Butterfly Effect | Giyuu X Sh...

By elpis-r

36K 4K 627

Butterfly Effect. Pernyataan tersebut adalah sebuah metafora yang menjelaskan bahwa perubahan dan tindakan ke... More

Chapter 01: The Beginning
Chapter 02: First Impression
Chapter 03: Pluvia
Chapter 04: Mad
Chapter 06: Circle
Chapter 07: Asking for date?
Chapter 08: Talk about Feelings
Chapter 09: Bad Day Bad Mood
Chapter 10: I'll be Right Here Waiting for You
Chapter 11: The Moon is Beautiful, isn't it?
Chapter 12: Dating?
Chapter 13: A Night with Euphoria
Chapter 14: Heartbeats
Chapter 15: Who's Douma?
Chapter 16: Strong Heart
Chapter 17: Power
Chapter 18: End Game?
Chapter 19: Advice
Chapter 20: After Rain
Chapter 21: The Ending We Wanted
#Bonus Chapter 1: Gift

Chapter 05: Apologize

1.8K 229 40
By elpis-r

“Kau tidak perlu terburu-buru, karena Aku masih akan terus menunggumu.”

***

“Shinobu, fokus!”

Suara lantang Uzui membuat Shinobu sedikit tersentak, salah satu anggota perempuan menyerangnya dan dengan mulus ia melakukan kuncian pada tubuh gadis itu sehingga tidak bisa bergerak lagi.

Semenjak Giyuu di nyatakan bahwa ia akan ikut berpartisipasi dalam pertandingan itu, Giyuu tidak lagi membimbingnya seperti biasa. Shinobu juga bisa mengimbangi dengan cepat sehingga saat ini ia bisa bergabung dengan yang lain dan ia di awasi langsung oleh Uzui.

“Baiklah cukup. Kalian bisa duduk, selanjutnya... Giyuu dan Tanjiro.”

Giyuu dan pemuda yang di panggil Tanjiro itu berdiri, Tanjiro adalah salah satu dari tiga teman sekelas Kanao yang mengikuti klub ini. Dia memanglah adik kelasnya tetapi beberapa hari ini Shinobu melihatnya ketika sedang latihan, kemampuannya juga tidak bisa di ragukan.

Selain itu ada pemuda bernama Hashibira Inosuke dan Agatsuma Zenitsu yang merupakan teman dekat Tanjiro sendiri juga ikut bergabung. Mereka bertiga sangat hebat, memang pemuda bernama Zenitsu sering kali merengek namun saat benar-benar serius ia tidak bisa di remehkan. Shinobu baru tau dari Kanroji bahwa hari itu yang mengantar Kanao adalah Tanjiro sementara pemuda yang bersama Aoi adalah Inosuke. Mereka tampaknya bolos bersama, sehingga hari itu membuat Uzui sempat mengomel.

Giyuu dan Tanjiro tampak memasang kuda-kuda mereka, Shinobu tampak tertegun melihat wajah Giyuu yang begitu fokus dan serius. Biasanya saat melatih dan melawannya, Giyuu bahkan memasang senyum mengejek yang menyebalkan. Dan kalau boleh jujur, saat sedang serius Giyuu mungkin terlihat sedikit, hanya sedikit tampan di mata Shinobu.

Tidak, Shinobu tentu saja tidak begitu menyukainya. Giyuu itu jauh dari apa yang ia pikirkan tentang tipe yang di sukainya, lagipula Shinobu tidak ingin berpikiran terlalu jauh ke sana dulu, Ia hanya ingin fokus menyelesaikan semuanya.

Serangan di lancarkan oleh Tanjiro terlebih dahulu, namun dengan gerakan cepat berhasil di hindari oleh Giyuu, ia tampak menghindarinya dengan tenang. Tanjiro terus mencoba melancarkan serangan duluan sejak mulai, pemuda bersemangat itu tampak tidak menyerah namun juga menikmati sesi latihan ini.
Giyuu sedari tadi tidak membalas serangan Tanjiro, ia hanya menangkis dan menghindarinya. Ia tenang dan tidak pernah kehilangan fokusnya meskipun Tanjiro hampir beberapa kali menjatuhkannya. Para anggota tampak kagum melihatnya, tidak terkecuali Shinobu.

Saat Tanjiro melayangkan sebuah tendangan, Giyuu malah membanting nya dan menguncinya dengan sangat erat sehingga Tanjiro tampak berteriak agar Giyuu melepaskannya. Uzui pun tampak memukul kepala Giyuu saat Tanjiro sudah di lepaskan olehnya.

