Usia kandungan Queisha sudah 9 Bulan tinggal menunggu waktu melahirkan. Dave dan Seriel sudah menikah, dan mereka memilih tinggal di Jakarta. Rayan tidak mau pergi ke kantor kalau tidak Queisha paksa. Katanya takut tiba-tiba Queisha melahirkan.
''Ray kerja aja ngakpapa ada mama yang jaga'' ujar Rani
''Tapi mah Rayan ngak bisa ninggalin Qey''
''Serius Ray aku ngakpapa, kemungkinankan aku melahirkan 2 hari lagi''
''No!''
''Okey terserah kamu'' sahut Queisha membuat Rayan menjadi senang
''Ayo kita ke kamar'' ajak Rayan
''Mah kita ke kamar dulu yah'' izin Rayan
''Iya'' kamar mereka pindah ke lantai 1, karena Queisha sering mengeluh pegal pada kakinya.
''Ray perlengkapan bayi kita udah cukupkan?'' tanya Queisha
''Udah sayang''
''Okey''
Queisha duduk di Sofa dan Rayan duduk berhadapan dengan Queisha. Rayan akan bekerja dari rumah. Queisha sendiri ia membaca novel.
''Ngantuk, mau tidur'' ujar Queisha bangkit dari sofa
''Hati-hati Qey'' Rayan menatap istirnya yang berjalan menuju kasur
''Aku ngak lari sayang'' Queisha tertawa pelan melihat suaminya yang sangat protective padanya
"Aku khawatir"
"Iyaiya sayang, aku paham" ujar Queisha menatap Rayan -------------
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, Queisha merasa perutnya sakit, Rayan langung membawa istrinya ke rumah sakit.
"Sabar Qey" ujar Rayan yang mengendarai mobilnya dengam cepat
"Sakit Ray, hiks"
Rayan semakin menaikan kecepatan mobilnya dan sampailah mereka di rumah sakit. Queisha langsung di bawa ke ruang bersalin, dan Rayan ikut menemani
''Kamu bisa sayang'' bisik Rayan
''Selamat anak pertama kalian perempuan sehat'' ujar dokter
''Yang kedua sudah siap dokter Qey?''
''Iya''
Lahirlah anak kedua mereka Laki-laki. Sehat dan Tampan.
''Terima kasih sayang''
Queisha ikut tersenyum melihat kedua anaknya yang menangis dengan keras. ''Mereka sehat'' ujar Rayan
''Iya''
''Silakan di susui'' ujar Dokter memberikan baby perempuan kepada Queisha untuk di susui dan laki-laki ke Rayan
''Lucu banget anak mama'' Queisha mencium pipi baby girl
Setengah jam berlalu
Queisha tertidur karena lelah melahirkan, kedua bayi nya sedang tidur. Orangtua Rayan dan Quiesha berada di ruangan Queisha, untuk melihat cucu mereka.
''Yang cowo kaya kamu banget hidungnya Ray'' ujar Rani
''Iya mah, mirip sama aku''
''Udah di Adzanin kan?'' tanya Papa Rayan
''Udah pah'' jawab Rayan
Pintu ruangan Queisha terbuka dan munculah pasangan suami istri yang baru saja menikah.
"Zeze ngakpapa?" tanya Dave melihat adiknya yang tidur
"Ngakpapa, dia lagi istirahat" jawab Rayan
Dave mendekati box bayi yang sedang di kelilingi oleh orang tuanya juga Rayan.
"Wah keponakan gue lucu banget" ujar Dave
"Cewe cowo kek gue ama mamanya" lanjut Dave
"Namanya siapa?" tanya Seriel
"Nanti tunggu Qey bangun" jawab Rayan
"Ouh"
Tiba-tiba bayi perempuan menangis dengan keras. Otomatis bayi laki-laki di sampingnya kaget dan ikut menangis, Queisha yang tengah tidurpun ikut terbangun.
"Kenapa Ray?" tanya Queisha
Rayan segera memberikan bayi perempuannya pada Queisha dan yang laki-laki sama dia.
Setelah di gendong oleh Queisha bayinya langsung diam dan yang laki-laki juga langsung terdiam setelah di gendong oleh ibunya.
