GILANG FALLS [COMPLETED]✔️

By Ayukhdryh_

422K 33.6K 1.2K

"Kangeeen." Gilang mencium wangi shampo disetiap helai rambut Ica. "Sama ... Ica juga kangeen." __ Gadis itu... More

Prolog♥
MOS♥
Stalker♥
Khawatir♥
Pendekatan♥
Blushing♥
Birthday Gilang♥
Cemburu♥
Lari pagi♥
Jalan♥
Modus nonton horror♥
Jahil♥
Sepupu
Salah paham
Jatuh cinta
Dilabrak
Marah
Terlambat bareng
Belajar
Di permalukan
Jadian
Rooftop
Ketemu camer
Pertanda
Kemah
Kemah 2
Renungan suci
Keadaan Kritis
Jatuh terpuruk
Menenangkan diri
Kangen
Salah tingkah
Lepas kendali
Demam
Masak
Cemburu, lagi
Pingsan
Rumah sakit
Bolos
Ujian semester
Selesai Ujian
Gombalan Maut
Rencana
Palembang
Hilang Arah
Duka
Pergi
Angan-Angan
Epilog
Extra Part♥

Bahagia

5.5K 501 20
By Ayukhdryh_

Happy reading
__

Dengan gerakan perlahan Gilang mengelap masker wajah yang mengenai bibir Ica hingga bersih. Sedangkan Ica, wajahnya sudah seperti kepiting rebus saat ini, memerah.

"Napas Ca," celetuk Gilang menahan tawa.

Ica menghembuskan nafas yang sejak tadi ia tahan, adegan tadi tidak patut untuk diulangi. Jantungnya hampir porak-poranda karena Gilang.

"Jangan ketawa, inget!" Ica memicing mengingatkan.

Gilang mengangguk menurut, rasanya wajahnya sudah kaku seperti terkena lem kayu. Ia melirik Ica yang sudah selesai memakai masker sepertinya. Gadis itu terlihat santai, dengan kaos polos warna hitam dan rambut yang di cepol ke atas. Gilang teringat sesuatu, ia mencari kaca mata hitam yang dipakainya sewaktu menjemput Ica di sekolah. Agaknya cocok jika dipakai sekarang.

"Ca? Ica!" panggil Gilang memakai kaca mata hitamnya.

Ica menoleh dan hampir menyemburkan tawanya, melihat Gilang menggunakan kaca mata hitam lalu berjalan membungkuk persis seperti tukang pijit yang biasa jadi langganan Kakek.
"Astaga, kak Gilang! Ngapain siiih," ucap Ica melotot horror.

"Mau pijit cu?" tawar Gilang dengan suara dibuat-buat seperti orangtua.

"Wah, kakek cabul ini mah," seru Ica berlari ketika Gilang berjalan mendekat ke arahnya.

"Huaawww, Mau lari kemanaaaa?" cegah Gilang menghadang langkah Ica.

Terjadilah aksi kejar-kejaran diantara keduanya, hingga Nenek yang berada di belakang rumah berlari tergopoh-gopoh ke depan karena suara gaduh yang dibuat kedua pasangan itu. Nenek menggelengkan kepalanya heran lalu berjalan kembali ke belakang.

"Udah kak, capek!" kata Ica dengan nafas ngos-ngosan.

Gilang tersenyum miring, "Sini, Kakek pijit cu."

Ica menjerit ketika Gilang berhasil menangkapnya, ia tertawa terbahak-bahak karena ulah tangan laki-laki itu yang menggelitik pinggangnya.
"Ahahaha... Udah kak, haha... Udah udah, hahaha... "

"Ini balesan, ngomongin orang ganteng cabul, heeh."

Ica tertawa sambil meronta-ronta, "Udah kak, stop! Haha... "

Gilang menghentikkan aksi gelitikkannya, ia menyandarkan badannya disofa karena kelelahan. "Eh Ca, maskernya jatoh, masuk mata ini gimana?" tutur Gilang mengerjapkan matanya beberapa kali.

Ica mendekat, "Mana, tangan kak Gilang minggir! Biar Ica tiup, sini."

Ica meniup bagian kanan mata Gilang yang kelilipan runtuhan masker. Mengingat itu, ia menarik tangan Gilang untuk membasuh wajah agar kembali seperti semula.

"Udah gak sakit, kak?" tanya Ica mendongak melihat Gilang.

"Udah Ca, berkat tiupan maut lo ini," balas Gilang terbahak.

Ica mendengus pelan, ia keluar dari toilet untuk kembali ke ruang depan.
Ica mengelap wajahnya yang basah dengan tisu diatas meja, ia juga meminta Gilang untuk melakukan hal yang sama.

"Lebih seger."

Ica tersenyum-senyum sendiri memperhatikan Gilang dari samping, Ica tersentak karena bunyi ponsel mengagetkannya.

"Halo, Ma!" sapa Ica mengangkat panggilan Mamanya.

"Iya, Ma. Udah kok."

Gilang menarik ujung kaos Ica membuat gadis itu menatap penuh tanya ke arahnya, Gilang mengucapkan sesuatu tanpa mengeluarkan suara, hanya sebuah gerakan mulut saja. Ica mengangguk lalu memencet tombol loudspeaker pada layar ponsel, karena Gilang yang meminta. Keduanya asik mengobrol bersama orangtua Ica yang berada di palembang.
__

Semilir angin menerbangkan helai demi helai rambut terurai milik seorang gadis yang baru saja melewati gerbang sekolah. Hampir seluruh pasang mata menatap heran ke arahnya. Gadis itu adalah Serli, dengan penampilan terbarunya, rambut yang dicat berwarna kemerah-merahan sudah seperti permen gulali yang dijual dipasar malam.