“Meskipun kemampuannya tak kalah hebat darimu, dia masih adik kelas mu bocah! Jangan membuatnya terluka, ia juga akan ikut pertandingan nanti.”

Shinobu mengedipkan matanya, apa hanya ia yang melihat saat Giyuu membanting dan mengunci Tanjiro wajah tenang nya berubah menjadi sedikit beremosi?

Setelah mendapat omelan Uzui ia langsung membungkuk maaf dan duduk kembali. Uzui merasa aneh, tidak biasanya anak itu se pendiam itu seperti hari ini. Paling tidak ia akan membalas omelannya tadi, tetapi tadi tak di lakukan olehnya.

Uzui memilih untuk memikirkannya nanti, saat ini ia harus fokus dengan pelatihan murid yang lainnya. Sementara Shinobu juga menatap Giyuu aneh, tadi mata mereka tak sengaja bertemu namun dengan segera Giyuu malah memalingkan wajahnya.

Shinobu kesal, kenapa Giyuu bersikap seperti anak kecil? Apa dirinya melakukan sesuatu?

Latihan terus berjalan, satu persatu anggota yang lain saling unjuk diri untuk mengetes sampai mana kemampuan yang mereka pelajari. Waktu untuk bubar pun tiba, Shinobu melihat Giyuu yang tampak berbicara dengan Uzui sebelum ia pergi dengan Tanjiro. Padahal baru saja Shinobu ingin bertanya kepada Giyuu, tetapi karena ia bersama Tanjiro saat ini jadi ia urungkan saja.

“Apa yang kau lakukan hm?”

Secara mengejutkan Uzui berdiri dan berbicara dengan tiba-tiba di sebelahnya. Shinobu tentu saja terkejut, jika saja Uzui ini adalah temannya dan bukan gurunya mungkin sudah habis di buatnya.

“Kau membuatku terkejut sensei.”

Uzui tekekeh, ia kemudian mengajak Shinobu duduk bersama dengannya, “Kau juga merasakannya kan? Apa yang kau lakukan sehingga dia diam begitu hm?”

“Kau... Membahas Tomioka senpai?”

Uzui tidak menjawab. Ia hanya tersenyum, “Aku tau dia mengabaikan mu tidak seperti biasanya, kalian kan selalu ribut.”

“Aku juga tidak tau apa yang membuatnya seperti itu. Aku benar-benar kesal, tidak kah kau pikir dia kekanak-kanakan? Marah tanpa memberi tau alasannya.”

“Yah, dia memang begitu. Sulit untuk berekspresi, dia memang terkadang menyebalkan tetapi dia itu cukup pendiam menurutku. Aku kira dia akan senang sekali saat aku memberi tahunya bisa ikut bertanding seperti yang ia inginkan.”

Ah iya, Giyuu terlihat senang untuk sesaat pada waktu itu. Tapi kenapa ia malah seperti ini sekarang? Rasanya jika mengingat wajah cuek nya itu, Shinobu ingin mencakarnya saja.

“Sensei, mengapa ia sangat menginginkan pertandingan itu?”

Uzui diam sesaat, ia teringat alasan kenapa Giyuu sangat bertekad dalam bidang ini. Hembusan nafasnya terdengar miris, Shinobu bisa merasakannya.

“Karena kau pacarnya akan ku ceritakan. Tapi jangan bilang padanya ya aku menceritakannya kepadamu.”

Shinobu merengut tidak suka, “Kami tidak berpacaran sensei.”

Uzui tertawa sesaat, “Giyuu itu ingin mengembalikan harga diri ayahnya. Keluarga ibunya itu terkenal dengan dojo nya yang sudah melahirkan banyak pejuang aikido, keluarga ibunya adalah keluarga yang terpandang. Seluruh anak dari kakek dari ibunya adalah pejuang aikido, ibunya menikahi ayahnya yang hanya orang biasa yang tidak tertarik pada bidang ini. Hanya dia dari tiga anak perempuan yang menikah dengan orang biasa seperti ayah Giyuu. Tentu kakeknya tidak pernah suka dengan ayahnya.”

“Bahkan sampai Giyuu masuk sekolah ia masih tidak suka dengannya, Giyuu awalnya tidak pernah tertarik dengan bela diri ini sama seperti ayahnya sehingga hinaan pun semakin besar ditujukan pada keluarga mereka. Saat ada acara keluarga ayahnya selalu di hina oleh menantu dan anak-anaknya yang lain. Sebagai sepupu, hanya Tanjiro dan Sabito lah yang masih mau memperlakukannya dengan senang hati. Ayah Giyuu selalu tersenyum ketika mendapat caci dan maki dari mereka semua, ia selalu berkata ‘tidak apa-apa, mereka hanya menasihati ayah.’ meskipun ia mendapat pembelaan dari istrinya, dan orang tua Tanjiro dan Sabito cacian itu tidaklah pernah berhenti.”