"Siapa nama mereka?" tanya Queisha
"Yang laki-laki Bryan Qeano Abraham dipanggil Bryan, dan yang perempuan Keyra Queena Abraham dipanggil Keyra"
"Namanya bagus , yang akur yah" ujar Dave
"Mama setuju" ucap Mama Rayan
"Kamu?" Rayan menatap mata Queisha
"Setuju" jawab Queisha
"Lucu banget Riel" ujar Dave mencoba menggendong Keyra
"Iya, cantik" jawab Seriel
"Eh yang kakak yang mana?" tanya Dave
"Keyra" jawab Rayan
Queisha menggendong Bryan. Memainkan jemari kecil anaknya. "Mau susu?" tanya Queisha menciumi pipi anaknya
"Mama sama papa mau pulang dulu yah, nanti balik lagi" ujar Rani
Orang tua Queisha dan Rayan segera keluar dari ruangan Queisha. "Gue mau makan dulu ama Seriel, susuin keponakan gue biar tambah gemuk" ujar Dave keluar dari ruangan Queisha
Queisha menyusui Bryan. "Haus banget nak"
Rayan menatap anaknya yang menggengam jemari Queisha dan menyusu dengan lahap.
Bryan melepas pangutannya. Queisha mengganti menggendong Keyra dan menyusuinya. "Matanya bagus" ujar Rayan
"Kaya kamu Ray, tapi dua-duanya sama kaya kamu"
"Anak aku" bangga Rayan
"Tapi kok kemiripan ke aku dikit" Queisha menatap kesal suaminya yang tersenyum senang
"Aku dominan yah"
"Anak papa kamu banget sih"
Queisha merasa sangat senang, kedua anaknya sehat. "Sehat selalu sayang" Queisha mencium pipi Keyra
"Kamu ngak mau istirahat lagi?" tanya Rayan
"Ngak Ray, mau liat anak aku aja" jawab Queisha
Rayan mengambil buah untuk Queisha. mengupas kulitnya dan menyuapi Qieisha yang masih menyusui anaknya.
Keyra tidak mau melepas pangutannya. Tangannya menarik rambut Queisha yang ada di pundaknya. "Jangan di tarik sayang" ujar Queisha menarik rambutnya yang di genggam anaknya
"Mau lagi Ray" Queisha membuka mulutnya dan menerima suapan dari suaminya
"Qey itunya masih sakit?" tanya Rayan
"Kenapa?" tanya Queisha dengan menautkan alisnya
"Ngakpapa" jawab Rayan
"Kepo banget sih" sahut Queisha
Rayan hanya tersenyum mencium kening Queisha, dan kedua anaknya.
"Makasih udah kasih mereka" ujar Rayan yang diangguki Queisha
"Ray aku kapan pulang?" tanya Queisha saat Rayan menuju kamar mandi untuk membersihkan tangannya
"Besok"
"Besok kita pulang, liat kamar kamu" ujar Queisha mengajak bicara anaknya yang hanya diam
"Dia udah tidur Qey, taro lagi dan kamu istirahat"
"Nanti mama gendong lagi yah" bisik Queisha di telinga anaknya
--------
Rayan sudah merapikan pakaian Queisha, Queisha akan pulang hari ini. Queisha sendiri ia sedang menggendong Bryan yang menangis. Selesai merapikam barang-barangnya Rayan menghampiri istrinya yang sedang menyusui Bryan.
"Dia haus" ujar Rayan mengelus pipi merah Bryan
"Iya, ini lahap banget minumnya"
"Qey nanti jangan lupain aku yah" ujar Rayan
"Huh?" Queisha menatap suaminya
"Kamu jangan sibuk banget sama Baby sampe lupa sama aku"
"Ngak sayang, kalau misalnya aku lupa ingetin okey?" Queisha mengelus wajah Rayan
"Iya" Rayan mencium bibir Queisha hingga tangisan anak mereka menghentikan kegiatan mereka
"Kenapa sayang?" Queisha menggoyangkan tubuh Bryan yang sedang menangis
"Kayanya dia ngak suka aku cium kamu" ujar Rayan
"Posesif kamu" Queisha mencium pipi anaknya yang sudah tidak menangis.
"Tapi tetep aja Qey perhatian kamu ke aku ngak boleh berkurang"
"Iya Rayan, aku usahain tapi kalo ngak bisa maaf"
"Tuh kan gitu"
"Iyaiya sayang, aku ngak mungkin lupain suami posesif kaya kamu" ujar Queisha
"Inget baby Mama kamu, punya papa juga" ujar Rayan dan anaknya hanya tersenyum tipis
"Senyumnya duplikat Rayan banget, tipis" batin Queisha
❤❤❤❤
12 September 2020