"Orang-orang pada terpesona sama penampilan baru gue," kekehnya angkuh. Tidak tau saja apa yang dipikirkan orang-orang, bukan tatapan terpesona yang mereka tunjukkan melainkan sebaliknya, You know lah.

Tepukan keras dibahunya hampir membuat Serli terjungkal, ia menggeram marah lalu menoleh, amarahnya lenyap seketika saat melihat laki-laki pujaan hatinya.
"Eh, Gilang! Gue pikir siapa, gak perlu ditepuk juga dibisikin gue bakalan noleh," cerocosnya percaya diri.

Gilang menatap Serli jengah, "Lo ikut gue!"

"Eh-eh mau kemana? Kemana aja asal sama lo gue mau deh," ucap Serli kegirangan, Gilang tersenyum miring, ia menarik Serli membawanya ke ruang BK.

"Stop... Stop... Ngapain ke ruang Bk?" tanya Serli menatap horror ke arah Gilang.

"Lo mau sekolah apa mau mangkal? Rambut pake gegayaan dicat-cat," sinis Gilang.

"Ini trend terbaru kali, bagus kan Lang! Buktinya aja orang-orang pada ngeliatin gue mulu dari tadi," seru Serli heboh.

Gilang bergidik ngeri, agaknya Serli menjadi tidak waras. Apa karena kebanyakan makan micin, maklum millenial jaman sekarangkan sedikit berbeda.
"Lo mabok? Orang-orang pada ngeliatin itu karena penampilan lo yang terlalu mencolok."

"Ya bagus dong," sahut Serli tertawa renyah.

Gilang semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran Serli, memang sebenarnya ia juga tidak mau mengerti. Ia menyeret lengan Serli untuk menghadap pak Sholeh. Biarlah pak Sholeh saja yang mengurus hukuman apa yang pantas untuk Serli dapatkan.

Gilang kembali kedalam kelas disambut senyuman hangat seluruh teman-temannya.
"Akhirnya lo masuk juga Lang, kaga ada lo sepi juga ini kelas," ucap Doni membuka obrolan, tangan laki-laki itu bersiap merangkul Gilang.

"E-eeh, mau ngapain?" tanya Gilang menghentikkan aksi Doni.

"Mau meluk lo lah, ya kali gue meluk Ica," jawab Doni asal.

Gilang melotot horror, "Kalo sampe lo lakuin itu, nih... " balas Gilang menggerakkan tangannya seolah-olah sedang menggorok leher seseorang.

"Gue masih doyan nasi lang, jadi tenang! Gue gak akan makan temen," ucap Doni terkekeh. "bagi gue, persahabatan itu nomor satu, selalu gue prioritaskan,"

"Mantep juga captionmu Don," timbrung Jamal.

"Nyontek dimana lo?" tuduh Surya.

"Enak aja lo, otak gue ini selalu ngeluarin kata-kata bijak, dasar lo orang aja kaga tau."

Gilang memutar bolamatanya, ia meletakkan tas di atas meja lalu mengeluarkan sesuatu dari dalamnya, sebatang silverqueen bertali pita sudah rapi di genggamannya. Senyumnya mengembang, dengan langkah lebar ia keluar dari kelas untuk menemui pujaan hatinya.

"Heran gue ama tuh anak, udah jadi bucin aja sekarang," celetuk Doni menatap kepergian Gilang.

"Bucin apaan Don?" tanya Jamal.

Doni mencibir, "Budak cinta mas Jamal! Gitu aja gak tau lo, katrok banget sih."

"Bilang aja lo iri," sahut Surya berlalu menuju pintu kelas.

Doni mendengus keras, ia memicing menatap Surya, "Eh, matahari... Astaga gue lupa! Nyontek woi!" teriak Doni menepuk keningnya karena teringat belum mengerjakan tugas sekolah minggu lalu. Habislah ia jika sampai tidak mengerjakan, auto dijemur dilapangan kalo gini, batin Doni.
__

Gilang menyandarkan badannya di tiang depan kelas Ica sambil bersedekap dada, seorang gadis dengan rambut di kuncir kuda keluar dari kelas berjalan malu-malu menghampirinya.
"Kak Gilang ngapain disini?" tanya Ica berbisik.

"Mau tau aja apa mau tau banget!" jawab Gilang dengn suara sangat pelan, hampir tidak terdengar.

Kening Ica mengernyit, "Ih, ngomong apa sih?"

"I love you," bisik Gilang tepat ditelinga Ica.

______
Hai... Silahkan vote dan komen ya!
Kayanya untuk seterusnya, Gilang Falls bakal update seminggu tiga kali aja, hari senin, kamis, dan malam minggu...
Masih sanggup nunggu? Wkwkwk

Continue Reading

You'll Also Like

16.5K 849 21
Perhatian!! Diutamakan untuk membaca setelah itu vote dan komen. Jangan lupa untuk follow juga! . . . . . . . . . Gw nikah diumur 17 tahun? Yang ben...
363K 15.2K 116
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara...
1.7M 123K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
62.4K 2K 27
[ FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA ] 16+ Berawal dari sebuah aura permusuhan bebuyutan yang berasal dari sepasang manusia yang memegang p...