Uzui memberi jeda sesaat untuk bernapas, “Saat masuk SMP ia masuk ke dalam klub aikido di sekolahnya, ia juga sering ikut latihan bersama Sabito dan Tanjiro di dojo yang ayah mereka dirikan. Semua itu semata-mata untuk memulihkan harga diri ayahnya yang di injak-injak oleh kakeknya, ia berlatih dengan giat sehingga ia beberapa kali menang dalam pertandingan, ia juga memenangkan pertandingan antar sekolah tingkat provinsi mengalahkan sepupunya yang lain yang sudah belajar lebih lama darinya saat ia duduk di bangku kelas dua. Berita itu ternyata sampai ke telinga kakeknya, saat acara keluarga ia mulai membanggakan Giyuu namun ia masih saja menjelekkan ayah Giyuu.”

“Kemudian Ayah Giyuu meninggal ketika ia menyelamatkan kakeknya yang hampir saja tertabrak, Giyuu terpukul sekali. Yang makin membuat ia sedih sekaligus marah ialah ketika di pemakaman ayahnya, lagi-lagi keluarga sialan itu membicarakan hal yang buruk tentang ayahnya, mereka terus menjelekkannya. Mereka bilang ayahnya meninggal karena ayahnya adalah orang yang lemah dan bernasib sial. Semenjak itu Giyuu bertekad untuk membalas mereka semua dengan membungkam mulut mereka, setiap kali ia mendapat kesempatan ia selalu membanggakan ayahnya di depan wartawan. Ia selalu mengabaikan pertanyaan tentang keluarga ibunya dan menyebut bahwa ayahnya lah yang mendidiknya dengan sangat hebat sehingga bisa menjadi seperti itu. Saat di banggakan di acara keluarga ia pun juga membalas demikian, sehingga saat melihat wajah malu kakeknya ia merasa puas sekali.”

Shinobu tidak suka ini, ia jadi merasa bersalah. Lagipula kenapa dirinya harus berbicara seperti itu kemarin? Dia benar-benar bodoh sekali. Shinobu harusnya berpikir ke sana.

Ia tahu, Ia harus meminta maaf. Ia sadar bahwa apa yang di anggapnya enteng dan mudah ternyata ada seseorang yang berjuang keras di baliknya, dan ia meremehkan nya dengan begitu mudah tentu saja itu membuat orang lain marah kepadanya.

“Apa kau mengatakan sesuatu yang menyinggung dirinya?”

Shinobu menunduk malu, ia kemudian mengangguk. Uzui mendesah kemudian tertawa, lucu juga ya mereka? Ah masa muda memang seperti itu kan?

“Pergilah meminta maaf padanya. Ia pasti akan memaafkan, apalagi yang meminta maaf itu Kau.”

Shinobu kembali menoleh padanya, “Sensei ada satu hal yang ingin Ku ketahui darimu.”

“Hm? Apa itu?”

“Aku... Aku ingin tahu, yang memberi tahu tentang Diriku adalah Tomioka senpai bukan? Apa Kau tau darimana Dia mengentahui semua tentang Diriku?”

Uzui terlihat terkejut, reaksi itu bukanlah yang di harapkan oleh Shinobu. Wajahnya memang terlihat jujur meskipun terkejut.

“Aku kira kalian sudah saling kenal sejak dulu, kalian juga bahkan terlihat akrab. Apa Kau baru mengenalnya saat masuk sekolah ini?”

Shinobu menggeleng, “Aku bahkan baru mengetahui dirinya ketika ia menjadi partner Ku.”

Sebuah tanda tanya besar menghiasi kepala Shinobu, bahkan Uzui yang sangat kenal dengannya saja tidak tahu ini. Apa ini memang rahasia Giyuu seorang? Tapi kenapa?

Banyak rasa penasaran Shinobu terhadapnya, kenapa juga Shinobu sulit menyangkal Giyuu dari otaknya? Orang itu benar-benar tidak bisa membuat Shinobu tenang karena betapa misterius nya Dia.

