Tangan Sam menggenggam tangan Dyba. "Kamu punya aku, sekarang dan seterusnya. Aku gak mau kehilangan kamu. Kamu gak boleh sama cowok lain. Kamu gak boleh dideketin cowok lain. Kamu gak boleh berhubungan sama cowok lain. Kamu udah jadi nyonya Zudianto, gak boleh jadi nyonya di keluarga lainnya."

Dyba tersenyum tipis, Samuderanya yang posesif telah kembali lagi.

***

Part spesial malam minggu, yang jomblo hayuk baca wattpad aja :v
Sampai jumpa di part selanjutnya
(❁'◡'❁)

Jangan lupa vote and comment
Terima kasih yang udah mau baca, vote, and comment ceritaku ♡♡

12 September 2020

Continua a leggere

Ti piacerΓ  anche

1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
837K 61.6K 32
"Jangan pecicilan, kasian anak saya." "Mau gantiin hamil?, lo kira enak bawa anak kemana mana."
UNAVOIDABLY Da mipay

Teen Fiction

833 170 37
Mari tebak - tebakan di cerita berkonflik berat ini! *** Menceritakan seorang gadis yatim piatu, yang hampir mengakhiri hidupnya, namun aksinya dice...
811K 53.8K 51
Cover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menik...