Chapter 20: After Rain

849 103 15
                                    

"Kau selalu memenangkan apapun atas diriku, terutama hatiku."

***

Giyuu menatap lurus ke arah papan tulis. Iya, dia hanya menatap tanpa memperhatikannya. Yang dia harapkan saat ini adalah bel pulang bunyi dengan segera.

Kabar ditusuknya Shinobu sudah menjadi topik hangat, baik di sekolah maupun di kalangan masyarakat. Mereka sangat bersimpati dengan kabar tersebut. Seorang atlet yang baru saja kembali setelah sekian lama harus absen di hari pertama dia bangkit.

Baik meja belajar sampai loker gadis itu berisikan hadiah dan surat ucapan dan doa untuk Shinobu. Mereka tidak memberikannya kepada Giyuu untuk dititipkan, karena mereka tau bahwa Giyuu pasti saat ini juga merasa sedih, mereka ingin menghormatinya. Biarlah Shinobu mengambil dan membacanya pada saat dia sembuh dan kembali masuk ke sekolah.

Bukan cuma itu, mereka juga menuntut sekolah untuk meminta keadilan bagi gadis itu. Sekolah tentu memihak Shinobu, tetapi semua harus kembali padanya lagi.

Yah, apapun itu mereka berharap semua yang terbaik untuknya.

Bel pulang akhirnya berbunyi. Giyuu dengan segera membereskan barangnya dan berjalan keluar kelas.

Sepanjang berjalan. Giyuu bisa merasakan tatapan orang-orang tertuju pada dirinya, pasalnya selain berita mengejutkan tersebut, wajah pemuda itu benar-benar terlihat suram. Percaya atau tidak, dia hanya berkata beberapa patah kata saja hari ini.

Dengan ini bisa di deskripsiskan bagaimana keadaan Giyuu saat ini.

"Tomioka Senpai!"

Giyuu membalikkan badannya. Kanroji yang memanggilnya.

Gadis itu menghampirinya dengan tergesa-gesa sampai sang pacar kewalahan mengejarnya.

"Aku harap aku tidak menyinggungmu. Aku hanya ingin tahu kabar Shinobu."

Giyuu bisa melihat kecemasan yang sama dalam diri Kanroji. Mengingat dia satu-satunya teman dekat Shinobu, membuat Giyuu bersyukur bahwa gadis itu masih memiliki teman baik di dalam hidupnya.

"Dia tidak apa-apa sekarang, hanya saja dia belum sadar."

Mendengarnya gadis di hadapannya ini malah ingin menangis, "Tolong sampaikan maafku padanya, aku belum bisa menjenguknya. Aku sangat ingin menjenguknya, tapi aku takut kalau aku hanya akan menangis disana melihatnya dalam keadaan tidak baik-baik saja."

Giyu mendesah, "Akan aku sampaikan. Kalau begitu aku permisi."

Kaki jenjangnya melangkah lebar meninggalkan wilayah sekolah. Sore ini langit tampak begitu cerah, Giyuu harap ini merupakan sebuah pertanda baik.

Ia berhenti di lintas penyeberangan yang sedang menunjukkan lampu merah untuk pejalan kaki.

Ia melirik kesana kemari dengan tatapan bosan, tapi kemudian matanya terpaku pada toko bunga yang hanya berada beberapa langkah darinya.

Tanpa pikirn panjang, dia berbalik dan masuk ke toko tersebut. Pegawai toko menyambutnya dengan sambutan yang ramah.

"Tolong berikan aku buket bunga matahari."

"Baik, mohon tunggu sebentar."

Pegawai wanita itu segera bergerak untuk membuat rangkaian buket bunga matahari sesuai keinginan Giyuu. Tak butuh waktu lama, buket cantik itu jadi.

Setelah membayar dia langsung berlari keluar sebelum lampu penyeberangan kembali berwarna merah.

Saat sampai disana, Giyuu dibuat mengomel dalam hati melihat wartawan yang masih saja ramai menunggu informasi.

Butterfly Effect | Giyuu X Shinobu [END]Where stories live. Discover now