***

Giyuu terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara lonceng bersamaan dengan riuh suara manusia di seluruh penjuru gedung. Ia mengusap wajahnya, sepertinya Ia tertidur dengan posisi duduk saat bolos pelajaran ke rooftop. Dan sepertinya saat ini sudah jam istirahat, padahal ia niatnya hanya ingin duduk di sana karena malas mendengar ceramah gurunya selain itu ia juga lelah berlatih bersama Tanjiro di dojo milik ayah Sabito hingga malam.

Ia masih ingin menunjukkan kepada Kakek tua sialan itu bahwa dirinya merupakan orang yang hebat karena didikan sang Ayah bukan bakat  turun-temurun darinya. Ayahnya dan keluarganya bukanlah seorang pengecut seperti yang di katakan dirinya dengan nada merendahkan seperti itu. Ia hanya tidak mengenal silsilah keluarga Ayahnya yang sebenarnya saja makanya ia merasa sok hebat begitu.

Jika bukan karena Ibunya juga Giyuu enggan dan sangat tidak sudi menghadiri pertemuan keluarga sialan itu setelah apa yang mereka lakukan kepada Ayahnya.

Giyuu menoleh saat mendengar suara pintu dibuka, sosok Shinobu muncul begitu saja dengan membawa kantung plastik. Wajahnya terlihat merengut, Giyuu mendesah. Ia lantas berdiri dan bersiap meninggalkan tempat itu.

Shinobu dengan cepat langsung mencubit lengan bajunya, wajahnya masih terlihat merengut meskipun Giyuu tau Ia malu melakukan itu.

“Aku... ada yang mau Ku bicarakan kepadamu. Tolong dengarkan Aku.”

Giyuu menatapnya sebentar, sampai akhirnya ia kembali duduk di tempatnya tadi. Shinobu pun ikut duduk di sebelahnya, Ia menatap Giyuu yang tampaknya memang kurang tidur. Gedung kelasnya berada di sebelah gedung ini, Ia tadi melihat Giyuu yang memang sepertinya sengaja membolos.

“Apa yang ingin Kau katakan padaku?”

Shinobu tidak menatapnya, padahal Ia sudah mengumpulkan keberanian untuk melakukan ini.

“Aku ingin minta maaf. Aku tau ucapanku saat itu sangat keterlaluan, Aku terbawa emosi saat mengucapkan itu. Harusnya Aku sadar kalau apa yang Aku anggap remeh ternyata sangat berarti untuk orang lain.”

Giyuu menarik alisnya sebelah, Ia menyentuh wajah Shinobu dan membuat wajah gadis itu menatapnya. Seketika wajah Shinobu menjadi memerah.

“Apa yang—

“Jika kau berbicara kepada seseorang tataplah wajahnya, terlebih lagi kau sedang meminta maaf.”

Shinobu langsung melepaskan tangan Giyuu, tentu saja dirinya malu. Tetapi Ia kesal karena Giyuu tampak baik-baik saja saat melakukan itu, seolah tidak terjadi apa-apa.

“Kau—Kau juga jangan sembarangan menyentuh Ku seperti itu. Seseorang bisa salah paham.”

“Seseorang atau dirimu huh?”

Shinobu tertawa sinis, “Tentu saja aku tidak akan salah paham! Baiklah kembali lagi, aku minta maaf padamu. Aku akan bersumpah dan berjanji kepadamu sebagai gantinya.”

“Hah? Untuk apa? Memangnya Kau mau berjanji apa?”

“Aku berjanji mulai sekarang aku akan berlatih dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Aku tidak akan merasa terpaksa dan melakukannya tanpa membawa beban apapun, Aku sudah sadar bahwa itulah yang seharusnya Aku lakukan bukan seperti apa yang Aku katakan kemarin. Tapi senpai, bolehkan aku meminta sesuatu?”

“Apa lagi itu?”

Lagi-lagi Shinobu mencubit lengan baju Giyuu, padangannya pun di alihkan ke arah lain. Secara tidak langsung ia menunjukkan sifatnya yang berbeda dari biasanya di tunjukkan kepada orang lain, ia terlihat seperti gadis Tsundere.

“Kumohon tetaplah menjadi parter Ku di klub. Aku—Aku hanya merasa kurang cocok dengan partner Ku yang baru.”

“Apa kau merindukan heh? Aku baru beberapa hari tidak menjadi partner mu.”

Shinobu menggeleng keras, apa-apaan itu? Siapa yang merindukannya? Giyuu benar-benar manusia dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi sekali.

“Bukan begitu!”

Giyuu menatap lurus ke depan, “Apa sensei berisik itu yang mengatakannya kepadamu?”

Shinobu sudah menduganya dari awal bahwa Giyuu pasti tau alasan kenapa dirinya minta maaf. Tetapi Ia memang benar-benar ingin meminta maaf, Ia ingin meminta maaf dengan sangat tulus kepada Giyuu.

“Ekspresimu sudah mengatakannya. Kalau karena kasihan padaku lebih baik Kau tidak usah meminta maaf.”

“Tidak! Kan sudah Ku bilang kalau aku benar-benar sadar bahwa aku salah, aku bersungguh-sungguh tau. Berhenti menghindariku dan maafkan aku!”

Suara Shinobu cukup lantang, Giyuu yang mendengar juga sedikit terkejut. Padahal ia cuma memancingnya sedikit tetapi Shinobu malah meninggikan suaranya.

“Ya sudahlah jika Kau inginnya begitu.”

Shinobu menyerahkan kantung plastik yang di bawanya kepada Giyuu namun Ia hanya melirik tanpa mengambilnya. Ini terasa deja vu sekali baginya.

“Ambil lah senpai, Aku tahu Kau belum makan dan Aku juga tahu kau bolos.”

Giyuu mengangguk, “Yah Aku akan memakan itu nanti, sekarang mendekatlah sini.”

Shinobu tak menolak, Ia langsung duduk mendekat kepada Giyuu. Giyuu menatapnya dengan tatapan datar seperti biasanya, lalu pemuda itu malah berbaring di pangkuan Shinobu yang membuat Shinobu semakin terkejut.

“Apa yang kau lakukan senpai?!”

“Diamlah Kochou, Aku akan memaafkanmu jika Kau diam untuk sebentar. Aku benar-benar mengantuk dan juga lelah, kepala Ku akan sakit jika Aku berbaring di lantai.”

Shinobu tidak melakukan pergerakan untuk menolak sama sekali, walaupun sebenarnya dalam hati Ia menolak ini tapi pada akhirnya ia hanya diam saja dan membiarkan Giyuu terbaring dan menutup matanya.

Perasaan tidak asing dan Deja Vu  menyelimutinya dalam keadaan ini, cuaca yang cerah terasa teduh dan damai. Menghilangkan perasaan gelisah yang ada dan juga memberikan ketenangan hati. Shinobu tidak tau situasi macam apa ini yang jelas Ia menyukai ini.

Sejenak Ia ingin menutup matanya, dan di saat menutup matanya Ia kembali mendapat gambaran yang biasa di rasakannya dalam mimpi yang akhir-akhir ini menghantui dirinya. Ia berdiri di bawah tanaman Wisteria yang menjuntai, Ia menatap lurus ke arah sosok yang ada di depannya, betapa terkejutnya Shinobu saat Ia mendapati sosok wanita yang mirip sekali dengan dirinya duduk di sebuah teras rumah tradisional yang di halamannya terdapat kumpulan tanaman bunga Wisteria ini.

Tepat di pangkuannya terdapat sosok pria yang tengah tertidur dengan tenang, wajahnya tampak buram. Sedangkan si wanita tengah menatap pria itu sambil tersenyum, senyumannya tampak anggun dan juga cantik. Sampai-sampai Shinobu sendiri terperangah di buatnya.

Saat ia mencoba mendekat, secara tiba-tiba ia malah terjatuh ke dalam sebuah lubang hitam yang sangat dalam dan membuatnya kembali sadar dari mimpi singkatnya itu. Ia terlihat sedikit tersentak, sampai-sampai Giyuu ikut terbangun. Nafas Shinobu tampak tersengal-sengal seperti habis berlari.

“Kochou! Ada apa?”

Shinobu menatap Giyuu intens, sehingga Giyuu menampilkan wajah gelisah dan khawatir. Pemuda ini, ia memiliki perasaan Deja Vu terhadapnya... Tomioka Giyuu, siapa Dia ini?

“Tomioka Senpai... Sebenarnya siapa Kau ini?”

To be Continued...

Haiii gomen karena aku selalu lambat update:")
Ternyata nulis ini tuh ga gampang meskipun aku sudah buat alurnya:"

Arigatou buat kalian yang masih sabaar banget nungguin aku update 💜💜😭

Continue Reading

You'll Also Like

2M 84.9K 100
Indonesia : Disclamer : Semua Komik Ini Bukan Buatan Saya, Melainkan Komik Buatan Para Fans BoruSara (Yang Saya Tidak Tahu, Siapa Pemiliknya), Yang S...
17.2K 1.6K 17
[TAHAP REVISI] Konoha High School atau biasa disebut dengan KHS adalah sekolah menengah atas ternama di Jepang, anak-anak yang bersekolah disana adal...
72.4K 6.6K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...